Prev Desember 2015 Next
Ming Sen Sel Rab Kam Jum Sab
29 30 01 02 03 04 05
06 07 08 09 10 11 12
13 14 15 16 17 18 19
20 21 22 23 24 25 26
27 28 29 30 31 01 02
03 04 05 06 07 08 09
Berita Kurs Dollar pada hari Kamis, 17 Desember 2015
Kasus Papa Minta Saham Turut Andil Bikin Rupiah Terpuruk
Kegaduhan kasus `Papa Minta Saham Freeport` turut memberi sentimen negatif terhadap pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) secara tidak langsung. Kurs rupiah dalam beberapa hari terakhir ini terperosok dalam hingga ke level 14.000 per dolar AS.  
Source: liputan6.com
BI Rate Diprediksi Turun Usai Suku Bunga Acuan AS Naik

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) dijadwalkan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan pada Kamis (17/12/2015) ini. Rapat digelar antara lain membahas kondisi perkembangan terkini perekonomian nasional.

Pembahasan RDG nampaknya bakal sedikit ketat, seiring keputusan Bank Sentral Amerika (The Fed) yang menaikan suku bunga acuannya di level 0,25 persen - 0,5 persen.

Seiring keputusan The Fed tersebut, BI diprediksi akan menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) seperti permintaan banyak pihak.‎

‎"Saya harapkan akan diturunkan, karena The Fed sudah naikan bunga," kata Kepala Ekonom Bahana TCW Investment Management Budi Hikmat‎ saat berbincang dengan Liputan6.com.

Menurut Budi, kesempatan menurunkan suku bunga ini sudah menjadi keharusan mengingat angka inflasi yang sampai saat ini dinilai cukup rendah. Ini tidak lepas dari peran BI melalui Tim Penanggulangan Inflasi Daerah (TPID) yang terus berkomunikasi dengan pemerintah.

Baca Juga

  • Bank Sentral AS Putuskan Kenaikan Suku Bunga Acuan
  • Pelaku Pasar Telah Antisipasi Rencana Kenaikan Suku Bunga The Fed
  • Suku Bunga AS Batal Naik, Bakal Coreng Kredibilitas The Fed

Source: liputan6.com
Suku Bunga The Fed Naik, Rupiah Betah di 14.000 per Dolar AS

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) usai bank sentral AS menaikkan suku bunga acuan untuk pertama kali dalam hampir satu dekade. Akan tetapi, penguatan rupiah itu tipis lantaran investor juga menunggu keputusan Bank Indonesia (BI) soal BI Rate.

Mengutip data Bloomberg, Kamis (17/12/2015), rupiah dibuka menguat tipis enam poin atau 0,04 persen ke level 14.064 per dolar AS dari penutupan perdagangangan Rabu 16 Desember 2015 di kisaran 14.070 per dolar AS. Dolar AS sempat melemah terhadap rupiah ke level 14.019 pada Kamis pagi. Hingga Kamis siang ini, rupiah bergerak di kisaran 13.999-14.064 per dolar AS.

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah juga menguat terhadap dolar AS. Rupiah menguat 22 poin ke level 14.028 per dolar AS dari posisi 16 Dessember 2015 di 14.050 per dolar AS.

Baca Juga

  • Bank Sentral AS Putuskan Kenaikan Suku Bunga Acuan
  • Pelaku Pasar Telah Antisipasi Rencana Kenaikan Suku Bunga The Fed
  • Suku Bunga AS Batal Naik, Bakal Coreng Kredibilitas The Fed

Source: liputan6.com
Jokowi Sebut Kenaikan Suku Bunga The Fed Beri Kepastian

Liputan6.com, Jakarta - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyambut baik langkah bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve/the Fed menaikkan suku bunga acuannya menjadi 0,25 - 0,50 persen.

Jokowi menuturkan, kenaikan suku bunga oleh the Fed ini menimbulkan kepastian bagi para pelaku pasar keuangan dan investor. Dengan begitu, ini akan membantu kepastian kebijakan ekonomi pemerintah Indonesia ke depan.

"Bagus itu (bunga naik), berarti sekarang sudah ada kepastian," tegas Jokowi di Hotel Pullman, Jakarta, Kamis (17/12/2015).

Baca Juga

  • Pelaku Pasar Telah Antisipasi Rencana Kenaikan Suku Bunga The Fed
  • Bank Sentral AS Putuskan Kenaikan Suku Bunga Acuan
  • The Fed Bakal Dongkrak Suku Bunga, Ini Dampak ke IHSG

Source: liputan6.com
Jokowi Sebut Suku Bunga The Fed Naik Beri Kepastian

Liputan6.com, Jakarta - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyambut baik langkah bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve/the Fed menaikkan suku bunga acuannya menjadi 0,25 persen-0,50 persen.

Jokowi menuturkan, kenaikan suku bunga oleh the Fed ini menimbulkan kepastian bagi para pelaku pasar keuangan dan investor. Dengan begitu akan membantu kepastian kebijakan ekonomi pemerintah Indonesia ke depannya.

"Bagus itu (bunga naik), berarti sekarang sudah ada kepastian," tegas Jokowi di Hotel Pullman, Jakarta, Kamis (17/12/2015).

Baca Juga

  • Pelaku Pasar Telah Antisipasi Rencana Kenaikan Suku Bunga The Fed
  • Bank Sentral AS Putuskan Kenaikan Suku Bunga Acuan
  • The Fed Bakal Dongkrak Suku Bunga, Ini Dampak ke IHSG

Source: liputan6.com
Bos BRI Berharap Keputusan BI Soal Bunga Acuan Tepat

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan pada Kamis (17/12/2015) ini. Dalam rapat tersebut, RDG BI akan menetapkan suku bunga acuan (BI Rate) dengan mempertimbangkan perkembangan terkini perekonomian nasional dan juga dampak perekonomian global ke Indonesia. 

Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), Asmawi Syam mengatakan, dirinya belum bisa memperkirakan apakah dalam rapat kali ini BI akan mengubah BI Rate memgingat pada dini hari tadi Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed memutuskan untuk menaikkan suku bunga. 

Namun, Asmawi menginginkan agar keputusan yang diambil BI tepat. "Kami sih bagaimana BI. Mereka pasti melakukan kajian-kajian bagaimana kondisi likuiditas, pemerintah bagaimana, dalam 2016 infrastruktur kita mau seperti apa, kemudian bagaimana persiapan kita dengan pasar global dan sebagainya," ujarnya di Jakarta, Kamis (17/12/2015).

Baca Juga

  • BI Rate Diprediksi Turun Usai Suku Bunga Acuan AS Naik

  • Pengusaha Tak Khawatir Rencana Kenaikan Suku Bunga The Fed

  • Pengusaha Minta Bank Turunkan Bunga Kredit


Source: liputan6.com
Bank Mandiri Jadi Bank Penyalur Dana APBN 2016

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Mandiri Tbk telah menyiapkan layanan perbankan untuk menyalurkan dana APBN 2016 kepada satuan kerja (satker), melalui Sistem Perbendaharaan Anggaran Negara (SPAN). Layanan tersebut diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan kecepatan penyaluran dana APBN untuk membiayai belanja pemerintah.

Penandatanganan perjanjian kerjasama ini dilakukan oleh Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin dan Dirjen Perbendaharaan Kementerian Keuangan Marwanto Harjowiryono serta disaksikan Deputi Gubernur BI Hendar di Kementerian Keuangan Jakarta, Kamis (17/12).

Baca Juga

  • Kemenkeu Gandeng 4 Bank BUMN Salurkan Dana APBN

  • Takut Tak Bisa Bayar Gaji PNS, Pemerintah Revisi APBN 2016

  • Menkeu Bantah PMN BUMN Dihapus dari APBN 2016


Source: liputan6.com
Tanggapi The Fed, Bank Indonesia Pertahankan BI Rate di 7,5%

Liputan6.com, Jakarta - Menanggapi kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) yang menaikkan Fed Fund Fate sebesar 0,25 persen hingga 0,50 persen, Bank Indonesia (BI) memilih untuk tetap menahan suku bunga acuan (BI Rate) di level 7,50 persen. Dengan keputusan tersebut BI telah mempertahankan suku bunga di level yang sama selama 11 bulan berturut-turut.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Tirta Segara menjelaskan, dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 7,50 persen, dengan suku bunga Deposit Facility 5,50 persen dan Lending Facility pada level 8,00 persen.

"BI akan mencermati pasar keuangan global pasca Fed fund rate dan kondisi domestik ke depan. BI akan berkoodinasi dengan pemerintah dalam rangka penguatan stimulus struktural," jelasnya di gedung BI, Jakarta, Kamis (17/12/2015).

BI terus mempertahankan suku bunga acuan di level yang sama selama 11 bulan berturut-turut. Pada RDG yang berlangsung pada 17 Februari 2015 lalu, BI memutuskan untuk menurunkan BI Rate dari 7,75 persen ke 7,5 persen. Sejak saat itu BI Rate tak berubah hingga saat ini.

Baca Juga

  • Bos BRI Berharap Keputusan BI Soal Bunga Acuan Tepat

  • BI Rate Diprediksi Turun Usai Suku Bunga Acuan AS Naik

  • Pengusaha Minta Bank Turunkan Bunga Kredit


Source: liputan6.com
BI Buka Opsi Turunkan Suku Bunga Acuan pada Tahun Depan

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menyatakan akan membuka peluang untuk melakukan pelonggaran kebijakan moneter pada tahun depan setelah melihat hasil keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) hari ini.

Direktur Eksekutif Depertemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Juda Agung mengatakan, keputusan untuk melakukan pelonggaran kebijakan moneter akan dilakukan setelah melihat evaluasi dari keputusan The Fed yang menaikan tingkau suku bunganya (Fed fund rate) sebesar 0,25 persen sehingga berada pada kisaran 0,25 persen-0,5 persen.

"Di 2016, kami tetap melihat plot dari FOMC. Perkembangan itu akan menjadi pertimbangan kami dan yang meyakinkan kami bahwa ruang bagi pelonggaran moneter makin terbuka, baik domestik maupun global," ujarnya di Jakarta, Kamis (17/12/2015).

Baca Juga

  • Tanggapi The Fed, Bank Indonesia Pertahankan BI Rate di 7,5%

  • Pengusaha Minta Bank Turunkan Bunga Kredit

  • Ini Alasan BI Belum Turunkan Suku Bunga Acuan


Source: liputan6.com