Prev Desember 2015 Next
Ming Sen Sel Rab Kam Jum Sab
29 30 01 02 03 04 05
06 07 08 09 10 11 12
13 14 15 16 17 18 19
20 21 22 23 24 25 26
27 28 29 30 31 01 02
03 04 05 06 07 08 09
Berita Kurs Dollar pada hari Selasa, 01 Desember 2015
Inflasi Bayangi IHSG, Cermati Tujuh Saham Pilihan

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan melanjutkan tekanan pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Sejumlah rilis data ekonomi akan mempengaruhi laju IHSG.

"IHSG masih berpotensi turun pada Selasa pekan ini. Pelaku pasar cenderung berjaga-jaga mengantisipasi situasi ekonomi baik dalam negeri dan luar negeri," ujar Analis PT First Asia Capital David Sutyanto saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (1/12/2015).

David mengatakan, investor asing keluar dari bursa saham Indonesia ditambah nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) telah mempengaruhi IHSG di awal pekan ini. Sentimen itu dinilai masih akan pengaruhi laju IHSG. "IHSG akan bergerak di kisaran 4.350-4.500," ujar David.

Sedangkan Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya memprediksi, IHSG akan menguat ditopang dari data makro ekonomi dalam negeri yang stabil di awal bulan ini. IHSG akan bergerak di kisaran 4.442-4.590 pada Selasa pekan ini.

Baca Juga

  • Awal Pekan, Posisi Rupiah Melemah ke Level 13.840 per Dolar AS
  • Investor Asing Lepas Saham, IHSG Merosot 114 Poin
  • Ikuti Jejak Bursa Asia, IHSG Melemah 33 Poin

Source: liputan6.com
Produksi OPEC Meningkat Tekan Harga Minyak

Liputan6.com, New York - Harga minyak cenderung melemah di awal pekan ini setelah survei negara produsen minyak (OPEC) menunjukkan kalau produksi tinggi pada November ditambah dolar Amerika Serikat (AS) cenderung menguat.

Pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), harga minyak jenis Brent berjangka turun 25 sen atau 0,6 persen menjadi US$ 44,61 per barel. Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) susut 6 sen menjadi US$ 41,65.

Kedua harga minyak dunia ini melemah sekitar 10 persen pada November 2015 seiring pasokan global masih tinggi sehingga menunjukkan tanda kenaikan harga minyak kecil.

"Kami merasa satu-satunya harapan untuk kenaikan harga minyak berasal dari pasokan akhir tahun yang akan buat harga minyak mentah acuan AS menarik," ujar Analis Tyche Capital Advisors, Tariq Zahir seperti dikutip dari laman Reuters, Selasa (1/12/2015).

Baca Juga

  • Dolar AS Jadi Ancaman Terbesar Ekonomi Global Tahun Depan
  • Produksi Turun, Harga Minyak Ikut Tergelincir
  • Penguatan Dolar AS Turunkan Harga Minyak

Source: liputan6.com
Warga Rem Belanja Jelang Natal, Inflasi Diprediksi Rendah

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat memperkirakan Indonesia akan mencetak inflasi sekitar 0,2 persen pada November 2015. Prediksi tersebut mempertimbangkan faktor musiman atau peningkatan permintaan menjelang akhir tahun, terutama menyambut Natal dan Tahun Baru.

Pengamat Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM), Tony Prasetyantono saat berbincang dengan Liputan6.com mem‎proyeksikan akan terjadi inflasi 0,2 persen pada bulan kesebelas ini atau berbanding terbalik dengan realisasi pada Oktober 2015 yang mencatat deflasi 0,08 persen.

"Terjadi inflasi yang lebih rendah karena kita masih agak trauma dengan penguatan dolar Amerika Serikat (AS), sehingga ada kecenderungan menahan belanja. Kalau rupiah mulai stabil 13.500-13.600 per dolar AS, orang mulai berani belanja," ujar dia di Jakarta, Selasa (1/12/2015).

Tony menjelaskan, ‎masyarakat merasa tidak nyaman dengan fenomena super dolar AS yang terlampau cepat. Akibatnya, masyarakat cenderung lebih senang menyimpan dananya di perbankan, sehingga Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat.

Baca Juga

  • BI Prediksi Inflasi November Lebih Tinggi
  • BI Perkirakan Inflasi 2015 di Bawah 3,6%
  • BPS: Pencabutan Subsidi Listrik Bakal Dorong Inflasi

Source: liputan6.com
Angka Inflasi Membaik, Rupiah Menguat ke 13.808 per Dolar AS

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Selasa pekan ini. Pengiuatan rupiah tak terlalu besar karena masih ada tekanan dari faktor eksternal.

Mengutip data Bloomberg, Selasa (1/12/2015), rupiah berada di level 13.802 per dolar ASpada pukul 12.40 WIB. Level tersebut mengalami penguatan jika dibandingkan pembukaan yang ada di level 13.843 per dolar AS maupun penutupan sehari sebelumnya yang ada di level 13.847 per dolar AS.

Dari pagi hingga siang hari ini, rupiah berada di kisaran 13.777 per dolar AS hingga 13.855 per dolar AS. Dari awal tahun, rupiah telah melemah 11,41 persen.

Baca Juga

  • Awal Pekan, Posisi Rupiah Melemah ke Level 13.840 per Dolar AS

  • Posisi Rupiah Berada di Kisaran 13.753 per Dolar AS

  • Lepas dari Ketidakpastian The Fed, Rupiah Diramal Perkasa di 2016


Source: liputan6.com