Berita Kurs Dollar pada hari Jumat, 13 Maret 2015 | |
Paket Kebijakan Ekonomi Tetap Sulit Kuatkan Rupiah ke Rp 12.500 | |
Ekonom Mandiri Sekuritas, Aldian Taloputra menyatakan sedang menunggu implementasi paket kebijakan ekonomi yang dijanjikan pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Realisasi tersebut dapat memberi angin segar bagi penguatan nilai tukar rupiah yang sedang terseok-seok terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Source: liputan6.com |
|
Top 5 Bisnis: Beda Rupiah Terpuruk Era Jokowi dan SBY Paling Hot | |
Liputan6.com, Jakarta - Kondisi nilai tukar rupiah sudah mulai mengkhawatirkan. Pasalnya, rupiah telah melemah hingga menembus Rp 13.000 per dolar Amerika Serikat (AS). Pelemahan rupiah ini pun mempengaruhi banyak hal. Pemerintah pun mengambil langkah-lanngkah guna membuat rupiah kembali menguat. Tak hanya di era Presiden Jokowi, pelemahan rupiah juga terjadi pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Namun ternyata pelemahan rupiah kali ini berbeda situasinya dengan yang terjadi di era kepemimpinan mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Artikel tentang perbedaan pelemahan rupiah di era Jokowi dan SBY paling tuai perhatian pembaca Liputan6.com. Selain soal rupiah, pembaca juga menyoroti soal seluk beluk batu mulia termasuk batu akik di dalamnya. Berikut daftar lengkap 5 berita paling tuai perhatian, Jumat (13/3/2015): 5. Rupiah Terus Merosot ke Level 13.213 per Dolar AS Rupiah memimpin penurunan mata uang di Asia dan mencapai pelemahan terparah dalam 16 tahun terakhir setelah Bank Indonesia memberikan sinyal bahwa rupiah baik-baik saja. Alhasil, keperkasaan dolar Amerika Serikat (AS) terus menghantam rupiah hingga ke atas level US$ 13.200 per dolar AS. Source: liputan6.com |
|
Dolar Melemah, Rupiah Masih Terkapar di Akhir Pekan | |
Liputan6.com, Jakarta Tekanan dolar terhadap sebagian besar mata uang di negara berkembang akhirnya mereda lantaran para investor lebih memilih menanti sinyal dari Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) terkait kebijakannya menaikkan suku bunga. Meski dolar melemah, rupiah tercatat masih lesu dan sempat kembali ke level 13.200 per dolar AS pada perdagangan hari ini. Data valuta asing Bloomberg, Jumat (13/3/2015) menunjukkan nilai tukar rupiah melemah 0,08 persen ke level 13.192 per dolar AS. Rupiah juga sempat melemah lebih jauh ke level 13.200 per dolar AS pada perdagangan pukul 9:32 wajktu Jakarta. Rupiah sebelumnya dibuka melemah di level 13.185 per dolar AS dari penutupan sebelumnya di level 13.182 per dolar AS. Hingga menjelang siang, nilai tukar rupiah masih aktif berfluktuasi di kisaran 13.167 - 13.200 per dolar AS. Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) juga mencatat nilai tukar rupiah nyaris kembali ke level 13.200 per dolar AS. Rupiah melanjutkan pelemahan dari hari-hari sebelumnya di level 13.191 per dolar AS. Mengutip laman Bloomberg, dolar akhirnya mengalami koreksi setelah menguat cukup fantastis dalam tujuh hari terakhir. "Langkah para investor semalam sangat konsisten dengan koreksi kecil di tengah laju penguatan dolar tertinggi sepanjang sejarah, kata Sam Tuck, pakar strategi mata uang senior di ANZ Bank New Zealand Ltd. Dalam sepekan terakhir, nilai tukar dolar AS memang mengalami penguatan cukup signifikan sebesar 2,2 persen. Sayangnya, meski dolar melemah, nilai tukar rupiah masih belum pulih dan tetap berkutat di kisaran 13.190 - 13.200 per dolar AS pada perdagangan hari ini. (Sis/Nrm) Source: liputan6.com |
|
Pemerintah Jokowi Bantah Intervensi BI Stabilkan Rupiah | |
Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Joko Widodo (Jokowi) membantah telah melakukan intervensi kepada Bank Indonesia (BI) dalam rangka stabilisasi nilai tukar rupiah. Pemerintah menegaskan akan selalu berkoordinasi dengan lembaga tinggi itu tanpa perlu menekan atau mencampuri intervensi BI di pasar uang. "Siapa bilang kami intervensi? Tidak. Kami tidak boleh intervensi BI," ucap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil sebelum Rakor Perkembangan Nilai Tukar dan Defisit Transaksi Berjalan di kantornya, Jakarta, Jumat (13/3/2015). Pemerintah, kata dia, selalu berkoordinasi dengan BI, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) supaya mempunyai kesepahaman soal perkembangan ekonomi Indonesia, termasuk kondisi makro ekonomi negara ini. BI, OJK dan pemerintah sudah memiliki tugas dan fungsi masing-masing berdasarkan Undang-undang (UU). "Kalau rapat kemarin, BI memberikan input ke pemerintah. BI sendiri punya peran menjalankan kebijakan moneter dan sepenuhnya otonomi, sementara pemerintah mengamankan sektor riil, menciptakan pertumbuhan ekonomi, menjamin infrastruktur berjalan sesuai rencana. Jadi tidak ada intervensi sama sekali," tegas Sofyan. Hari ini, pemerintah Jokowi dan BI menggelar rakor soal rupiah dan defisit transaksi berjalan. Dihadiri sejumlah menteri terkait untuk merumuskan dan mendetailkan paket kebijakan ekonomi yang sudah diumumkan Presiden Jokowi. Sejak awal 2015, penguatan dolar Amerika Seriakt (AS) telah menekan sejumlah mata uang termasuk rupiah. Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) bahkan menembus level tertinggi 13.191 pada 13 Maret 2015. (Fik/Ahm) Source: liputan6.com |
|
Ekonom Ingatkan Pemerintah Tak Santai Hadapi Rupiah Tertekan | |
Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mesti menjadi perhatian serius bagi pemerintah. Seyogyanya, pemerintah mesti menyiapkan strategi khusus untuk meredam gejolak rupiah lantaran depresiasi ini merupakan kelanjutan dari dua tahun yang lalu. Ekonom Didik J Rachbini pun mengingatkan, kendati rupiah tidak terjun bebas, pemerintah jangan terlalu santai terhadap pelemahan tersebut. "Rupiah yang turun selama beberapa bulan ini merupakan kelanjutan dari dua tahun sebelumnya jadi tidak boleh main-main. Jangan hanya mengatakan aman saja tanpa melakukan tindakan apa-apa. Sebab masalahnya bersifat struktural. Kita ini sekarang relatif tidak bergoyang kencang, karena masih ada modal portofolio yang masuk ke kita," kata Didik, Jakarta, Jumat (13/3/2015). Dia pun mengatakan perlu perbaikan neraca transasi berjalan untuk meredam gejolak rupiah. Hal itu lantaran, neraca transaksi berjalan kerap defisit karena masih melakukan ekspor barang mentah. "Transaksi berjalan minus, ekspor barang kita tidak cukup untuk menutup impor barang. Jadi ini pertama kalinya setelah 4 dekade itu neraca perdagangan defisit. Mengapa defisit? Karena mayoritas dari ekspor kita itu bahan mentah. Dan bahan mentah itu, apakah itu kakao, apakah itu batu bara, kelapa sawit," ujar Didik. Namun demikian, pihaknya mengatakan kondisi rupiah belum terlalu mengkhawatirkan karena tertolong data makro ekonomi yang relatif baik. "Inflasi kita bagus, cadangan devisa bagus, APBN juga lumayan sudah tidak impor bensin yang besar. Mestinya rupiah pada masa Jokowi ini bertahan, bahkan mungkin bisa kuat. Mengapa? Karena kita bulan madu, harapan bisnis, ekspektasi, demokrasi yang bagus," tutur Didik. Sebagai informasi, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) juga mencatat nilai tukar rupiah nyaris kembali ke level 13.200 per dolar AS. Data valuta asing Blomberg menunjukan nilai tukar rupiah melemah 0,08 persen ke level 13.192 per dolar AS. Rupiah menembus lebel 13.200 per dolar AS pada perdagangan pukul 9.32 waktu Jakarta. (Amd/Ahm) Source: liputan6.com |
|
BI Sebut Tekanan Rupiah Tak Perlu Dikhawatirkan | |
Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tidak mencemaskan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Lantaran depresiasi kurs rupiah jauh lebih rendah dibanding negara berkembang lain, seperti Brazil dan Turki. Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo membeberkan kondisi tekanan rupiah yang masih di angka 6 persen pada periode Desember 2014 sampai Maret 2015. Sedangkan depresiasi rupiah pada tahun lalu 1,8 persen. "Depresiasi mata uang Brazil di 2014 sebesar 12,5 persen, dan 17 persen di periode yang sama. Sementara Turki yang selalu dibandingkan dengan Indonesia, mata uangnya melemah 8 persen di tahun lalu dan 12 persen sepanjang Desember-Maret 2015," ujar dia usai Rakor Perkembangan Nilai Tukar di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat (13/3/2015). Di sisi lain, Agus menambahkan, tekanan kurs juga terjadi pada mata uang Rubbel Rusia yang mencapai 70 persen. Jika melongok ke negara serumpun Malaysia, Ringgit mengalami pelemahan 6 persen. "Jadi rupiah melemah tidak perlu terlalu dikhawatirkan karena ada kecenderungan mata uang dolar menguat terhadap semua mata uang di dunia karena ekonomi AS menguat. Tidak perlu khawatir," tegasnya. Agus mengatakan, pemerintah dan Bank Indonesia (BI) harus mempersiapkan kemungkinan realisasi rencana penaikan suku bunga acuan (Fed Fund Rate) pada Juni dan Juli 2015. "Yang awalnya dinaikkan 0,25 persen, bisa menjadi 0,5 atau 1 persen. Lalu pada tahun berikutnya penaikan suku bunga acuan The Fed bisa menjadi 2 persen sampai 2,25 persen. Jadi kita perlu mempersiapkan kondisi itu," papar Agus. Dia mengaku, BI telah mempunyai arah kebijakan yang fokus pada menjaga stabilitas ekonomi makro Indonesia. "Posisi Indonesia secara moneter cautions (waspada) dan bias ketat. Bahwa kami ingin meyakinkan inflasi sesuai target 4 plus minus 1 persen pada 2015-2016," cetus Agus. Data valuta asing Bloomberg, Jumat pekan ini menunjukkan nilai tukar rupiah melemah 0,08 persen ke level 13.192 per dolar AS. Rupiah juga sempat melemah lebih jauh ke level 13.200 per dolar AS pada perdagangan pukul 9:32 waktu Jakarta. Rupiah sebelumnya dibuka melemah di level 13.185 per dolar AS dari penutupan sebelumnya di level 13.182 per dolar AS. Hingga menjelang siang, nilai tukar rupiah masih aktif berfluktuasi di kisaran 13.167 - 13.200 per dolar AS. Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) juga mencatat nilai tukar rupiah nyaris kembali ke level 13.200 per dolar AS. Rupiah melanjutkan pelemahan dari hari-hari sebelumnya di level 13.191 per dolar AS.(Fik/Ahm) Source: liputan6.com |
|
Begini Jurus BI untuk Bikin Rupiah Stabil | |
Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mengaku telah menyiapkan beberapa kebijakan untuk menekan defisit transaksi berjalan dalam rangka stabilisasi makro ekonomi Indonesia. Kebijakan ini menyusul 8 paket kebijakan ekonomi yang dirumuskan pemerintah Joko Widodo (Jokowi).
Source: liputan6.com |
|
Rupiah Tertekan, Harga Bahan Baku Penopang Infrastruktur Melonjak | |
Liputan6.com, Jakarta - Penguatan dolar Amerika Serikat (AS) yang membuat rupiah tertekan mendorong sejumlah harga bahan baku pendukung pembangunan infrastruktur melonjak. "Yah besi yang diimpor susah. Harga makin mahal. Teman-teman mau beli komputer, harganya naik 30-40 persen," tutur Ekonom Didik J.Rachbini di kantor Kadin, Jumat (13/3/2015). Ia mengakui, penguatan dolar AS membawa dampak positif pada sektor-sektor tertentu yang menjalankan fokus bisnis ekspor. Berlaku sebaliknya kalau impor bakal terguncang karena rupiah merosot. "Sektor-sektor yang bisa mengambil bahan baku dalam negeri itu mendapat keuntungan, karena dia pakai bahan baku dalam negeri, dia jualnya pakai dolar untuk diekspor. Tapi sektor lain, pada umumnya mengalami ketidakstabilan di dalam menjalankan bisnisnya," kata Didik. Sementara itu, Pengamat Ekonomi Universitas Padjajaran Ina Primiana mengatakan, penataan infrastruktur kurang baik juga mendorong biaya logistik di Indonesia tinggi. Dia menerangkan, posisi pembangunan infrastruktur Indonesia menempati nomor empat di ASEAN. Indonesia di atas Singapura, Malaysia dan Thailand. Sayangnya untuk biaya logistik justru kalah ketimbang Vietnam. "Indonesia sebenarnya nomor 4, di bawah Singapura, Malaysia, sama Thailand. Kita di atas Vietnam dan Filipina. Tapi di logistik, yang bisa efisien di logistik ternyata Vietnam di atas kita, artinya infrastruktur yang begitu banyak, bisa saja tidak secara langsung melayani industri yang ada. Infrastruktur dan industri tidak ketemu," kata dia. Dia mengatakan, hal itu juga disebabkan porsi pembangunan infrastruktur yang masih kecil. "Artinya dianggap cukup 5 persen PDB, tapi uang kita tidak cukup. Malaysia 9 persen, India 7 persen jadi Rp 500 triliun, Indonesia hanya Rp 200 triliun," kata Ina. (Amd/Ahm) Source: liputan6.com |
|
Rupiah Melemah Belum Ganggu Penjualan Handphone | |
Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) belum memberikan pengaruh terhadap penjualan telepon seluler di ITC Roxy Mas, Jakarta Barat. Yudianto (28) salah satu pedagang telepon seluler di tempat tersebut mengatakan, sejauh ini penjualan handphone masih normal. "Penjualan masih normal, karena melemahnya belum terlalu lama. Jadi kalau produk yang lama-lama harganya masih sama," ujar Yudianto saat berbincang dengan Liputan6.com di ITC Roxy Mas, Jakarta Barat, Jumat (13/3/2015). Sedangkan untuk produk baru, Yuddy mengakui terjadi kenaikan harga. Namun hal itu pun tidak berpengaruh pada penjualan. Lantaran produk baru biasanya masih banyak dicari oleh konsumen sehingga walaupun harganya naik, namun tetap laku dipasaran. "Kalau produk baru harganya baru. Tapi yang baru itu biasanya masih banyak dicari orang, orang penasaran sama produk itu, jadi tidak masalah," kata dia. Meski demikian, Yudi berharap nilai tukar rupiah melemah ini tidak semakin parah. Dia berharap rupiah bisa kembali menguat agar tidak mempengaruhi produk-produk impor seperti ponsel. "Ya maunya pedagang sih rupiah itu stabil, paling tidak di Rp 10 ribu. Supaya harga handphone juga tidak tinggi, jadi pembeli tidak menurun. Karena harga pas tinggi atau rendah, kita ambil untungnya begitu saja," tandas dia. Sejak awal 2015, penguatan dolar Amerika Serikat (AS) telah menekan sejumlah mata uang termasuk rupiah. Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) bahkan menembus level tertinggi 13.191 pada 13 Maret 2015. (Dny/Ahm) Source: liputan6.com |
|
Masih Banyak Transaksi Sewa Lahan Industri Pakai Dolar AS | |
Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengakui, sampai saat ini masih ada sejumlah pihak yang melakukan transaksi menggunakan dollar Amerika Serikat (AS) terkait sewa lahan industri. Menurut Kemenperin, hal tersebut sebenarnya tidak bisa dilakukan karena bisa ikut mendorong permintaan dolar AS sehingga nilai tukar rupiah bisa melemah. Source: liputan6.com |