Prev September 2015 Next
Ming Sen Sel Rab Kam Jum Sab
30 31 01 02 03 04 05
06 07 08 09 10 11 12
13 14 15 16 17 18 19
20 21 22 23 24 25 26
27 28 29 30 01 02 03
04 05 06 07 08 09 10
Berita Kurs Dollar pada hari Selasa, 01 September 2015
Harga Komoditas Naik, Rupiah Menguat Tipis ke 14.061 per Dolar AS

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah masih berkutat di level 14.000 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (1/9/2015). Nilai tukar rupiah diperkirakan akan mampu menguat pada perdagangan hari ini jika data inflasi sesuai dengan perkiraan analis. 

Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah dibuka di level 14.061 per dolar AS. menguat tipis jika dibandingkan dengan penutupan sehari sebelumnya yang berada di level 14.067 per dolar AS. pada perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.056 per dolar AS hingga 14.097 per dolar AS.

Sedangkan data RTI, pada perdagangan hari nii nilai tukar rupiah melemah 0,04 persen ke level 14.089 per dolar AS.

Ekonom PT Samuel Sekuritas, Rangga Cipta menjelaskan, pada secara teknikal, pada perdagangan kemarin rupiah mampu menguat karena pelemahan dolar AS di pasar Asia. Harga-harga komoditas yang naik cukup tinggi pada perdagangan kemarin mampu mengembalikan rupiah ke ke posisi bawah 14.000 per dolar AS.

"Sentimen positif sepertinya mulai kembali setelah sebelumnya terus mengalami tekanan akibat anjloknya saham di AS dan juga China," jelasnya. Sentimen positif tersebut kemungkinan besar akan berlanjut jika data inflasi sesuai dengan konsensus dari para analis. 

Inflasi bulan kedelapan kemarin akan bergerak pada angka 0,65 persen. Inflasi tahunan mengarah 7,5 persen dan inflasi inti diprediksi 4,7 persen.

sedangkan secara fundamental, ekonom BNI Ryan Kiryanto menjelaskan, secara garis besar perekonomian Indonesia masih cukup baik jika dibandingkan dengan negara-negara lain.

Ia mencontohkan misalnya Malaysia. Negara tersebut hampir sama seperti Indonesia yang mengalami tekanan akibat penurunan harga komoditas, pelarian dana asing akibat rencana kenaikan suku bunga The Fed.

"Namun di Malaysia ada konflik politik sehingga membuat ringgit tertekan lebih dari 20 persen sedangkan rupiah hanya 12 persen jika dihitung dari awal tahun," tuturnya.

Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh otoritas moneter dan fiskal pun menurut Ryan sudah sejalan dengan semangat pencegahan penurunan rupiah ke level yang lebih dalam. "BI tetap menahan BI Rate dan pemerintah mengeluarkan paket kebijakan di sisi fiskal juga," tambahnya.

Namun memang, rupiah tidak bisa selalu bertahan karena yang bermain adalah sentimen. Sama halnya yang terjadi pada saat Bank Sentral China mendevaluasi mata uang yuan sebanyak tiga kali berturut-turut dua pekan lalu.

Akibatnya, meskipun tidak ada kaitannya dengan Indonesia namun seluruh mata uang di Asia ikut melemah akibat sentimen dari pelaku pasar yang mendiskon mata uang di Asia. (Gdn/Ahm)


Source: liputan6.com
Dolar AS Perkasa, Pemerintah Wajib Ketatkan Ikat Pinggang

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Ketua Dewan Pertimbangan Presiden Emil Salim menyarankan pemerintah untuk mengetatkan ikat pinggang dengan menghemat dolar Amerika Serikat (AS). Bila dolar AS terus keluar dari dalam negeri, maka Rupiah akan terus terpuruk.

"Pokoknya sekarang dalam keadaan kita menghadapi persoalan dolar, lebih baik ikat pinggang dikencangkan. Mari kita hemat dolar AS," kata Emil, di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (1/9/2015).

‎"Mari kita sama-sama menangani tantangan yang dihadapi dengan dolar out flow banyak sehingga memukul nilai tukar Rupiah. Itu sebabnya kenapa nilai tukar Rupiah kita naik," tambah dia.

Nilai tukar Rupiah masih berkutat di level 14.000 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa 1 September 2015. Rupiah diperkirakan mampu menguat pada perdagangan hari ini jika data inflasi sesuai dengan perkiraan analis.

Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah dibuka di level 14.061 per dolar AS. menguat tipis jika dibandingkan dengan penutupan sehari sebelumnya yang berada di level 14.067 per dolar AS. pada perdagangan hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.056 per dolar AS hingga 14.097 per dolar AS.

Sedangkan data RTI, pada perdagangan hari ini nilai tukar rupiah melemah 0,04 persen ke level 14.089 per dolar AS.

Ekonom PT Samuel Sekuritas, Rangga Cipta menjelaskan, pada secara teknikal, pada perdagangan kemarin rupiah mampu menguat karena pelemahan dolar AS di pasar Asia. Harga-harga komoditas yang naik cukup tinggi pada perdagangan kemarin mampu mengembalikan rupiah ke ke posisi bawah 14.000 per dolar AS.

"Sentimen positif sepertinya mulai kembali setelah sebelumnya terus mengalami tekanan akibat anjloknya saham di AS dan juga China," ujar Samuel.

Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah 13,19 persen menjadi 14.081 pada 1 September 2015 dari periode 31 Desember 2014 di kisaran 12.440. (Silvanus A/Ahm)


Source: liputan6.com