Prev Oktober 2015 Next
Ming Sen Sel Rab Kam Jum Sab
27 28 29 30 01 02 03
04 05 06 07 08 09 10
11 12 13 14 15 16 17
18 19 20 21 22 23 24
25 26 27 28 29 30 31
01 02 03 04 05 06 07
Berita Kurs Dollar pada hari Kamis, 22 Oktober 2015
Pengampunan Pajak Bisa Bantu Rupiah Makin Perkasa

Liputan6.com, Jakarta - Program pengampunan pajak (tax amnesty) sebagai strategi memancing dana-dana orang Indonesia yang kini terparkir di luar negeri pulang kandang ke Tanah Air dinilai tepat. Apalagi cara ini diyakini bisa membantu penguatan nilai tukar rupiah lebih dalam karena akan ada aliran uang masuk dalam jumlah besar.  

Pengamat Perpajakan Universitas Indonesia, Ruston Tambunan menyebutkan, kalau data McKinsey menunjukkan ada kurang lebih Rp 3.000 triliun harta orang Indonesia yang disimpan di Singapura.

"Bahkan potensinya lebih besar mengingat dana orang Indonesia bukan saja diparkir di Singapura, tapi juga Swiss, Luksemburg, Cayman Islands dan negara lain dengan tarif pajak rendah," ujar dia, Jakarta, Kamis (22/10/2015) saat dihubungi Liputan6.com.

Ruston optimistis, dana orang Indonesia yang selama ini disimpan di luar negeri bisa ditarik ke Negara ini dengan potensi penerimaan cukup besar. Asalkan pengampunan ini menjanjikan tebusan tarif pajak serendah-rendahnya yakni 3-5 persen.

"Kalau dari Rp 3.000 triliun, sebesar 40 persennya atau Rp 1.200 triliun saja masuk ke Indonesia dan dipungut tarif pajak 3 persen, maka Rp 36 triliun akan masuk ke penerimaan negara," ucap Ruston.

Dengan masuknya arus dana cukup besar ini, Ruston menuturkan dapat menolong penguatan kurs rupiah terhadap dolar AS. Orang Indonesia, sambung dia, juga bisa menukarkan dolar AS dengan rupiah dan kemudian menempatkannya pada instrumen investasi surat utang Indonesia.

"Karena ada aliran modal masuk dalam bentuk mata uang apapun, kemudian dikonversi ke rupiah untuk beli saham, obligasi atau instrumen investasi lain di Indonesia, maka rupiah bisa menguat. Jatuhnya ini investasi, selain mereka menaruh di perbankan dalam negeri untuk simpanan tabungan atau deposito," jelas dia.

Hasil dari investasi tersebut, lanjutnya, dapat dialokasikan guna pembangunan infrastruktur di Tanah Air, seperti membangun proyek jalan nasional, jembatan, jalan tol, pelabuhan, bandara sampai penyediaan sanitasi, air minum dan proyek lainnya.

"Jadi saya yakin tax amnesty efektif menarik dana masuk ke Indonesia jika dipungut tarif pajak 3-5 persen, karena itu menarik. Juga ada jaminan supaya si pemilik dana yang membawa uangnya masuk ke Indonesia, tidak dipanggil-panggil Bareskrim atau penegak hukum lainnya," tandas Ruston. (Fik/Ahm)

 


Source: liputan6.com
Rupiah Menguat Jelang Pengumuman Paket Ekonomi Jillid V

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah berhasil keluar dari tekanan pada perdagangan Kamis pekan ini. Penguatan rupiah terjadi karena kembali masuknya dana asing di bursa saham maupun obligasi. 

Mengutip Bloomberg, Kamis (22/10/2015), nilai tukar rupiah berada pada kisaran 13.640 per dolar AS pada pukul 10.58 WIB. Rupiah dibuka melemah di level 13.739 per dolar AS dibandingkan penutupan pada Rabu di level 13.724 per dolar AS. Sejak pagi hingga menjelang siang ini, nilai tukar rupiah bergerak pada kisaran 13.575 per dolar AS hingga 13.746 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah atau kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) mencatat nilai tukar rupiah menguat 46 poin menjadi 13.640 per dolar AS pada Kamis, dari  perdagangan Rabu di level 13.696 per dolar AS.

Investor asing telah membeli saham-saham di Indonesia senilai US$ 50 juta dalam 3 hari terakhir, dan Rp 2,43 triliun dalam obligasi pemerintah dalam 2 minggu belakangan ini.

Masuknya investor asing kembali ke pasar keuangan di Indonesia karena dampak positif dari paket kebijakan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah. Dari akhir September hingga Oktober ini, pemerintah telah mengeluarkan empat paket kebijakan yang mendorong investasi guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi. 

Selanjutnya, untuk meningkatkan perekonomian nasional, Presiden Jokowi dijadwalkan akan mengumumkan paket kebijakan ekonomi jilid V pada hari ini.

Selain itu, rencana bank sentral Amerika Serikat (AS) untuk menunda kenaikan suku bunga juga memberikan ruang bagi inevstor asing kembali menata investasi mereka di negara berkembang.

"Kami melihat aliran dana yang masuk mendukung rupiah, karena pasar tidak yakin The Fed akan serius menaikkan suku pada bulan Desember," kata Irene Cheung, currency strategist dari Australia & New Zealand Banking Group Ltd di Singapura.

"Paket kebijakan keempat direspons positif, jadi kita lihat apa yang mereka paparkan untuk yang kelima ini." tambah Irene.

Sebelumnya, pemerintah telah menelurkan kebijakan ekonomi yang cukup nendang untuk meningkatkan roda perekonomian nasional, seperti menurunkan harga BBM, dan tarif listrik untuk sektor industri. Pemerintah juga membuat skema untuk memangkas birokrasi dan mempercepat izin usaha. (Ilh/Gdn)

 
Source: liputan6.com
Rupiah Ditutup Menguat ke Level 13.640 per Dolar AS

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup menguat 84 poin pada Kamis pekan ini. Keperkasaan rupiah itu ditopang kembali masuknya dana asing di pasar obligasi dan saham.

Mengutip Bloomberg, Kamis (22/10/2015), nilai tukar rupiah ditutup di level 13.640 per dolar AS atau menguat 84 poin dibandikan level penutupan sebelumnya di 13.724 per dollar AS.

Sepanjang hari ini, nilai tukar rupiah bergerak pada rentang 13.510 per dolar AS-13.746 per dolar AS. Sementara itu, kurs tengah atau kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) mencatat nilai tukar rupiah menguat 46 poin menjadi 13.640 per dolar AS pada Kamis, dari perdagangan Rabu di level 13.696 per dolar AS.

Investor asing telah membeli saham-saham di Indonesia senilai US$ 50 juta dalam 3 hari terakhir, dan Rp 2,43 triliun dalam obligasi pemerintah selama 2 minggu belakangan ini.

Masuknya investor asing kembali ke pasar keuangan di Indonesia karena dampak positif dari paket kebijakan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah. Dari akhir September hingga Oktober ini, pemerintah telah mengeluarkan empat paket kebijakan yang mendorong investasi guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Selanjutnya, untuk meningkatkan perekonomian nasional, Presiden Jokowi dijadwalkan akan mengumumkan paket kebijakan ekonomi jilid V pada hari ini.

Selain itu, rencana bank sentral Amerika Serikat (AS) untuk menunda kenaikan suku bunga juga memberikan ruang bagi investor asing kembali menata investasi mereka di negara berkembang.

"Kami melihat aliran dana yang masuk mendukung rupiah, karena pasar tidak yakin The Fed akan serius menaikkan suku pada bulan Desember," kata Irene Cheung, currency strategist dari Australia & New Zealand Banking Group Ltd di Singapura.

"Paket kebijakan keempat direspons positif, jadi kita lihat apa yang mereka paparkan untuk yang kelima ini." tambah Irene.

Sebelumnya, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan ekonomi yang cukup nendang untuk meningkatkan roda perekonomian nasional, seperti menurunkan harga BBM kecuali premium, dan tarif listrik untuk sektor industri. Pemerintah juga membuat skema untuk memangkas birokrasi dan mempercepat izin usaha. (Ilh/Ahm)


Source: liputan6.com