Prev Mei 2015 Next
Ming Sen Sel Rab Kam Jum Sab
26 27 28 29 30 01 02
03 04 05 06 07 08 09
10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23
24 25 26 27 28 29 30
31 01 02 03 04 05 06
Berita Kurs Dollar pada hari Senin, 04 Mei 2015
BI Bakal Pertahankan BI Rate di 7,5%

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) diperkirakan tetap mempertahankan suku bunga acuan/BI Rate di level 7,5 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang digelar pada hari ini.

Direktur PT Bahana TWC Asset Management, Budi Hikmat‎ mengungkapkan BI tetap mempertahankan suku bunga karena defisit neraca transaksi berjalan yang masih belum membaik.

"‎BI rate kemungkinan tetap. BI masih fokus pengendalian defisit neraca berjalan," kata Budi saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Selasa (14/4/2015).

Budi menjelaskan, sebenarnya BI memiliki momentum untuk kembali menurunkan BI rate. Hanya saja dia memperkirakan hal itu baru dapat dilakukan setelah September yang memiliki laju inflasi cukup rendah.

Hal senada dikatakan pengamat ekonomi asal Universitas Gadjah Mada Tony Prasetyantono. Ia juga memprediksi BI rate masih bertahan di level 7,5 persen. Namun begitu, Toni mengaku alasan utama mempertahankan BI rate lebih dikarenakan untuk menjaga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

"‎Saya duga akan ditahan tetap 7,5%. Sekalipun inflasi terus melandai sejak Januari 2015 (sehingga mestinya BI rate berpeluang diturunkan), namun kondisi rupiah yang belum stabil membuat BI belum cukup pede untuk menurunkan BI rate," kata Tony.

Seperti diketahui, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17 Maret 2015 memutuskan untuk menahan suku bunga acuan/ BI Rate di level 7,5 persen.

Selain itu, RDG juga memutuskan untuk menahan suku bunga Deposit Facility di level 5,5 persen dan Lending Facility tetap pada level 8 persen. Keputusan tersebut berlaku efektif sejak 18 Maret 2015.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Tirta Segara menjelaskan, kebijakan tersebut diambil dengan keyakinan Bank Indonesia bahwa inflasi akan tetap terkendali dan rendah sehingga berada di kisaran bawah sasaran 4  persen pada 2015 dan 2016.

"Selain itu, kebijakan ini masih sejalan dengan upaya BI untuk mengendalikan defisit transaksi berjalan pada tingkat yang lebih sehat," kata Tirta. (Yas/Ahm)


Source: liputan6.com
Rupiah Masih Tertekan Hingga Akhir Semester I

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi masih tertekan hingga kuartal II 2015. Rupiah akan bergerak di kisaran 13.000-13.500 per dolar AS pada akhir 2015.

Head of Indonesia Equity Research PT Citigroup Securities Indonesia, Ferry Wong menuturkan, realisasi pembagian dividen membuat nilai tukar rupiah terhadap dolar terus tertekan hingga kuartal II 2015. Selain itu, nilai tukar rupiah belum kunjung membaik didorong dari Indonesia masih mengandalkan sumber daya alam terutama komoditi untuk ekspor. Padahal harga komoditas cenderung turun.

"Permintaan terhadap dolar masih tinggi di Indonesia. Ada ketidakseimbangan permintaan dan persediaan dolar sehingga rupiah belum kunjung membaik," kata Ferry, saat berkunjung ke redaksi Liputan6.com, Senin (27/4/2015).

Ditambah bila bank sentral AS menaikkan suku bunga acuannya pada 2015 maka itu memberi sentimen negatif ke rupiah. Melihat kondisi itu, Ferry memperkirakan, rupiah masih akan berada di kisaran 13.000-13.500 per dolar AS hingga akhir 2015.

Meski demikian, nilai tukar rupiah masih berpeluang menguat asalkan pemerintah melakukan sejumlah perbaikan di infrastruktur dan struktur ekonomi. Ferry mengatakan, rupiah dapat memiliki posisi baik dalam 5-10 tahun ke depan asal pemerintah Indonesia lebih menggenjot industri manufaktur. Dengan menggenjot industri manufaktur maka ekspor Indonesia tak hanya mengandalkan komoditas saja.

"Akan tetapi industri manufaktur itu dapat berjalan bila infrastruktur juga baik. Itu butuh 5-10 tahun lagi," tutur Ferry.

Selain itu, Ferry juga mengharapkan, pasar obligasi korporasi juga dapat meningkat. Hal itu mengingat perusahaan Indonesia lebih mengandalkan pinjaman perbankan. "Obligasi korporasi harus ditingkatkan mengingat pinjaman itu masih banyak dipegang bank," kata Ferry.

Dari sejak awal tahun, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat sudah melemah sekitar 3 persen. Rupiah berada di kisaran 12.545 per dolar AS pada 2 Januari 2015 menjadi 12.922 pada Jumat 24 April 2015.

Seperti diketahui, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menunjukkan rupiah menguat 19 poin menjadi 12.922 per dolar AS pada 27 April 2015 dari periode 24 April 2015 di kisaran 12.941 per dolar AS.

Berdasarkan data valuta asing Bloomberg, rupiah terhadap dolar AS dibuka melemah dari penutupan perdagangan kemarin di kisaran 12.922 per dolar AS pada Jumat 24 April 2015 menjadi 12.937 per dolar AS pada Senin pekan ini. Gerak rupiah di kisaran 12.909,80-12.962,50 pada hari ini. (Ahm/)


Source: liputan6.com