Berita Kurs Dollar pada hari Selasa, 12 Mei 2015 | |
Rupiah Melemah ke Level 13.000 per Dolar AS di Awal Pekan | |
Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah kembali ke jalur pelemahannya di kisaran 13.000 per dolar AS pada perdagangan hari ini. Penguatan dolar serta angka inflasi April yang diprediksi meningkat memang menjadi tekanan tersendiri pada nilai tukar rupiah. Melansir data valuta asing Bloomberg, Senin (4/5/2015), nilai tukar rupiah melemah 0,56 persen ke level 13.021 per dolar AS pada perdagangan pukul 10:58 waktu Jakarta. Rupiah memang terus bergerak melemah sejak dibuka di level 12.985 per dolar AS pada perdagangan hari ini. Sejak awal sesi pembukaan hari ini, rupiah terus berfluktuasi melemah dan berkutat di kisaran 12.985-13.030 per dolar AS. Sementara itu, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia mencatat nilai tukar rupiah melemah cukup signifikan hingga ke level 13.021 per dolar AS. Rupiah terkoreksi 84 poin dari perdagangan akhir pekan lalu di kisaran 12.937 per dolar AS. Ekonom BCA David Sumual menuturkan, sentimen eksternal lebih utama berdampak ke gerak rupiah di awal pekan ini. Pelaku pasar masih melihat perkembangan negosiasi penyelesaian utang Yunani dengan Uni Eropa. Selain itu, data manufaktur Jepang dan Amerika Serikat (AS) yang stagnan membuat optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi tertekan. David menambahkan, klaim pengangguran Amerika Serikat (AS) yang menurun menjadi 262 ribu pada April dari targetnya 290 ribu telah memicu spekulasi baru untuk waktu percepatan kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS). "Data klaim pengangguran turun membuat spekulasi baru percepatan kenaikan suku bunga The Fed. Mata uang emerging market pun melemah terhadap dolar AS," kata David, saat dihubungi Liputan6.com. Menurut David, pernyataan pejabat The Fed soal data ekonomi AS bila membaik pada April dan Mei 2015 maka kemungkinan kenaikan suku bunga AS dipercepat. Saat ditanya dampak inflasi April yang tembus 0,36 persen, David menilai, sentimen eksternal lebih mempengaruhi ketimbang internal. "Rupiah akan cenderung tertekan karena permintaan dolar AS menguat di awal bulan," kata David. Sementara itu, minimnya data ekonomi AS yang sangat positif masih menjadi sentimen negatif pada pergerakan nilai tukar dolar AS sepanjang pekan lalu. Meski begitu memasuki pekan ini, nilai tukar dolar AS justru berbalik menguat. Ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta menuturkan, nilai tukar rupiah kini terus tertekan lantaran faktor global tersebut. Selain itu, angka inflasi pada April yang akan diumumkan hari ini diprediksi naik akibat dari kenaikkan harga BBM pada Maret. "Tekanan inflasi yang meningkat berpeluang menambah tekanan pada nilai tukar rupiah," kata Rangga. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan laju inflasi pada April 2015 sebesar 0,36 persen. Adapun dari 82 kota IHK, 72 kota inflasi dan 10 mengalami deflasi. Source: liputan6.com |
|
3 Tantangan Finansial yang Dihadapi Indonesia | |
Liputan6.com, Jakarta - Indonesia merupakan negara yang sangat beruntung karena mampu menghadapi dan lolos dari krisis financial yang terjadi pada 1998 dan 2008. Meski begitu, Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, Indonesia dan beberapa negara berkembang di Asia masih menghadapi tiga tantangan besar. Source: liputan6.com |