Prev November 2015 Next
Ming Sen Sel Rab Kam Jum Sab
01 02 03 04 05 06 07
08 09 10 11 12 13 14
15 16 17 18 19 20 21
22 23 24 25 26 27 28
29 30 01 02 03 04 05
06 07 08 09 10 11 12
Berita Kurs Dollar pada hari Rabu, 18 November 2015
IHSG Berpotensi Lanjutkan Kenaikan, Simak Enam Saham Ini

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan melanjutkan penguatan pada perdagangan Rabu pekan ini. Hal itu seiring sentimen positif dari rilis data makro ekonomi.

Kepala Riset PT Universal Broker Securities, Satrio Utomo menuturkan IHSG berpotensi menguat dalam jangka menengah. Hal itu didukung data makro ekonomi cukup positif dengan neraca perdagangan surplus US$ 1,01 miliar pada Oktober 2015. Bank Indonesia (BI) tetap mempertahankan suku bunga acuan/BI Rate juga dinilai menjadi katalis yang mempengaruhi laju IHSG.

"IHSG akan bergerak di kisaran support 4.470 dan resistance di 4.550-4.575 pada perdagangan saham Rabu pekan ini," ujar Satrio saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (18/11/2015).

Terkait rupiah, Satrio memperkirakan, nilai tukar rupiah masih tertekan hingga akhir tahun 2015. Hal itu lantaran rencana kenaikan suku bunga bank sentral AS masih membayangi laju nilai tukar rupiah.

Baca Juga

  • Sentimen Positif Dalam Negeri Dorong IHSG Naik 58,76 Poin
  • 10 Bulan, BI Tahan Suku Bunga Acuan di 7,5%

Source: liputan6.com
Menguji Ketahanan Unilever Saat Ekonomi Melambat

Liputan6.com, Jakarta - Perlambatan ekonomi seiring daya beli masyarakat melemah cukup mempengaruhi sektor barang konsumsi. Katalis tersebut memberikan tekanan terhadap kinerja PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).

PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) membukukan pertumbuhan laba naik tipis hingga September 2015. Laba bersih perseroan naik 3,31 persen menjadi Rp 4,18 triliun hingga kuartal III 2015 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 4,04 triliun. Penjualan naik 5,58 persen menjadi Rp 27,54 triliun hingga September 2015.

Analis PT Samuel Sekuritas Andy Ferdinand menuturkan, kinerja PT Unilever Indonesia Tbk itu dipicu kenaikan harga jual produk sekitar dua persen pada sembilan bulan pertama 2015. Akhir tahun lalu, perseroan menaikkan harga jual produk sekitar empat hingga lima persen.

Kenaikan harga jual itu dilakukan seiring depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Hal itu mengingat 55 persen dari beban pokok penjualan memiliki eksposur terhadap mata uang asing. Secara year to date, rupiah susut 10,96 persen terhadap dolar AS. Rupiah ditutup naik tipis ke level 13.746 per dolar pada Selasa 17 November 2015.

"Di industri, seiring adanya tekanan pada daya beli, konsumen secara umum cenderung mengurangi pembelian jumlah barang dan atau beralih ke barang lebih murah," ujar Andy, seperti dikutip dari risetnya, yang ditulis Rabu (18/11/2015).

Baca Juga

  • Beban Naik, Laba Bersih Unilever Naik Tipis Jadi Rp 4,1 Triliun
  • Unilever Resmikan Pabrik Kecap dan Bumbu di Cikarang
  • Ekonomi Melambat, Daya Beli Masyarakat Perlu Dijaga

Source: liputan6.com
BI Tak Turunkan Suku Bunga, Rupiah Melemah ke 13.775 per dolar AS

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu pekan ini. Pelemahan rupiah terjadi karena faktor eksternal dan internal. 

Mengutip Bloomberg, Rabu (18/11/2015), rupiah diperdagangkan di level 13.775 per dolar AS pada pukul 11.35 WIB. level tersebut melemah jika dibandingkan dengan pembukaan yang ada di angka 13.746 per dolar AS maupun dibandingkan dengan penutupan sehari sebelumnya yang juga ada di level 13.746 per dolar AS.

Baca Juga

  • Kebijakan Suku Bunga The Fed Bayangi Rupiah

  • Kena Imbas Global, Rupiah Ditutup Melemah ke 13.749 per Dolar AS


Source: liputan6.com
Harga Emas Sentuh Level Terendah Sejak 2010

Liputan6.com, Beijing - Harga emas melemah di perdagangan Asia pada Rabu pekan ini. Hal itu seiring dolar Amerika Serikat (AS) menguat dan investor bersiap untuk menghadapi kenaikan suku bunga bank sentral AS.

Di pasar spot, harga emas turun 0,20 persen ke level US$ 1.068,6 per ounce pada Rabu siang ini. Sebelumnya harga emas sempat sentuh level US$ 1.064,95 terendah sejak Februari 2010. Sedangkan harga emas berjangka Amerika Serikat untuk pengiriman Desember turun 0,12 persen ke level US$ 1.067,3.

Ada sejumlah faktor mempengaruhi harga emas. Harga konsumen Amerika Serikat (AS) meningkat sekitar 0,2 persen pada Oktober. Selain itu, dolar AS mendekati level tertinggi dalam tujuh bulan terhadap sejumlah mata uang termasuk Euro. Mata uang euro merosot seiring harapan bank sentral Eropa akan melakukan pelonggaran moneter pada Desember.

Baca Juga

  • Ini Ramalan Harga Emas dari Sejumlah Bank di Dunia
  • Pasar Saham Membaik Picu Harga Emas Tergelincir

Source: liputan6.com
Rupiah Tertekan Seret IHSG Melemah Tipis

Liputan6.com, Jakarta - Laju[ Indeks Harga Saham Gabungan](Aksi Beli Asing Dorong IHSG Menguat ke Level 4.515,68 "") (IHSG) bergerak mendatar dengan kecenderungan melemah pada perdagangan saham Rabu pekan ini. Hal itu dipicu nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Pada penutupan perdagangan saham, Rabu (18/11/2015), IHSG melemah tipis 3,03 poin atau 0,07 persen ke level 4.497,91. Indeks saham LQ45 naik 0,31 persen ke level 773,36. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.

Ada sebanyak 152 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sedangkan 98 saham menghijau sehingga menahan IHSG turun lebih dalam. 88 saham lainnya diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham masih belum ramai hingga kini. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 188.105 kali dengan volume perdagangan 3,37 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 4,25 triliun.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham melemah kecuali sektor saham tambang naik 0,08 persen, sektor saham industri dasar menguat 1,23 persen, sektor saham aneka industri menanjak 0,47 persen, dan sektor saham infrastruktur naik 1,54 persen, dan memimpin penguatan sektor saham.

Sedangkan sektor saham konstruksi dan perkebunan susut 0,70 persen, ditambah sektor saham perdagangan melemah 0,89 persen.

Baca Juga

  • Aksi Beli Asing Dorong IHSG Menguat ke Level 4.515,68
  • Karyawan Asing di Indonesia Harus Digaji dengan Rupiah

Source: liputan6.com
Rupiah Ditutup Melemah ke Level 13.819 per Dolar AS

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Rabu pekan ini. Hal itu dipicu dari sentimen eksternal terutama data-data ekonomi AS membaik membuat spekulasi soal kenaikan suku bunga bank sentral AS pada Desember.

Mengutip data Bloomberg, Rabu (18/11/2015), rupiah melemah 73 poin menjadi 13.819 per dolar AS dari penutupan perdagangan Selasa 17 November 2015 di kisaran 13.746 per dolar AS.Rupiah sempat sentuh level 13.823 per dolar AS pada hari ini. Nilai tukar rupiah cenderung bergerak di kisaran 13.728-13.827 per dolar AS.

Berdasarkan kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah diperdagangkan di level 13.763 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan sehari sebelumnya yang ada di level 13.711 per dolar AS.

Analis PT Bank Woori Saudara Tbk, Rully Nova mengatakan data ekonomi terbaru AS seperti data inflasi 0,2 persen pada Oktober 2015 mempengaruhi spekulasi kenaikan suku bunga bank sentral AS pada Desember 2015.

Baca Juga

  • BI Tak Turunkan Suku Bunga, Rupiah Melemah ke 13.775 per dolar AS
  • Tingkatkan Penyaluran Kredit, BI Longgarkan Kebijakan
  • Karyawan Asing di Indonesia Harus Digaji dengan Rupiah

Source: liputan6.com