Prev September 2015 Next
Ming Sen Sel Rab Kam Jum Sab
30 31 01 02 03 04 05
06 07 08 09 10 11 12
13 14 15 16 17 18 19
20 21 22 23 24 25 26
27 28 29 30 01 02 03
04 05 06 07 08 09 10
Berita Kurs Dollar pada hari Jumat, 25 September 2015
Laju IHSG Berpeluang Variasi, Amati Lima Saham Pilihan

Liputan6.com, Jakarta - Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih akan membayangi laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir pekan ini. IHSG diperkirakan ada potensi menguat.

Analis PT First Asia Capital, David Sutyanto menuturkan IHSG berpotensi bergerak di kisaran 4.200-4.300 menyambut akhir pekan. Pergerakan IHSG itu tergantung dari kondisi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan bursa saham global.

David menilai, Bank Indonesia (BI) akan masih melakukan intervensi agar gerak rupiah stabil menjelang akhir pekan ini. Berdasarkan kurs tengah BI pada 23 September 2015, rupiah berada di level 14.623 per dolar AS dari posisi 22 September 2015 di kisaran 14.486 per dolar AS.

Sementara itu, Analis PT HD Capital Tbk Yuganur Widjanarko mengatakan aksi akumulasi saham oleh pelaku pasar menahan upaya jual akibat pelemahan rupiah dan regional. Hal itu masih terlihat untuk gerak IHSG sehingga mencoba tes level resistance atas di 4.350 dan 4.400.

"Rekomendasi akumulasi untuk kenaikan IHSG berikutnya. IHSG akan berada di level support 4.235-4.110-4.035 dan resistance 4.350-4.400-4.514-4.655," jelas Yuganur.

Rekomendasi Saham

Yuganur memilih sejumlah saham yang dapat diperhatikan pelaku pasar pada akhir pekan ini. Saham-saham itu antara lain PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), dan PT United Tractors Tbk (UNTR).

Sedangkan David memilih saham-saham berkapitalisasi besar untuk dicermati pelaku pasar seperti saham PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR). "Saham-saham berkapitalisasi besar berpotensi menguat," kata David saat dihubungi Liputan6.com.

Rekomendasi Teknikal

Yuganur memilih saham PT Bank Mandiri Tbk untuk dicermati pelaku pasar. Ia menilai koreksi minor untuk pola perbaikan saham PT Bank Mandiri dapat dijadikan kesempatan akumulasi untuk antisipasi menguat ke level berikutnya.

Ia merekomendasikan masuk saham PT Bank Mandiri Tbk di level pertama Rp 8.025, level kedua Rp 7.950, dan cut loss point Rp 7.850. "Rekomendasi beli dengan trading target Rp 8.525," kata Yuganur. (Ahm/Igw)


Source: liputan6.com
Diprediksi Tertekan, Gerak Rupiah Bayangi IHSG

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bervariasi pada perdagangan saham Jumat pekan ini. Sejumlah sentimen global terutama rilis data Jepang dan rupiah akan pengaruhi laju IHSG.

Kepala Riset PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada menuturkan laju IHSG berada di bawah area target support 4.348-4.385 dan gagal mendekati target resistance 4.368-4.395. Penurutan tajam terjadi pada perdagangan Rabu 23 September dipicu belum adanya sentimen positif. Karena itu, IHSG berpeluang melemah, Reza mengimbau pelaku pasar untuk mencermati sentimen yang ada.

"IHSG akan berada di rentang support 4.230-4.235 dan resistance 4.278-4.310 pada perdagangan saham Jumat pekan ini," tulis Reza dalam ulasannya Jumat (25/9/2015).

Analis PT Investa Saran Mandiri, Hans Kwee mengatakan bank sentral Amerika Serikat (AS) masih memungkinkan untuk menaikkan suku bunga tahun ini. Hal ini akan berpengaruh terhadap nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

"Memang pelemahan nilai tukar, super dolar AS, pidato bank sentral AS Janet Yellen ada  mungkin menaikkan suku bunga," kata dia kepada Liputan6.com.

Dia menuturkan, kondisi itu pun berpengaruh terhadap laporan keuangan kuartal III yang segera dirilis. Diperkirakan laba emiten turut tergerus."Kalau memang dilihat lumayan dalam, kemarin sampai Rp 200. Melihat ini emiten rugi kurs, bahan baku, biarpun ada indikasi pembangunan jalan," jelas Hans.

Dia memprediksi IHSG bergerak pada level 4.200-4.163 dan resistance pada 4.308-4.442.

Dalam riset PT Sinarmas Sekuritas menyebutkan IHSG akan bergerak variasi di kisaran 4.162-4.309 menjelang akhir pekan ini.Sejumlah sentimen yang pengaruhi IHSG antara lain dari Amerika Serikat (AS) akan merilis data klaim pengangguran yang diperkirakan ke 269 ribu dibandingkan sebelumnya di 264 ribu.

Selain itu ada rilis penjualan rumah baru. Pelaku pasar juga menanti pidato dari pimpinan bank sentral Amerika Serikat (AS) Janet Yellen."Jepang juga akan merilis data inflais yang diperkirakan stagnan ke level 0,2 persen Year on Year," tulis riset PT Sinarmas Sekuritas.

Adapun saham-saham yang dapat diperhatikan antara lain saham PT London Sumatra Tbk (LSIP) dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO). Sedangkan saham yang dapat dijual PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF).Sementara itu, Reza memilih saham INCO, PT Timah Tbk (TINS), PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), dan PT Ciputra Surya Tbk (CTRS).


Pada penutupan perdagangan Rabu, 23 September 2015, IHSG  melemah 99,61 poin atau 22,9 persen ke level 4.244,42. (Amd/Ahm)


Source: liputan6.com
Cek Kurs Dolar vs Rupiah di 4 Bank Besar

Liputan6.com, Jakarta - [Nilai tukar rupiah](2325492 ""0 kembali melemah hingga menembus 14.700 per dolar Amerika Serikat pada perdagangan Jumat (25/9/2015), merupakan level terendah dalam 17 tahun terakhir.

Mengutip Bloomberg, jumat (25/9/2015), nilai tukar rupiah berada pada kisaran level 14.684 per dolar AS pada pukul 09.43. Pada awal perdagangan rupiah sempat menyentuh level 14.711, merupakan level terlemah sejak 17 tahun terakhir. Sejak pagi hingga menjelang siang ini, nilai tukar rupiah bergerak pada kisaran 14.684 per dolar AS hingga 14.711 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat, nilai tukar rupiah melemah menjadi 14.690 per dolar AS dari perdagangan Rabu yang berada di level 14.690 per dolar AS.

Berikut ini adalah daftar nilai tukar rupiah terhadap dolar pada Jumat, 25 September 2015, seperti dikutip dalam situs resmi bank:

1. Bank Mandiri

Bank Mandiri mematok kurs beli pada angka Rp 14.550 per dolar AS, sedangkan untuk jual di angka Rp 14.750 per dolar AS.

2. BNI

BNI mematok kurs beli di angka Rp 14.595 per dolar AS, sedangkan untuk kurs jual di angka Rp 14.785 per dolar AS.

3. BCA

BCA mematok kurs yang berbeda-beda. Untuk transaksi di e-rate atau transaksi melalui e-channel memasang kurs jual di Rp 14.690 per dolar AS dan kurs beli di Rp 14.660 per dolar AS.

Untuk transaksi di konter atau kantor cabang dipatok Rp 14.825 per dolar AS untuk jual dan beli Rp 14.525 per dolar AS. Adapun untuk transaksi bank note, BCA mematok Rp 14.825 per dolar AS untuk jual dan Rp 14.525 per dolar untuk beli.

4. Bank Panin

Bank Panin mematok jual di level Rp 14.700 per dolar AS dan Rp 14.650 per dolar AS untuk kurs beli.

Kurs jual adalah harga yang dipatok oleh bank jika nasabah ingin menukar rupiah ke dolar AS. Kurs beli adalah jika nasabah ingin menukar dolar AS ke rupiah.

(Ilh/Ndw)


Source: liputan6.com
Rupiah Lesu, Biaya Operasional Garuda Indonesia Membengkak

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) membuat biaya operasional PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk meningkat. Hal itu mengingat sebagian besar kegiatan operasional PT Garuda Indonesia Tbk dalam dolar AS.

Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk M, Arif Wibowo mengatakan 70 persen kegiatan operasional perseroan menggunakan mata uang dolar AS. Karena itu, pelemahan rupiah sangat dirasakan Garuda Indonesia.

"Yang jelas ongkos naik. Karena dolar AS. Hampir 70 persen kita menggunakan dolar AS," kata Arif, saat ditemui dalam acara GATE 2015 Periode ke-2 di Jakarta Conventon Center (JCC) Senayan, Jumat (25/9/2015).

Arif menuturkan untuk menutupi biaya operasional membengkak, maskapai plat merah tersebut menggenjot penjualan tiketnya."Tapi kami tetap terus meningkatkan jumlah orang yang berpergian," ungkap Arif.

Ia menambahkan, penerbangan domestik yang menggunakan PT Garuda Indonesia Tbk mengalami peningkatan mencapai 12,4 persen hingga semester I 2015 sedangkan internasional mencapai 11,3 persen.

"Jadi total pertumbuhan pendapatannya sekitar 5,6 persen. Tetap tumbuh tapi masih di bawah pertumbuhan trafik," tutur Arif.

Seperti diketahui, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat melemah 18,06 persen dari 12.440 pada 31 Desember 2014 menjadi 14.690 pada Jumat 25 September 2015. (Pew/Ahm)


Source: liputan6.com
Dolar AS Perkasa, Harga Produk Makanan Naik di 2016

Liputan6.com, Jakarta - Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (GAPMMI) menyatakan, level kritis pelemahan nilai tukar rupiah bagi pelaku usaha sebesar 15.000 per dolar Amerika Serikat (AS). Jika anjlok sampai ke level tersebut, pengusaha akan menaikkan harga jual produk makanan dan minuman tahun depan.

Ketua Umum GAPMMI, Adhi S Lukman mengungkapkan, pengusaha di industri makanan dan minuman masih melakukan simulasi ketahanannya terhadap pelemahan kurs rupiah. Namun dia memperkirakan depresiasi tersebut cenderung bertahan lama.

"Toleransinya maksimum pelemahan kurs rupiah 15.000 per dolar AS. Jangan lebih dari itu, mudah-mudahan bisa di bawah itu," harap dia saat ditemui di kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Jakarta, Jumat (25/9/2015).

Apabila dolar AS betul-betul menembus level Rp 15.000, kata Adhi, pengusaha makanan dan minuman terpaksa menaikkan harga jual produk pada tahun depan. Dia meramalkan, kondisi perekonomian di 2016 akan sedikit membaik dan daya beli meningkat, sehingga waktu yang tepat untuk menyesuaikan harga.

"Kalau lebih dari Rp 15.000 per dolar AS, kita akan naikkan harga tahun depan. Tapi tergantung kebijakan masing-masing perusahaan, sedangkan dari asosiasi tidak mengatur itu. Karena situasinya sudah berat sekali," terang dia.

Adhi mengaku, jika terjadi kenaikan harga jual produk makanan dan minuman, paling banter disesuaikan 5-10 persen. "Kalau lebih dari itu akan memukul penjualan karena kondisinya sudah ekstrem buat kita," ujar Adhi.

Adhi menuturkan, dolar AS yang terus merangkak naik sangat memukul industri makanan dan minuman dalam negeri yang sebagian besar masih bergantung pada bahan baku impor. Sebagai contoh, pelaku industri makanan dan minuman mengimpor bahan baku gula 100 persen, bahan baku berbasis terigu 100 persen, 70 persen bahan baku susu serta konsentrat buah dan sayur impor.

"Ini sudah lampu kuning buat kita, jadi kita harus pandai-pandai menyelamatkan industri dan produksi sebab biaya produksi sudah membengkak. Tanpa menaikkan harga jual tahun ini, keuntungan kita sudah tergerus, efisiensi dilakukan supaya tetap bertahan," terang dia. (Fik/Ahm)


Source: liputan6.com
Investor Asing Jual Saham, IHSG Melemah 34 Poin

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah menjelang akhir pekan ini. Hal itu mengikuti laju bursa saham Asia yang juga tertekan.

Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (25/9/2015), IHSG melemah 34,98 poin (0,82 persen) ke level 4.209,43. Indeks saham LQ45 turun 1,2 persen ke level 699,37. Sepuluh sektor saham acuan berada di zona merah pada akhir pekan ini.

Ada sebanyak 162 saham melemah sehingga menyeret IHSG ke zona merah. Sedangkan 110 saham menghijau sehingga menahan pelemahan IHSG. Sementara itu, 71 saham lainnya diam di tempat.IHSG sempat berada di level tertinggi 4.251,22 dan terendah 4.194,13.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 240.498 kali dengan volume perdagangan saham 6,04 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 4,98 triliun.

Secara sektoral sebagian besar sektor saham melemah kecuali sektor saham perkebunan naik 0,26 persen, sektor saham tambang menguat 1,1 persen, sektor saham aneka industri mendaki 0,77 persen, dan sektor saham infrastruktur mendaki 0,08 persen.

Sementara itu, sektor saham keuangan menurun 1,73 persen, sektor saham barang konsumsi melemah 1,43 persen, dan sektor saham perdagangan turun 1,19 persen. Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi jual sekitar Rp 600 miliar.

Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi beli sekitar Rp 500 miliar.Saham-saham yang menguat dan sebagai penggerak indeks saham antara lain saham INCO naik 11,23 persen ke level Rp 2.080 per saham, saham KREN mendaki 6,92 persen ke level Rp 2.085 per saham, dan saham LSIP mendaki 6,06 persen ke level Rp 1.400 per saham.

Sedangkan saham-saham bank cenderung tertekan. Saham BBRI turun 2,84 persen ke level Rp 8.550 per saham, saham BMRI melemah 4,04 persen ke level Rp 7.725 per saham, dan saham BBNI tergelincir 3,97 persen ke level Rp 4.110 per saham.

Kepala Riset PT NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada menuturkan pelaku pasar merespons negatif sentimen yang ada. Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang cenderung tertekan mempengaruhi laju IHSG.

Berdasarkan data RTI, rupiah berada di kisaran 14.868 per dolar AS.Selain itu, pidato pimpinan bank sentral AS Janet Yellen juga menambah sentimen negatif bagi pelaku pasar. "Pidato Yellen hanya mempertegas kebijakan The Fed," ujar Reza.

Meski IHSG melemah, bursa saham Asia cenderung positif. Indeks saham Jepang Nikkei naik 1,76 persen ke level 17.880 dan indeks saham Hong Kong Hang Seng mendaki 0,43 persen ke level 21.186,32. (Ahm/Zul)


Source: liputan6.com