Prev September 2015 Next
Ming Sen Sel Rab Kam Jum Sab
30 31 01 02 03 04 05
06 07 08 09 10 11 12
13 14 15 16 17 18 19
20 21 22 23 24 25 26
27 28 29 30 01 02 03
04 05 06 07 08 09 10
Berita Kurs Dollar pada hari Selasa, 15 September 2015
Jelang Keputusan The Fed, Rupiah Dekati Level 14.400 per Dolar AS

Liputan6.com, Jakarta - Jelang Rapat Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed), nilai tukar rupiah semakin terkapar karena kuatnya ekpektasi kenaikan suku bunga AS.

Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah melemah 0,3 persen ke level 14.378 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pukul 09.40 WIB. Sejak pagi hingga siang, nilai tukar rupiah bergerak pada kisaran 14.333 per dolar AS hingga 14.378 per dolar AS.

Kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat, nilai tukar rupiah kembali terkikis 0,3 persen menjadi 14.371 per dolar AS dari perdagangan sebelumnya yang berada di level 14.322 per dolar AS.

Head of Research and Analysis PT Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan, pelemahan rupiah dikarenakan para pelaku pasar mengantisipasi keputusan suku bunga AS oleh The Fed, yang dijadwalakan akan diumumkan pada pekan ini. "Antisipasi keputusan The Fed, Jumat dini hari di Indonesia akan diputuskan," kata Ariston.

Hal senada juga dikatakan oleh Ekonom PT Bank Danamon Indonesia Tbk, Dian Eka Ayu menuturkan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS karena jelang Federal Open Market Committee meeting (FOMC Meeting) yang dilaksanakan pada 16-17 September 2015. Ada tekanan di pasar mengingat beragamnya pandangan soal waktu kenaikan suku bunga AS.

"Ada pandangan di pasar kalau suku bunga AS akan naik pada September 2015, dan ada juga sentimen kalau kenaikan suku bunga AS akan ditunda hingga nanti Desember 2015. Jadi ini lebih kuat-kuatan mana sentimen yang pengaruh di pasar," ujar Dian saat dihubungi Liputan6.com.

Goldman Sachs memprediksi The Fed akan menunda kenaikan suku bunga hingga Desember 2015. Analis Goldman Sachs David Kostin dalam catatannya menyebutkan kalau kemungkinan sekitar 28 persen bank sentral AS akan menaikkan suku bunga pada September 2015. Di sisi lain, kenaikan suku bunga kemungkinan dilakukan pada Desember.

Rencana kenaikan suku bunga The Fed memang telah nilai tukar rupiah di seluruh dunia. Di ASEAN, rupiah tak melemah sendiri. Bahkan mata uang ringgit Malaysia mengalami pelemahan yang cukup dalam jika dibandingkan dengan rupiah. 

Sementara itu, Ariston memperkirakan nilai tukar rupiah berpotensi menembus level 14.400 per dolar AS hingga 14.420 per dolar AS dengan area support di level 13.330. (Ilh/Gdn)


Source: liputan6.com
Mampukah Rupiah Menguat ke 13.900 per Dolar AS‎ pada 2016?

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) merevisi perkiraan rentang nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di kisaran 13.400-13.900 pada tahun depan. Asumsi ini lebih tinggi dibanding proyeksi sebelumnya yang diperkirakan ada di kisaran 13.400-13.700 per dolar AS.

Demikian disampaikan Gubernur BI, Agus Martowardojo saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara ‎(RAPBN) 2016 bersama Komisi IX DPR.

"Kurs rata-rata kurs di tahun depan, ada di kisaran yang terbaru Rp 13.400-Rp 13.900 per dolar AS. Lebih lebar dari kisaran sebelumnya yang diprediksi Rp 13.400-Rp 13.700 per dolar AS. Tapi ini masih sejalan dengan asumsi pemerintah di RAPBN 2016 sebesar Rp 13.400 per dolar AS," terang dia di Gedung DPR, Selasa (15/9/2015).

Agus menjelaskan, BI merevisi prediksi rentang nilai tukar rupiah tahun depan karena mempertimbangkan kurs terkini dan ketidakpastian pasar uang global.

Diterangkannya, kurs rupiah sepanjang Januari sampai 14 September 2015, terdepresiasi 15,87 persen atau lebih tinggi dibanding tahun lalu. Rata-rata kurs rupiah secara year to date sebesar Rp 13.183 per dolar AS.

"Rata-rata nilai tukar rupiah di tahun ini berkisar 13.100-13.400 per dolar AS. Lebih depresiatif dari perkiraan rentang kurs sebelumnya sebesar 13.100-13.200 per dolar AS. Dipengaruhi karena dinamika eksternal, ketidakpastian normalisasi kebijakan AS dan devaluasi Yuan," paparnya.

Dari sisi internal, sambung Agus, ‎defisit transaksi berjalan masih memberi tekanan pada nilai tukar rupiah. Dari catatannya, defisit transaksi berjalan Indonesia semakin membaik US$ 4,7 miliar atau 2,05 persen pada kuartal II 2015.

"Memang pelemahan kurs rupiah cukup dalam sehingga sudah undervalue atau di bawah nilai fundamental. Tapi BI akan menempuh berbagai kebijakan stabilisasi kurs rupiah dan menjaga maupun mendorong pertumbuhan ekonomi nasional," tegasnya.

‎BI, tambah Agus, akan melakukan langkah menempuh kebijakan moneter secara prudent, dan menerapkan upaya yang akan mendorong stimulus penyaluran kredit sehingga memacu investasi di pihak swasta serta melanjutkan pendalaman pasar keuangan dan lainnya. (Fik/Gdn)


Source: liputan6.com