Berita Kurs Dollar pada hari Senin, 16 Maret 2015 | |
Purbaya: Level 13.200 Adalah Titik Terlemah Rupiah | |
Liputan6.com, Jakarta - Head of Economic Research PT Danareksa Research Institute, Purbaya Yudhi Sadewa, memandang pelemahan rupiah yang terjadi sejak awal tahun ini disebabkan persepsi yang salah dari para pelaku pasar bahwa seolah-olah pemerintah dan Bank Indonesia (BI) menginginkan bahwa rupiah terus melemah. Source: liputan6.com |
|
Ekonom: Pelemahan Rupiah Jangan Jadi Tren Permanen | |
Liputan6.com, Jakarta - Senior Economist Global Research Standard Chartered, Eric Alexander Sugandi menjelaskan pelemahan rupiah karena pengaruh dari global yaitu membaiknya ekonomi di Amerika Serikat (AS) yang membuat ekspektasi bahwa Bank Sentral AS (The Fed) akan menaikkan suku bunga akan semakin kuat. Source: liputan6.com |
|
Rupiah Melemah, Harga Handphone Terbaru Naik | |
Liputan6.com, Jakarta - Penguatan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah disebut belum banyak mempengaruhi harga jual telepon seluler di dalam negeri meski sebagian besar berasal dari impor. Ketua Asosiasi Ponsel Seluruh Indonesia, Hasan Aula mengatakan, hal ini karena pelemahan rupiah terjadi belum begitu lama sehingga belum mempengaruhi harga telepon seluler secara keseluruhan. "Kalau rupiahnya tidak stabil seperti ini pasti pengaruh ya, tapi in the short term sih belum, tetapi in the long term pasti mempengaruhi harga handphone. Kalau turunnya terlalu jauh dampak ke kenaikan harga, tapi kalau sedikit tidak terlalu berpengaruh," ujar Hasan saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Senin (16/3/2015). Meski demikian, Hasan mengakui sebagian merek telepon selular telah menaikkan harga jualnya. Akan tetapi yang mengalami kenaikan merupakan produk-produk terbaru dari merek tersebut. "Saat ini belum signifikan, ada beberapa merek yang sudah naik, tapi kebanyakan masih belum," lanjutnya. Dia menjelaskan, kenaikan harga ini memang harus dilakukan karena dalam menentukan harga, importir dan penjual berpatokan pada nilai tukar rupiah. Kenaikan harga ini dilakukan agar pelaku usaha tidak merugi. "Mau tidak mau dari merek-merek itu harus di-adjust karena mereka menentukan harga berdasarkan currency berapa. Kalau nilai tukarnya naik mau tidak mau harus naik, supaya tidak rugi banyak," tandasnya. Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), rupiah berada di kisaran 13.191 per dolar AS pada 13 Maret 2015. Level rupiah itu tertinggi sepanjang 2015. (Dny/Ahm) Source: liputan6.com |
|
Pengamat Ramal Rupiah Bisa Tembus 14.000 per Dolar AS | |
Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah semakin tak kuasa melawan dolar Amerika Serikat (AS) hingga harus tertekuk ke level Rp 13.237. Level ini disebut-sebut sudah jauh dari fundamental rupiah dan berpotensi jatuh lebih dalam sampai menembus Rp 14.000 per dolar AS. Pengamat Ekonomi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Latif Adam, mengatakan, volatilitas kurs rupiah yang mencapai 6 persen lebih, seharusnya berada pada level fundamental di kisaran Rp 12.400-Rp 12.500 per dolar AS. Sementara pada tahun lalu, rupiah ada di angka Rp 11.800 per dolar AS. "Tapi karena sentimen saat ini sulit diukur karena faktor internal dan global, maka bisa saja kurs rupiah mencapai level Rp 13.500 per dolar AS, bahkan Rp 14.000 per dolar AS," kata dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Senin (16/3/2015). Lebih jauh menurut Latif, rapor merah pada defisit neraca transaksi berjalan 2,9 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) sangat mengganggu ekonomi Indonesia. Inilah pekerjaan rumah pemerintah dan Bank Indonesia (BI) yang harus segera diselesaikan. Faktor lain di luar domestik, lanjut dia, paling signifikan datang dari aksi lihat dan tunggu (wait and see) investor terhadap kebijakan The Federal Reserve yang akan menaikkan suku bunga acuan. "Belum ada kejelasan kapan akan dinaikkan, ada yang bilang kuartal akhir dan pertengahan tahun ini, jadi tidak bisa dikontrol. Ini yang bikin volatilitas rupiah semakin tinggi," papar Latif. Kebijakan Gubernur Bank Sentral AS, Janet Yellen dianggap Latif, penuh ketidakpastian karena gaya kepemimpinan wanita ini yang kurang transparan. Dia menjelaskan, gaya kepemimpinan tersebut sangat berbeda dengan pendahulunya Ben Bernanke. "Bernanke dalam setiap kebijakannya transparan. Kalau 3 bulan lagi akan dilakukan, maka diumumkan, jadi sudah pada price in. Sementara Yellen berbeda, sehingga menambah ketidakpastian dalam kebijakan kenaikan Fed Fund Rate dan normalisasi quantitative easing," tutur dia. Latif menerangkan, persoalan penguatan dolar AS terletak pada ketidakpatuhan pelaku usaha dalam penggunaan mata uang rupiah di dalam negeri. Padahal sudah ada Undang-undang (UU) Mata Uang yang mengaturnya. "Banyak hotel di Bali, pusat belanja elektronik dan barang lain, arisan yang pakai dolar AS di Indonesia. Karena jika ada penegakan hukum maka dampaknya bisa langsung untuk mengurangi volatilitas rupiah," pungkas Latif. Seperti diketahui, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), rupiah berada di level tertinggi 13.237 per dolar AS pada Senin pekan ini. (Fik/Ahm) Source: liputan6.com |
|
Mantan Gubernur BI Diangkat Jadi Komisaris Bank Mandiri | |
Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Mandiri Tbk merombak jajaran komisaris dan pengesahan jajaran direksi melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang berlangsung pada Senin (16/3/2015) ini. Source: liputan6.com |
|
Operator RS Tak Khawatir Meski Rupiah Tertekan | |
Liputan6.com, Jakarta - Manajemen PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk mengaku tak khawatir kendati penguatan dolar Amerika Serikat (AS) mendorong rupiah hingga tembus angka 13.200 per dolar AS. Direktur Utama PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk, Rustiyan Oen menerangkan, memang sebagian alat medis didatangkan dari luar negeri. Meski demikian, itu hanya mengambil porsi kecil dari pengeluaran perseroan. "Memang paling besar untuk pembelian alat medis seperti CT scan, tapi 5-10 persen," kata dia di Jakarta, Senin (16/3/2015). Ia menambahkan, kalau kebutuhan lain seperti obat diperoleh dari dalam negeri sehingga tidak terpengaruh meski dolar AS menguat. "Obat belinya pabrik lokal dalam rupiah, komponen dolar tidak pengaruh. Yang pengaruh pabrik obatnya," ujar Rustiyan. PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk juga menggelar penawaran saham perdana/initial public offering (IPO). Saham yang ditawarkan dalam rangka penawaran saham perdana/IPO itu ada sekitar 73,75 juta saham baru dan sekitar 189,15 juta saham biasa milik pemegang saham Lion Investments Partner B.V.
Seperti diketahui, pada perdagangan Senin ini rupiah kembali menyentuh angka 13.200 per dollar AS di tengah pelaku pasar menanti pertemuan Bank Sentral AS (The Fed). Data valuta asing Bloomberg menunjukan pelemahan 0,29 persen ke level 13.243 per dollar AS. Sebelumnya, nilai tukar rupiah juga sempat menyentuh level terendah sejak 1998 di kisaran 13.249 per dolar AS pada perdagangan pukul 10:42 waktu Jakarta. Di awal pekan ini, nilai tukar rupiah masih berfluktuasi melemah di kisaran 13.210 - 13.249 per dolar AS. Sementara kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate mencatat nilai tukar rupiah melemah ke level 13.237 per dolar AS. Angka tersebut melanjutkan pelemahan dari perdagangan pekan lalu. (Amd/Ahm) Source: liputan6.com |
|
Bank Mandiri Bagi Dividen Rp 212 | |
Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) akan membayar dividen 2014 sebesar 25 persen dari laba bersih 2014 yaitu sebesar Rp 4,96 triliun. Dividen yang dibagikan sebesar Rp 212. Pembayaran dividen dilakukan pada 17 April 2015. Hal itu telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada Senin (16/3/2015). Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pemberian dividen ini merupakan bentuk apresiasi kepada para pemegang saham yang telah mendukung kinerja Bank Mandiri selama 2014. "Langkah ini juga sejalan dengan komitmen kami memberikan total return yang baik kepada pemegang saham dan Bank Mandiri dapat terus tumbuh dengan baik di masa mendatang sesuai dengan rencana bisnis yang sudah ditetapkan" ujar Budi di Plaza Mandiri, Jakarta. RUPST tersebut juga mengesahkan laporan keuangan perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2014 dengan aset mencapai Rp 855 triliun. Sedangkan pada akhir 2015, perseroan menargetkan capai aset sebesar Rp 1.000 triliun agar mampu melangkah lebih cepat di ASEAN. Budi menjelaskan, selama 2014 perseroanmenunjukan kinerja yang positif. Pada akhir Desember 2014, laba bersih Bank Mandiri mencapai Rp 19,9 triliun dengan laju pertumbuhan kredit mencapai 12 persen, dari Rp 472,4 triliun pada 2013 menjadi Rp 530 triliun pada 2014. Atas kinerja tersebut, lanjut Budi, aset Bank Mandiri mengalami pertumbuhan year on year sebesar 16,6 persen, menjadi Rp 855 triliun pada akhir Desember 2014. "Total aset ini menjadikan Bank Mandiri sebagai bank terbesar di Indonesia dan siap membidik pasar ASEAN," tandasnya. (Dny/Ahm) Source: liputan6.com |
|
Bank Mandiri Bagi Dividen Rp 212 per Saham | |
Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) akan membayar dividen 2014 sebesar 25 persen dari laba bersih 2014 yaitu sebesar Rp 4,96 triliun. Dividen yang dibagikan sebesar Rp 212 per saham. Pembayaran dividen dilakukan pada 17 April 2015. Hal itu telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada Senin (16/3/2015). Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pemberian dividen ini merupakan bentuk apresiasi kepada para pemegang saham yang telah mendukung kinerja Bank Mandiri selama 2014. "Langkah ini juga sejalan dengan komitmen kami memberikan total return yang baik kepada pemegang saham dan Bank Mandiri dapat terus tumbuh dengan baik di masa mendatang sesuai dengan rencana bisnis yang sudah ditetapkan" ujar Budi di Plaza Mandiri, Jakarta. RUPST tersebut juga mengesahkan laporan keuangan perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2014 dengan aset mencapai Rp 855 triliun. Sedangkan pada akhir 2015, perseroan menargetkan capai aset sebesar Rp 1.000 triliun agar mampu melangkah lebih cepat di ASEAN. Budi menjelaskan, selama 2014 perseroanmenunjukan kinerja yang positif. Pada akhir Desember 2014, laba bersih Bank Mandiri mencapai Rp 19,9 triliun dengan laju pertumbuhan kredit mencapai 12 persen, dari Rp 472,4 triliun pada 2013 menjadi Rp 530 triliun pada 2014. Atas kinerja tersebut, lanjut Budi, aset Bank Mandiri mengalami pertumbuhan year on year sebesar 16,6 persen, menjadi Rp 855 triliun pada akhir Desember 2014. "Total aset ini menjadikan Bank Mandiri sebagai bank terbesar di Indonesia dan siap membidik pasar ASEAN," tandasnya. (Dny/Ahm) Source: liputan6.com |
|
Dirut Mandiri Tolak Satukan ATM dengan Bank Asing | |
Liputan6.com, Jakarta - Anjuran Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar perbankan BUMN menyatukan Automatic Teller Machine (ATM) guna menurunkan tingkat suku kredit perbankan mendapat tanggapan dari Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin. Source: liputan6.com |