Liputan6.com, Tokyo - Bursa saham Asia menguat menyambut akhir pekan ini seiring bursa saham Amerika Serikat (AS) positif. Hal itu didukung dari data klaim pengangguran relatif "tenang" tetapi membawa kekhawatiran baru tentang kekuatan ekonomi AS.
Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,5 persen pada awal perdagangan. Kenaikan itu menyentuh level tertinggi dalam dua bulan ini. Indeks saham acuan regional ini telah naik 1,6 persen dalam sepekan.Sementara itu, indeks saham Jepang Nikkei naik 1 persen.
Indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,2 persen, lalu indeks saham Selandia Baru/NZX 50 mendaki 0,6 persen.Sejumlah rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS) telah mempengaruhi pergerakan bursa saham. Indeks harga konsumen inti AS yang tidak termasuk biaya makanan dan energi naik 0,2 persen pada September.
Hal itu menghidupkan kembali sejumlah taruhan kalau bank sentral AS akan menaikkan suku bunga pertama kali sejak 2006.Spekulasi bank sentral AS akan menaikkan suku bunga itu mengangkat dolar AS. Indeks dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama naik 0,2 persen di 94,524.
Sedangkan bursa saham AS melanjutkan penguatan pada perdagangan waktu setempat. Hal itu dipicu dari warga AS yang mengajukan aplikasi untuk tunjangan pengangguran jatuh kembali ke level terendah. Hal itu menunjukkan pasar tenaga kerja cukup kuat.Pada Jumat pekan ini, sejumlah investor tetap berhati-hati menjelang data pertumbuhan ekonomi China yang akan dirilis pada Senin pekan ini.
Pertumbuhan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut diperkirakan melambat menjadi 6,5 persen pada kuartal III, dan jatuh di bawah tujuh persen untuk pertama kalinya sejak krisis keuangan global.
"Ekonomi China tumbuh cepat, meski tidak secepat analis dan investor inginkan. Itu semua yang perlu Anda ketahui," ujar Ekonom High Frequency Economics Carl Weinberg seperti dikutip dari laman Reuters, Jumat (16/10/2015). (Ahm/Zul)
Source: liputan6.com