Prev Maret 2015 Next
Ming Sen Sel Rab Kam Jum Sab
01 02 03 04 05 06 07
08 09 10 11 12 13 14
15 16 17 18 19 20 21
22 23 24 25 26 27 28
29 30 31 01 02 03 04
05 06 07 08 09 10 11
Berita Kurs Dollar pada hari Kamis, 26 Maret 2015
Melenceng Jauh dari Target, Ini Keputusan DPR Soal Rupiah

Liputan6.com, Jakarta - Komisi XI dan empat lembaga keuangan tinggi negara memutuskan tujuh kesimpulan dalam rangka stabilisasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Kesimpulan tersebut dibuat karena kurs rupiah saat ini telah melenceng jauh dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015 yang sebesar Rp 12.500 per dolar AS.  Lembaga keuangan itu adalah Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Sejak dua minggu lalu, nilai tukar rupiah terhadap dolar memang terus berada di kisaran Rp 13.000 per dolar AS. Berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) nilai tukar rupiah mulai masuk ke level Rp 13.000 per dolar AS pada 9 Maret 2015. Hanya dalam dua hari kemarin rupiah sempat berada di bawal level tersebut yaitu Rp 12.972 per dolar AS pada 24 Maret dan Rp 12.932 per dolar AS pada 25 Maret.

DPR dan empat lembaga tersebut menggelar rapat dengar pendapat soal rupiah pada Rabu (25/5/2015) malam. Rapat ini dipimpin Ketua Komisi XI Fadel Muhammad dan dihadiri Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad, Gubernur BI Agus Martowardojo, dan Pelaksana Tugas Kepala Eksekutif LPS Fauzi Ichsan.   

Tujuh keputusan dalam rapat rupiah, yakni:

1. Komisi XI DPR memandang bahwa kondisi fluktuasi nilai tukar rupiah pada saat ini dalam rentang yang harus mendapatkan perhatian secara khusus oleh pemerintah dan BI karena sangat berpengaruh terhadap rakyat Indonesia.

2. Komisi XI DPR meminta pemerintah dalam rangka memperbaiki defisit transaksi berjalan perlu menjalankan paket kebijakan yang ditujukan untuk perbaikan struktural dengan tetap memperhatikan aturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Komisi XI DPR RI meminta kepada pemerintah terkait dengan paket kebijakan yang mewujudkan L/C untuk ekspor produk sumber daya alam diwajibkan adanya sehingga kebijakan tersebut dapat terlaksana dengan efektif.

4. Komisi XI DPR meminta kepada pemerintah, BI, dan OJK untuk melaksanakan amanat UU No 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang yang mewajibkan semua trasanksi jual beli barang di dalam negeri menggunakan rupiah terkait dengan masih banyaknya instansi pemerintah dan BUMN yang bertransaksi dengan dolar AS. Diminta agar pemerintah segera memerintahkan BUMN-BUMN untuk mengakhirinya dan menggunakan sanksi lagi yang tidak mengindahkannya.

5. Komisi XI DPR RI meminta kepada pemerintah dan BI untuk menyiapkan paket kebijakan yang dapat mendorong ekspor manufaktur dan pertumbuhan industri subsitusi impor dengan kebijakan investasi dalam rangka pengurangan ketergantungan bahan baku dan penolong.

6. Komisi XI DPR RI meminta kepada pemerintah untuk melakukan upaya khusus (peningkatan kepatuhan, perbaikan SPT, perluasan basis pajak) terkait dengan target penerimaan negara dari sektor perpajakan dalam APBN-P 2015.

7. Komisi XI DPR meminta kepada OJK dalam rangka mewujudkan sistem keuangan inklusif dilakukan dengan penyiapan kelembagaan sumber daya manusia dan aturan agar kebijakan tersebut dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, terutama UMKM. (Fik/Gdn)


Source: liputan6.com
Rupiah Kembali Melemah ke 13.000 per Dolar AS

Liputan6.com, Jakarta - Rupiah hanya mampu menguat selama dua hari saja. Pada perdagangan Kamis (26/3/2015) ini, rupiah kembali tenggelam ke zona 13.000 per dolar AS.

Data valuta asing Bloomberg, Kamis (26/3/2015) menunjukkan nilai tukar rupiah kembali tertekan. Nilai tukar rupiah tercatat melemah 0,24 persen ke level 13.015 per dolar AS pada perdagangan pukul 11.00 waktu Jakarta.

Rupiah sebenarnya dibuka di level 12.984 per dolar AS. namun kemudian terus tertekan. Hingga menjelang siang, rupiah masih berfluktuasi di kisaran 12.980 per dolar AS hingga 13.037 per dolar AS.

Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia juga menunjukkan nilai tukar rupiah melemah ke level 13.003 per dolar AS. Rupiah turun dari level 12.932 per dolar AS pada perdagangan sebelumnya.

Sejak tanggal 9 Maret, rupiah terus berkutat di level 13.000 per dolar AS. Sempat menguat pada dua hari lalu di level 12.900, namun kemudian kembali tertekan.

Senior Economist Global Research  Standard Chartered, Eric Alexander Sugandi menjelaskan,fluktuasi rupiah saat ini memang masih tinggi karena pengaruh dari luar. tarik ulur perkiraan Bank Sentral Amerika Serikat menaikkan suku bunga menjadi faktor utama yang menggerakkan kurs dolar AS yang berakibat juga rupiah.

Namun menurutnya, rupiah tidak akan melemah terlalu dalam. Alasannya, Bank Indonesia telah melakukan upaya mencegah volatilitas rupiah terlalu tinggi. Selain itu, pemerintah juga telah mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang secara jangka menengah bisa memperkuat rupiah.

Apalagi, banyak pihak seperti DPR juga meminta kepada otoritas yag terkait dengan rupiah untuk bisa menjaga nilai tukar sesuai dengan asumsi dalam Anggaran Pendapatan dan belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015. "Jadi dari dalam negeri sendiri sebenarnya tidak ada masalah, hanya memang pengaruh dari luar cukup kuat," jelas Eric. (Gdn)


Source: liputan6.com
Rupiah Loyo, Harga Laptop Naik 5%

Liputan6.com, Semarang - Penguatan dolar Amerika Serikat (AS) memberikan tekanan ke sejumlah mata uang termasuk rupiah. Nilai tukar rupiah sempat tembus 13.000 per dolar AS. Hal itu pun berpengaruh terhadap harga jual barang elektronik termasuk laptop.

Kenaikan harga laptop itu pun berkisar 3-5 persen. Sugianto, salah seorang pemilik counter laptop di Plaza Simpang Lima, Semarang menuturkan, kenaikan harga jual itu memang harus dilakukan agar tak rugi. Ia mencontohkan, harga laptop naik sekitar Rp 100 ribu-Rp 200 ribu untuk laptop senilai Rp 3 juta. Sedangkan laptop seharga Rp 5 juta mengalami kenaikan Rp 300 ribu.

"Laptop yang harganya tinggi naiknya lebih besar lagi. Laptop kami yang harga Rp 15 juta naik sebesar Rp 1,8 juta," kata Sugianto, Kamis (26/3/2015).

Sementara itu, salah satu pedagang elektronik lain, Susilowati menyebutkan, meski harga jual naik, pedagang jarang rugi. Para pedagang sebagian besar membuat kesepakatan "flash protection" dengan distributor.

Menurut Susilowati, inti dari perjanjian tersebut adalah distributor komputer memberi harga sama ketika perjanjian dibuat.

"Contohnya, toko kami mengambil 100 laptop, 50 diambil bulan ini dan sisanya bulan depan. Jika penguatan dolar terjadi di akhir bulan ini, kami tetap mendapat harga sama dengan pengambilan sebelumnya," kata Susilowati.

Untuk menjaga penjualan tetap stabil, pihaknya mengadakan sejumlah promo di antaranya memberi `cashback` dan gratis asesoris.
Meski demikian, ia mengakui, penjualan turun sejak nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS.

"Terjadi penurunan penjualan yang cukup siginifikan. Penurunannya terjadi sejak awal bulan lalu. Padahal harga komputer kami tidak mengalami kenaikan, mungkin karena daya beli masyarakat yang menurun," kata Susilowati.

Penguatan dolar AS membuat rupiah tertekan pada Maret 2015. Lihat saja kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), rupiah berada di level tertinggi 13.237 per dolar AS pada 16 Maret 2015.  Sepanjang awal 2015, rupiah mengalami depresiasi 4,24 persen dari 12.474 per dolar AS menjadi 13.003 per dolar AS pada 26 Maret 2015. (Edhie P/Ahm)


Source: liputan6.com