Berita Kurs Dollar pada hari Rabu, 07 Oktober 2015 |
Laju IHSG Bakal Bervariasi Diwarnai Aksi Ambil Untung |
Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih berpotensi menguat pada perdagangan saham Rabu pekan ini seiring aliran dana investor asing perlahan-lahan mulai masuk ke pasar modal Indonesia.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya menuturkan aliran dana investor yang bertahap masuk ke pasar modal Indonesia menunjukkan kalau daya tarik pasar modal Indonesia masih cukup baik di tengah berbagai sentimen negatif yang beredar. Pelaku pasar pun diharapkan tetap tenang walau kondisi IHSG naik kencang.
"IHSG masih berpotensi menguat dengan level resistance 4.511 dan support 4.325 pada perdagangan saham Rabu pekan ini," ujar William dalam ulasannya, Rabu (7/10/2015).
Sementara itu, Analis PT Reliance Securites, Lanjar Nafi mengatakan, IHSG berpeluang tertekan diwarnai aksi ambil untung. Hal itu itu mengingat secara teknikal IHSG gagal menguji level resistance. Ditambah secara indikator teknikal, IHSG berada di area jenuh beli."IHSG akan bergerak di kisaran 4.345-4.455," tutur Lanjar.
Dalam riset PT Sinarmas Sekuritas menyebutkan, kalau IHSG akan bervariasi di kisaran 4.414-4.480 pada Rabu pekan ini.
Untuk rekomendasi saham, William memilih saham PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), dan PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI).
Pada penutupan perdagangan saham Selasa 6 Oktober 2015, IHSG menguat 102 poin atau 2,35 persen ke level 4.445. Nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat sebesar 1,81 persen di level 14.241 juga telah menambah antusias investor asing kembali melakukan aksi beli. Investor asing catatkan aksi beli mencapai Rp 844 miliar.Penguatan IHSG juga ditopang dari bursa saham Asia menguat.
Hal itu seiring penguatan mata uang terhadap dolar AS dan optimisme pelaku pasar terhadap hasil kesepakatan Trans-Pacific Partnership yang menguntungkan Jepang dan Australia. Perjanjian perdagangan ini terbesar dalam sejarah. (Ahm/Igw)
Source: liputan6.com
|
Rupiah Lanjutkan Penguatan, IHSG Naik 13 Poin ke Level 4.458 |
Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih melanjutkan kenaikan pada perdagangan saham Rabu pekan ini. Hal itu didukung dari nilai tukar rupiah terhada dolar Amerika Serikat (AS) yang masih melanjutkan penguatannya.
Pada pra pembukaan perdagangan saham Rabu (7/10/2015), IHSG naik 13,05 poin atau 0,29 persen ke level 4.458,83. Penguatan IHSG ini berlanjut pada pukul 09.00 WIB. IHSG mendaki 17,73 poin atau 0,40 persen ke level 4.463,52.
Indeks saham LQ45 menguat 1,05 persen ke level 767. Seluruh indeks saham acuan kompak menguat pada awal sesi.Pada pagi ini, IHSG sempat sentuh level tertinggi 4.481,52 dan terendah 4.458,83.
Ada sebanyak 106 saham menguat sehingga mengangkat IHSG ke zona hijau. Sementara itu, 17 saham melemah dan 45 saham lainnya diam di tempat.Total frekuensi perdagangan saham sekitar 11.666 kali dengan volume perdagangan saham 277,59 juta saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 323,50 miliar.
Secara sektoral, sepuluh sektor saham menghijau. Sektor saham keuangan menguat 1,34 persen, dan memimpin penguatan sektor saham. Lalu disusul sektor saham industri dasar naik 1,29 persen dan sektor saham konstruksi menanjak 0,88 persen.
Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi beli sekitar Rp 89 miliar. Aksi beli investor asing telah berlangsung sejak Jumat 2 Oktober 2015. Sementara itu, pemodal lokal melakukan aksi jual sekitar Rp 42 miliar.
Pada awal sesi, saham-saham yang menguat dan sebagai penggerak indeks saham pada hari ini antara lain saham ADRO naik 5,36 persen ke level Rp 590 per saham, saham BBRI mendaki 2,65 persen ke level Rp 9.700 per saham, saham ELSA menanjak 8,12 persen ke level Rp 373 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham DAJK susut 8,84 persen ke level Rp 268 per saham, saham INCO melemah 2,8 persen ke level Rp 2.255 per saham dan saham ADHI turun 1,5 persen ke level Rp 1.970 per saham.
Pada pagi ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat. Pukul 09.10 WIB, rupiah berada di kisaran 14.067 per dolar AS.Sementara itu, di bursa saham Asia, indeks saham cenderung bervariasi.
Indeks saham Jepang Nikkei turun 0,11 persen ke level 18.166. Indeks saham Hong Kong Hang Seng menguat 0,40 ersen ke level 21.919 dan indeks saham Singapura mendaki 0,16 persen ke level 2.902,13.
Analis PT First Asia Capital David Sutyanto menuturkan IHSG berpeluang menguat terutama dukungan dari penguatan rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan berlanjut. Meski demian, pelaku apsar juga perlu mewaspadai aksi ambil untung dalam jangka pendek."IHSG akan bergerak variasi dengan support di 4.420 dan resistance 4.510," ujar David dalam ulasannya. (Ahm/Igw)
Source: liputan6.com
|
Cek Nilai Tukar Rupiah di 4 Bank Besar pada 7 Oktober |
Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah kembali menguat tajam terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hingga sempat menyentuh level 13.890 pada perdagangan Rabu (7/10/2015). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bangkit dari level terendah 17 tahun di kisaran level 14.828 yang disentuh pada 29 September 2015.
Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah berada pada kisaran level 13.901 per dolar AS pada pukul 11.45 WIB. Rupiah dibuka menguat di level 14.180 per dolar AS dibandingkan penutupan pada Selasa 6 Oktober di level 14.241 per dolar AS.
Sejak pagi hingga menjelang siang ini, nilai tukar rupiah bergerak pada kisaran 13.890 hingga 14.180 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah atau kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) mencatat nilai tukar rupiah menguat 317 poin menjadi 14.065 per dolar AS pada Rabu 7 Oktober 2015 dari perdagangan kemarin yang berada di level 14.282 per dolar AS.
Bagaimana dengan kurs nilai tukar di beberapa bank besar?. Berikut ini adalah daftar nilai tukar rupiah terhadap dolar AS untuk periode 7 Oktober 2015, seperti dikutip dalam situs resmi bank:
PT Bank Mandiri Tbk mematok kurs beli pada angka Rp 13.850 per dolar AS, sedangkan untuk jual di angka Rp 14.150 per dolar AS.
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mematok kurs beli di angka Rp 13.840 per dolar AS, sedangkan untuk kurs jual di angka Rp 14.060 per dolar AS.
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mematok kurs yang berbeda-beda. Untuk transaksi di e-rate atau transaksi melalui e-channel memasang kurs jual di Rp 13.990 per dolar AS, dan kurs beli di Rp 13.940 per dolar AS.
Untuk transaksi di konter atau kantor cabang dipatok Rp 14.100 per dolar AS untuk jual dan beli Rp 13.800 per dolar AS. Adapun untuk transaksi bank note, BCA mematok Rp 14.125 per dolar AS untuk jual dan Rp 13.825 per dolar untuk beli.
Sementara itu, PT Bank Panin Tbk mematok jual di level 13.985 per dolar AS dan 13.935 per dolar AS untuk kurs beli.
Kurs jual adalah harga yang dipatok oleh bank jika nasabah ingin menukar rupiah ke dolar AS. Kurs beli adalah jika nasabah ingin menukar dolar AS ke rupiah.
Berikut rincian lengkap kurs jual dan kurs beli di empat bank besar:
Source: liputan6.com
|
Penguatan Rupiah Topang IHSG Naik 41 Poin ke Level 4.487 |
Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berfluktuasi pada perdagangan saham Rabu pekan ini dengan kecenderungan menguat. Penguatan IHSG itu juga didukung dari kelanjutan penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Pada penutupan perdagangan saham Rabu (7/10/2015), IHSG menguat 41,35 poin atau 0,93 persen ke level 4.487,13. Indeks saham LQ45 mendaki 1,02 persen ke level 767.
Seluruh indeks saham acuan cenderung menghijau pada Rabu pekan ini.IHSG sempat menguat di level tertinggi 4.487,13 dan terendah 4.414,83. Ada sebanyak 188 saham menghijau sehingga mengangkat IHSG. Sedangkan 108 saham melemah dan 84 saham lainnya diam di tempat.
Transaksi perdagangan saham hari ini cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 299.461 kali dengan volume perdagangan 7,22 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 6,26 triliun.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham perkebunan turun 0,54 persen dan sektor saham barang konsumsi melemah 1,15 persen. Sektor saham industri dasar naik 2,95 persen, dan memimpin penguatan sektor saham, disusul sektor saham aneka industri naik 2,81 persen dan sektor saham konstruksi menguat 2,37 persen.
Berdasarkan data RTI, investor asing melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 200 miliar. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi jual sekitar Rp 300 miliar.
Saham-saham berkapitalisasi besar cenderung menguat dan sebagai penggerak indeks saham pada Rabu pekan ini. Saham BBRI naik 4,23 persen ke level Rp 9.850, saham JSMR mendaki 9,23 persen ke level Rp 5.325 per saham, dan saham KIJA menguat 15,20 persen ke level Rp 197 per saham.
Saham-saham yang tertekan yaitu saham GGRM turun 5,24 persen ke level Rp 42.500 per saham, saham AALI menurun 5 persen ke level Rp 19.000 per saham, dan saham INCO tergelincir 7,11 persen ke level Rp 2.155 per saham.
Di bursa saham Asia, indeks saham Asia cenderung menguat. Indeks saham Jepang Nikkei naik 0,75 persen ke level 18.322,98, indeks saham Hong Kong Hang Seng menguat 3,13 persen ke level 22.515, dan indeks saham Singapura mendaki 2,25 persen ke level 2.962.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya menuturkan IHSG cenderung konsolidasi setelah menguat tajam pada perdagangan saham kemarin. Penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) telah mempertahankan IHSG di zona hijau. Rupiah berada di posisi 13.738 per dolar AS pada pukul 15.30 WIB.
"Selain itu harga minyak menguat juga memberikan dampak positif di sektor komoditas sehingga naik secara bertahap," ujar William saat dihubungi Liputan6.com.
Ia menambahkan, kepercayaan diri pelaku pasar juga mulai terbentuk. Hal itu dilihat dari aliran dana investor asing kembali masuk ke pasar modal Indonesia. Investor asing sudah mulai masuk ke pasar modal Indonesia sejak 2 Oktober 2015. (Ahm/Igw)
Source: liputan6.com
|
Rupiah Sentuh Level 13.821 per Dolar AS |
Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah ditutup menguat 420 poin terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu (7/10/2015). Hal itu karena menurunnya kinerja data pekerja AS menyebabkan memudarnya ekpektasi kenaikan suku bunga AS pada 2015.
Mengutip Bloomberg, Rupiah ditutup menguat 2,95 persen ke level 13.821 per dolar AS, dibandingkan penutupan kemarin di level 14.241 per dolar AS. Rupiah sempat menyentuh level terkuat harian di 13.711 pada pukul 14.30 WIB.
Bank Indonesia (BI) mengungkapkan, penguatan nilai tukar rupiah dalam tiga hari ini merupakan kombinasi dari sentimen internal dan eksternal. Deputi Senior BI Mirza Adityaswara menuturkan, data ekonomi Amerika Serikat (AS) terjadi sedikit pelemahan terutama di data tenaga kerja membuat konsensus kebijakan suku bunga bank sentral AS mulai bergeser kenaikannya yang semula pada Oktober dan Desember 2015 kemungkinan mundur pada 2015.
"Kebijakan suku bunga mulai bergeser kenaikannya menjadi pada kuartal I dan II. Ini membuat di pasar keuangan terjadi pembalikan. Beberapa investor dan spekulan beli dolar melakukan cut loss di pasar keuangangan," ujar Mirza.
Mirza mengatakan, hal tersebut juga terjadi di Malaysia dan negara berkembang lainnya. Dari domestik, investor menyambut positif langkah pemerintah untuk menderegulasi atau memangkas regulasi dalam paket kebijakan ekonomi jilid I dan II.
"Kita serius melakukan struktural reformasi mulai dari pariwisata, perizinan di berbagai sektor jangka menengah, dan menurunkan inflasi akan tambah suplai valas disambut positif," ujar Mirza.
Dari faktor eksternal, data ketenagakerjaan Amerika Serikat yang dirilis pada Jumat pekan lalu tidak sesuai harapan pelaku pasar. A.G Pahlevi, Head of Research Archipelago Asset Management pernah mengatakan, hal itu akan berpotensi menunda kenaikan suku bunga oleh bank sentral AS atau The Federal Reserve. "Kemungkinan kenaikan suku bunga the Fed ditunda hingga tahun depan," kata Pahlevi.
Di sisi lain, Pahlevi juga melihat banyaknya sentimen positif dari dalam negeri yang mendorong penguatan rupiah. Kembalinya investor asing mengingat harga saham saham di Bursa Efek Indonesia sudah sangat murah.
"Valuasi saham di pasar modal Indonesia yang sangat murah, sehingga sedikit katalis positif akan mendorong aksi beli oleh investor asing," terang Pahlevi.
Lebih lanjut, menurutnya, pernyataan Gubernur BI atas rupiah yang undervalue juga menjadi pendukung penguatan rupiah.
Rupiah juga didorong oleh peluang turunnya harga BBM. Mengingat pada hari Senin Jokowi menuturkan, dalam Rapat Terbatas beberapa waktu lalu di Istana Kepresidenan, ia meminta kepada Menteri ESDM Sudirman Said dan Pertamina untuk menghitung ulang harga BBM saat ini.
"Ekspektasi penurunan harga BBM oleh pemerintah untuk mendorong konsumsi domestik," kata Pahlevi.
Pada Jumat pekan lalu, AS merilis data non-farm payroll atau data laju penyerapan tenaga kerja nonsektor pertanian dan pemerintah. Data tenaga kerja tersebut naik 142 ribu pada September 2015, angka ini jauh lebih rendah dari yang diharapkan pelaku pasar sebesar 201 ribu. (Ilh/Ahm)
Source: liputan6.com
|
BI Ungkap Penyebab Penguatan Rupiah dalam 3 Hari Ini |
Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mengungkapkan sentimen eksternal dan internal mempengaruhi penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam tiga hari ini.
Deputi Senior BI Mirza Adityaswara menuturkan, data ekonomi Amerika Serikat (AS) terjadi sedikit pelemahan terutama di data tenaga kerja membuat konsensus kebijakan suku bunga bank sentral AS mulai bergeser kenaikannya yang semula pada Oktober dan Desember 2015 kemungkinan mundur pada 2015.
"Kebijakan suku bunga mulai bergeser kenaikannya menjadi pada kuartal I dan II. Ini membuat di pasar keuangan terjadi pembalikan. Beberapa investor dan spekulan beli dolar melakukan cut loss di pasar keuangan," ujar Mirza, di Istana Presiden, Rabu (7/10/2015).
Mirza mengatakan, penguatan mata uang juga terjadi di Malaysia dan negara berkembang lainnya. Dari domestik, investor menyambut positif langkah pemerintah untuk menderegulasi atau memangkas regulasi dalam paket kebijakan ekonomi jilid I dan II.
"Kita serius melakukan struktural reformasi mulai dari pariwisata, perizinan di berbagai sektor jangka menengah, dan menurunkan inflasi akan tambah suplai valas disambut positif," ujar Mirza.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup menguat ke level 13.821 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Rabu pekan ini. Pada Selasa 6 Oktober 2015, rupiah ditutup ke level 14.241 per dolar AS. (Yas/Ahm)
Source: liputan6.com
|
Simak Penutupan Kurs Rupiah di 4 Bank Besar pada 7 Oktober Ini |
Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah ditutup menguat secara tajam ke level 13.821 per dolar AS pada perdagangan Rabu (7/10/2015). Nilai tukar rupiah itu bangkit dari level terendah 17 tahun di kisaran level 14.828 yang di sentuh pada 29 September 2015.
Mengutip Bloomberg, rupiah ditutup menguat 2,95 persen ke level 13.821 per dolar AS, dibandingkan penutupan kemarin di level 14.241 per dolar AS, atau menguat 420 poin. Rupiah sempat menyentuh level terkuat harian di 13.711 pada pukul 14.30 WIB.
Bagaimana dengan penutupan kurs nilai tukar di beberapa bank besar?. Berikut ini adalah daftar harga penutupan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS untuk periode 7 Oktober 2015, seperti dikutip dalam situs resmi bank:
PT Bank Mandiri Tbk mematok kurs beli pada angka Rp 13.625 per dolar AS, sedangkan untuk jual di angka Rp 13.925 per dolar AS.
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mematok kurs beli di angka Rp 13.750 per dolar AS, sedangkan untuk kurs jual di angka Rp 13.900 per dolar AS.
PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mematok kurs yang berbeda-beda. Untuk transaksi di e-rate atau transaksi melalui e-channel memasang kurs jual di Rp 13.815 per dolar AS, dan kurs beli di Rp 13.785 per dolar AS.
Untuk transaksi di konter atau kantor cabang dipatok Rp 13.950 per dolar AS untuk jual dan beli Rp 13.650 per dolar AS. Adapun untuk transaksi bank note, BCA mematok Rp 14.000 per dolar AS untuk jual dan Rp 13.700 per dolar untuk beli.
Sementara itu, PT Bank Panin Tbk mematok jual di level 13.790 per dolar AS dan 13.720 per dolar AS untuk kurs beli.
Kurs jual adalah harga yang dipatok oleh bank jika nasabah ingin menukar rupiah ke dolar AS. Kurs beli adalah jika nasabah ingin menukar dolar AS ke rupiah.
Berikut rincian lengkap kurs jual dan kurs beli di empat bank besar:
Source: liputan6.com
|
Evaluasi Tugas BI, DPR Gelar Rapat Tertutup |
Liputan6.com, Jakarta - Komisi XI DPR memanggil pejabat Bank Indonesia (BI) untuk mengevaluasi tugas dan wewenang Bank Sentral ini, termasuk menjaga nilai tukar rupiah dan penyelamatan ekonomi Negara ini. Sayangnya, rapat ini berlangsung tertutup untuk umum.
Dari pantauan Liputan6.com, Jakarta, Rabu (7/10/2015), rapat kerja ini dijadwalkan mulai pukul 19.00 WIB. Sudah hadir Deputi Gubernur Senior BI, Mirza Adityaswara yang mewakili Gubernur BI Agus Martowardojo yang sedang berada di Peru untuk mengikuti acara World Economic Outlook yang digelar oleh IMF dan World Bank.
"Rapat ini bersifat tertutup," kata Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi PDI-Perjuangan, Andreas Eddy Susetyo di Gedung DPR, malam ini.
Sebelumnya, Gubernur BI Agus Martowardojo meminta kepada Komisi XI DPR RI agar pertemuan antara BI dan pemerintah untuk membahas langkah penyelamatan ekonomi Indonesia dapat berlangsung tertutup.
Hal tersebut menyusul rencana pemanggilan pemerintah dan BI.Gubernur BI, Agus Martowardojo dalam Rapat Kerja Anggaran Tahun 2016 mengungkapkan, dirinya memberikan apresiasi terhadap gerak cepat Komisi XI untuk membahas kondisi perekonomian terkini.
Dia mengakui, Bank Indonesia bersama Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) rutin menggelar rapat Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK).
"Kami rekomen (pertemuan) itu bisa dilakukan. Lembaga ini dengan OJK, Kemenkeu dan LPS sudah menjalankan FKSSK secara efektif," kata Agus.
Namun satu permintaan Agus Martowardojo kepada Komisi XI DPR, Fadel Muhammad agar pertemuan tersebut berlangsung tertutup."Pembahasan dengan mengajak Menko Perekonomian akan terasa lebih lengkap. Kalau boleh, pertemuannya tertutup supaya segala hal yang sensitif tidak jadi spekulasi yang tidak kita inginkan," ucap Agus.
Ketua Komisi XI Fadel Muhammad pernah menegaskan bakal memanggil pemerintah dan Gubernur BI untuk membicarakan langkah-langkah otoritas fiskal dan moneter di tengah situasi perekonomian yang sulit ini.
"Paling lambat minggu depan kita akan panggil Menteri Keuangan, Kepala Bappenas, dan kalau perlu ajak Menko Perekonomian. Diharapkan BI juga ikut serta. Kita mau tahu langkah-langkah apa yang akan diambil pemerintah menghadapi ekonomi Indonesia yang sudah diambang krisis ini," tegas dia.
Fadel mengatakan, saat ini pemerintah dan BI harus duduk bersama di depan anggota parlemen untuk mendiskusikan aksi nyata guna meredam situasi perekonomian melambat.
"Kalau mau undang Menteri Keuangan, Bappenas, OJK, Gubernur BI harus secepatnya dalam minggu ini. Sebab rupiah sudah tembus 14.000 per dolar AS. Ini tidak bisa hanya bicara elegan saja tapi butuh realisasi," pungkas Fadel. (Fik/Ahm)
Source: liputan6.com
|