Prev Maret 2015 Next
Ming Sen Sel Rab Kam Jum Sab
01 02 03 04 05 06 07
08 09 10 11 12 13 14
15 16 17 18 19 20 21
22 23 24 25 26 27 28
29 30 31 01 02 03 04
05 06 07 08 09 10 11
Berita Kurs Dollar pada hari Selasa, 10 Maret 2015
Rupiah Masih Betah di 13.050 per Dolar AS

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih tertekan pada perdagangan Selasa pekan ini. Rupiah masih betah di kisaran 13.000 per dolar AS. Sentimen yang menekan rupiah adalah rencana kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS).

Data valuta asing Bloomberg, Selasa (10/3/2015), menunjukkan nilai tukar rupiah masih berada di kisaran 13.050 per dolar AS. Pada pembukaan perdagangan, rupiah berada di level 13.050,80 per dolar AS. Rupiah pun bergerak fluktuaktif hingga siang di kisaran 13.047 per dolar AS hingga 13.065 per dolar AS.

Sementara, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia, rupiah melemah tipis sebesar 12 poin ke  level 13.059 per dolar AS pada Selasa 10 Maret 2015 dari periode Senin 9 Maret 2015 yang ada di di level 13.047 per dolar AS.

Analis PT Bank Saudara Tbk, Rully Nova menuturkan, sentimen global masih menekan rupiah ditambah dolar cenderung menguat. Pada akhir pekan lalu, pemerintah Amerika Serikat merilis data tenaga kerja dan payroll yang membaik. Data Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan, jumlah tenaga kerja AS bertambah 295 ribu jiwa bulan lalu. Sementara tingkat pengangguran menyentuh level terendahnya dalam hampir tujuh tahun terakhir.

Hal itu mendorong spekulasi kalau bank sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) akan menaikkan suku bunga secepatnya.

Sedangkan sentimen dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan sekitar 25 basis poin (bps) menjadi 7,5 persen pada 17 Februari 2015. Menurut Rully, sentimen tersebut mendorong pelaku pasar menghitung selisih suku bunga meski BI Rate masih lebih tinggi. Akan tetapi pelaku pasar cenderung pegang dolar karena lebih berharga.

"Bagi pelaku pasar asing jangka pendek menghitung besaran selisih suku bunga sehingga cenderung membeli dolar," ujar Rully saat dihubungi Liputan6.com.

Rully mengatakan, BI akan siap di pasar untuk menjaga volatilitas rupiah. Selain itu, BI juga diharapkan dapat mengendalikan kestabilan rupiah sehingga tidak terlalu turun tajam. "Yah sedikit demi sedikit dikendalikan. Meski cadangan devisa cukup tetapi kalau cadangan dolar terbatas maka itu bisa jadi ajang spekulasi," tutur Rully.

Ia memperkirakan, rupiah akan bergerak di kisaran 13.050-13.070 per dolar AS pada hari ini. Mengutip laman Reuters hari ini, dolar AS mendekati ke level tertinggi terhadap yen dan euro. Hal itu didorong sentimen terhadap suku bunga global. Sementara pasar melihat data inflasi China. (Ahm/Gdn)


Source: liputan6.com
Wapres Bantah Rupiah Melemah Karena Kisruh KPK-Polri

Kisruh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Polri sudah perlahan mereda, namun kisruh tersebut masih belum selesai dan masih menimbulkan polemik Kisruh ini pun dituding menjadi salah satu penyebab melemahnya nilai nilai tukar rupiah yang menembus level 13.047 per dollar AS pada Senin (9/3/2015).

Namun hal ini langsung dibantah Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla yang menegaskan pelemahan rupiah tidak berhubungan dengan kisruh KPK-Polri. Pelemahan rupiah dikatakan lebih dipengaruhi faktor ekonomi global.

"Bukan pengaruhnya itu, pengaruhnya ekonomi luar dan harga-harga dalam negeri," ujar Jusuf Kalla di Bidakara, Senin (10/3/2015).

Beberapa pengamat ekonomi mengatakan, melemahnya nilai tukar rupiah karena adanya data nonfarm payrolls AS menunjukkan angka positif, yaitu sebesar 295 ribu tenaga kerja atau di atas perkiraan sebesar 240 ribu tenaga kerja.

Indeks pengangguran pun menjadi turun menjadi 5,7 persen padahal perkiraannya di sekitar 5,6 persen. Angka ini menimbulkan spekulasi makin dekatnya kenaikan suku bunga AS, sehingga semakin menguatkan otot dollar AS.

Pada hari ini, rupiah masih betah di kisaran 13.000 per dolar AS. Sentimen yang menekan rupiah adalah rencana kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS).

Data valuta asing Bloomberg, menunjukkan nilai tukar rupiah masih berada di kisaran 13.050 per dolar AS. Pada pembukaan perdagangan, rupiah berada di level 13.050,80 per dolar AS. Rupiah pun bergerak fluktuaktif hingga siang di kisaran 13.047 per dolar AS hingga 13.065 per dolar AS.

Sementara, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia, rupiah melemah tipis sebesar 12 poin ke  level 13.059 per dolar AS pada Selasa 10 Maret 2015 dari periode Senin 9 Maret 2015 yang ada di di level 13.047 per dolar AS. (Putu/Nrm)


Source: liputan6.com
Setiap Rupiah Melemah 100 per Dolar AS, RI Untung Rp 2,3 Triliun

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu), Bambang Brodjonegoro mengungkapkan pelemahan nilai tukar rupiah membawa berkah bagi anggaran negara. Pasalnya, pelemahan tersebut akan memberikan surplus dalam neraca perdagangan.

Dalam Konferensi Pers Perkembangan Ekonomi Terkini di Gedung Frans Weda Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (10/3/2015), Bambang mengungkapkan, setiap rupiah melemah akan memberikan keuntungkan.  "Pelemahan Rp 100 per dolar Amerika Serikat (AS) dalam kurs kita, justru akan menciptakan tambahan surplus ke anggaran. Jadi pelemahan tidak membahayakan anggaran," ungkap dia.

Lebih jauh kata Bambang, setiap nilai tukar rupiah tertekan Rp 100 per dolar AS, kontribusi tambahan surplus ke Anggaran Pendapatan Negara (APBN) mencapai Rp 2,3 triliun. Meskipun bisa memperoleh keuntungan, Bambang enggan jika pemerintah disebut ingin mencari keuntungan dari kondisi pelemahan kurs rupiah sejak tahun lalu.

Menurut dia, akibat tekanan kurs rupiah, harga sejumlah material atau bahan baku untuk pembangunan infrastruktur di Kementerian Perhubungan mengalami penurunan.  "Banyak harga material yang sudah turun, seperti material infrastruktur di Perhubungan. Penyusutannya cukup jauh karena ekonomi dunia sedang slow down," jelasnya. 

Untuk diketahui, Data valuta asing Bloomberg, Selasa (10/3/2015), menunjukkan nilai tukar rupiah masih berada di kisaran 13.050 per dolar AS. Pada pembukaan perdagangan, rupiah berada di level 13.050,80 per dolar AS. Rupiah pun bergerak fluktuaktif hingga siang di kisaran 13.047 per dolar AS hingga 13.065 per dolar AS.

Sementara, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia, rupiah melemah tipis sebesar 12 poin ke  level 13.059 per dolar AS pada Selasa 10 Maret 2015 dari periode Senin 9 Maret 2015 yang ada di di level 13.047 per dolar AS.

Analis PT Bank Saudara Tbk, Rully Nova menuturkan, sentimen global masih menekan rupiah ditambah dolar cenderung menguat. Pada akhir pekan lalu, pemerintah Amerika Serikat merilis data tenaga kerja dan payroll yang membaik. Data Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan, jumlah tenaga kerja AS bertambah 295 ribu jiwa bulan lalu.

Hal itu mendorong spekulasi kalau bank sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) akan menaikkan suku bunga secepatnya. (Fik/Gdn)


Source: liputan6.com
BI: Rupiah Rp 13.000 Cukup Oke
Nilai tukar rupiah yang berada pada kisaran Rp 13.000 per dolar Amerika Serikat (AS) dinilai Bank Indonesia (BI) sangat bagus untuk perkembangan ekspor dan impor Indonesia. Pasalnya, salah satu tantangan negara ini adalah mengurangi defisit transaksi berjalan. 
 
Source: liputan6.com
Rupiah Bisa Sentuh 13.250 per Dolar AS di Akhir 2015

Liputan6.com, Jakarta - Sejak pekan lalu, rupiah tampak masih rentan terhadap pelemahan dan berkutat di kisaran 13.000 per dolar AS. Perusahaan jasa keuangan global UBS memprediksi rupiah akan melemah lebih dalam lagi ke level 13.250 per dolar AS pada akhir tahun ini.

"Ya kami prediksi rupiah akan berada di level 13.250 per dolar AS pada akhir 2015 dan akhir 2016. Timing Bank Indonesia menurunkan suku bunganya memang cukup mengejutkan," terang Head of Equities and Research, UBS Indonesia Joshua Tanja dalam acara UBS Indonesia Conference 2015 di Jakarta, Selasa (10/3/2015).

Sebelumnya, UBS memprediksi BI baru akan menurunkan suku bunganya pada akhir tahun. Tapi secara mengejutkan BI memangkas suku bunga acuannya dari 7,75 persen menjadi 7,5 persen pada Februari tahun ini.

"Kemungkinan BI juga akan memangkas suku bunganya hingga 7 persen akhir tahun ini," kata Joshua.

Tapi dia mengaku keputusan BI untuk memangkas BI Rate cukup tepat jika melihat pergerakan inflasi saat ini. Tak hanya itu, dibandingkan negara tetangga, suku bunga Indonesia masih terlalu tinggi sehingga memberikan ruang bagi BI untuk menurunkan suku bunganya.

Joshua menerangkan, saat ini kecenderungan pergerakan rupiah memang melemah tahun ini. Tapi pelemahan rupiah kali ini tidak diikuti penurunan harga obligasi yang cenderung stabil.

"Biasanya bond ikut rupiah, itu saja luar biasa. Kami menikmati near-term correction saat ini," tandasnya.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih tertekan pada perdagangan Selasa pekan ini. Rupiah masih betah di kisaran 13.000 per dolar AS. Sentimen yang menekan rupiah adalah rencana kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS).

Data valuta asing Bloomberg, Selasa (10/3/2015), menunjukkan nilai tukar rupiah masih berada di kisaran 13.050 per dolar AS. Pada pembukaan perdagangan, rupiah berada di level 13.050,80 per dolar AS. Rupiah pun bergerak fluktuaktif hingga siang di kisaran 13.047 per dolar AS hingga 13.065 per dolar AS.

Sementara, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia, rupiah melemah tipis sebesar 12 poin ke  level 13.059 per dolar AS pada Selasa 10 Maret 2015 dari periode Senin 9 Maret 2015 yang ada di di level 13.047 per dolar AS. (Sis/Nrm)


Source: liputan6.com
Ini Strategi Pemerintah Jokowi Bikin Rupiah Perkasa

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus melemah seiring dengan rencana kenaikan suku bunga acuan The Fed. Untuk kembali mengangkat rupiah, bukan perkara mudah. Pemerintah perlu kerja keras dengan menjalankan berbagai strategi jitu.

Menteri Keuangan (Menkeu), Bambang Brodjonegoro mengaku, tidak ada cara instan untuk memperkuat kurs rupiah terhadap dolar AS. Namun pihaknya telah menyiapkan kebijakan langsung dan tidak langsung yang akan memperkecil defisit transaksi berjalan.

"Defisit transaksi berjalan membesar karena di neraca perdagangan serta neraca jasa dan keuangan. Jadi harus ada kebijakan pengurangan defisit transaksi berjalan tanpa mengganggu program infrastruktur," jelas dia saat Konferensi Pers Perkembangan Ekonomi Terkini di kantornya, Jakarta, Selasa (10/3/2015).

Bambang merinci, kebijakan tidak langsung yang bertujuan untuk membenahi neraca perdagangan Indonesia, antara lain :

1. Pemerintah akan menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) bea masuk anti dumping sementara dan tindakan pengamanan sementara.

2. Revisi Peraturan Pemerintah (PP) No 52 tentang Tax Allowance yang akan keluar akhir bulan ini atau bulan depan. Pemerintah akan memberikan fasilitas pengurangan Pajak Penghasilan (PPh) bagi perusahaan yang berorientasi ekspor minimal 30 persen.

"Jadi tax allowance bisa mendorong perusahaan lebih gigih mencari pasar ekspor di luar negeri," ujar Bambang.

3. Pembebasan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk industri galangan kapal. Tujuannya supaya Indonesia tidak melulu impor kapal, namun mendorong produksi kapal di dalam negeri. Peraturan Pemerintah (PP) ini tengah dirampungkan.

4. Bekerjasama dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral untuk meningkatkan porsi penggunaan biodiesel pada solar. Alasannya, pemerintah harus mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM) dan mengkonversi ke energi terbarukan dengan biodiesel yang bersumber dari domestik.

5. Pemberian tax allowance bagi investor yang akan me-reinvestasi uangnya di Indonesia. Kebijakan ini akan memberi daya tarik bagi pengusaha agar tidak membawa lari 100 persen dividen ke luar negeri.

6. Bersama dengan INSA (asosiasi perusahaan pelayaran) untuk mengatasi defisit pelayaran dengan menyamaratakan perlakuan pajak bagi perusahaan asing maupun lokal.

"Perusahaan pelayaran domestik kena pajak, tapi asing malah nggak membayar. Ini nggak adil. Makanya kita lagi pikirkan apakah pajak untuk perusahaan lokal dikurangi atau asing ditingkatkan karena kita curiga banyak perusahaan asing mengabaikan pajak," tegas Bambang.

7. Pendirian BUMN Reasuransi skala besar, di mana prosesnya akan tuntas tahun ini. Selain itu, memperlancar remitansi untuk meningkatkan cadangan devisa Indonesia.

Di samping itu, Bambang mengaku, ada kebijakan lain yang secara langsung bisa berdampak terhadap kurs rupiah :

1. Sudah dibentuk tim gabungan untuk melakukan penegakan hukum besar-besaran dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Mata Uang Tahun 2011. Pasalnya masih marak transaksi ekonomi di Indonesia menggunakan mata uang asing yang seharusnya dilarang oleh UU. 

2. Berlakunya aturan Menteri Perdagangan soal kewajiban penggunaan Letter of Credit (L/C) untuk komoditas ekspor hasil bumi, seperti minerba, CPO kelapa sawit, batubara, minyak dan gas bumi. Aturan ini berlaku per 1 April 2015.

"Dengan kebijakan-kebijakan tersebut, kita ingin pasar uang yang tipis bisa diperkuat. Menambah suplai dan mengurangi permintaan terhadap dolar AS di dalam negeri," imbuh Bambang. (Fik/Gdn)


Source: liputan6.com
BI Ungkap 3 Faktor yang Bikin Rupiah Terus Melemah

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mengungkapkan ada tiga faktor utama yang membayangi pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Tiga faktor tersebut menahan laju kurs rupiah untuk bangkit dari level Rp 13.000 per dolar AS.

Deputi Gubernur BI, Perry Warjiyo menjelaskan, kurs rupiah pada pekan lalu terdepresiasi 0,34 persen terhadap dolar AS, Euro melemah 3,13 persen, Yen Jepang 1,1 persen, Ringgit Malaysia 1,14 persen, Dolar Singapura 1 persen lebih, Yuan China 0,9 persen.

"Pelemahan kurs rupiah di kawasan ASEAN relatif lebih rendah. Tapi rupiah juga menguat dengan beberapa mata uang. Tahun lalu rupiah melemah 13,5 persen, Yen 12,5 persen hingga 13 persen," kata dia kepada wartawan di Jakarta, Selasa (10/3/2015).

Perry menyebut, tiga faktor pemicu depresiasi nilai tukar rupiah, antara lain:

1. Penguatan ekonomi Amerika Serikat (AS) dan rencana penaikan suku bunga acuan The Fed yang diprediksi pada kuartal III atau kuartal IV tahun ini. Rencana kebijakan tersebut menyebabkan hampir seluruh mata yang di dunia melemah terhadap dolar AS.

2. Penggelontoran likuiditas dari Bank Sentral Eropa dan Bank of Japan. Kebijakan tersebut bukan hanya menambah likuiditas, tapi juga membuat mata uang Euro dan Yen Jepang melemah.

3. Faktor domestik Indonesia yang masih mencatatkan defisit neraca transaksi berjalan. BI memperkirakan defisit transaksi berjalan pada tahun ini akan berada pada kisaran 3 persen karena ada impor bahan baku dalam rangka pembangunan infrastruktur. Sementara jika impor bisa ditahan, maka defisit akan lebih rendah di level 2,8 persen terhadap PDB.

"BI akan terus memastikan kurs rupiah bergerak stabil sesuai fundamentalnya. Kalaupun ada pelemahan, yang tertata, gradual dan tidak menimbulkan kepanikan. Dan kami tidak segan-segan melakukan intervensi di pasar valuta asing," pungkas Perry.

Data valuta asing Bloomberg, Selasa (10/3/2015), menunjukkan nilai tukar rupiah terus tertekan hingga le level 13.094 per dolar AS. Pada pembukaan perdagangan, rupiah berada di level 13.050,80 per dolar AS. Rupiah pun bergerak fluktuaktif hingga siang di kisaran 13.033 per dolar AS hingga 13.105 per dolar AS.

Sementara, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia, rupiah melemah tipis sebesar 12 poin ke  level 13.059 per dolar AS pada Selasa 10 Maret 2015 dari periode Senin 9 Maret 2015 yang ada di di level 13.047 per dolar AS. (Fik/Gdn)


Source: liputan6.com
Ada transaksi Mata Uang Asing di RI, Adukan ke Call Centre Ini

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah akan segera membuka pusat pelayanan (call centre) nasional yang akan menerima pengaduan jika ada pelanggaran penggunaan mata uang asing di Indonesia. Upaya ini dilakukan dalam rangka penegakan hukum terhadap pelaksanaan Undang-undang (UU) No 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang.

Menteri Keuangan (Menkeu) Bambang Brodjonegoro mengakui, salah satu penyebab terpuruknya nilai tukar rupiah karena mata uang asing justru mendominasi transaksi ekonomi di Indonesia.

Sementara, pemerintah dan Bank Indonesia (BI) belum aktif menggaungkan UU Mata Uang yang sudah terbit 2011 termasuk sanksi apabila terjadi pelanggaran.

"Masih banyak transaksi di Indonesia yang masih pakai dolar AS dan mata uang lain. Ini sangat sulit mengendalikan permintaan dolar AS. Bayangkan jika sewa kantor di Kawasan Industri di Jakarta Timur harus bayar pakai dolar, akhirnya tenant menukar rupiah ke dalam dolar sehingga permintaan meningkat," tegas dia di kantornya, Jakarta, Selasa (10/3/2015).

Menurutnya, penggunaan mata uang asing dalam transaksi ekonomi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sudah berkurang. Contohnya di PT Pelabuhan Indonesia, di mana sebelumnya hampir seluruh kegiatan ekonomi di pelabuhan memakai dolar AS.

Atas dasar itu, Bambang mengaku, pemerintah telah membentuk tim gabungan untuk melakukan penegakan hukum secara besar-besaran dalam pelaksanaan UU Mata Uang Nasional. Sebab ada hukuman serius yang akan menjerat pelaku usaha apabila melanggar.

Dia juga mengatakan, akan menyiapkan call centre nasional yang dapat melayani segala bentuk pengaduan pelanggaran transaksi mata uang asing di Indonesia. Jika masyarakat atau pelaku usaha mengetahui ada pembayaran transaksi selain rupiah di Indonesia, maka dapat diadukan ke petugas call centre ini.

"Semua harus patuh dengan UU Mata Uang, jika selama ini tidak punya channel buat mengadu, kami siapkan call centre nasional. Petugas akan langsung menindaklanjuti, karena hukumannya serius bagi yang tidak taat," cetus Bambang.

Dia berharap, industri hotel dapat mendukung pelaksanaan UU Mata Uang. Pasalnya ada transaksi dalam dolar AS di sejumlah hotel di Tanah Air. Dalam hal ini, berbagai asosiasi telah sepakat untuk mengimplementasikan UU Mata Uang di industrinya masing-masing.

"Jadi kalau rate hotel pakai dolar AS, turis membawa uang dalam dolar juga, maka hotel harus segera menukarkannya ke rupiah. Jadi hotel seperti money changer. Langkah ini akan mengurangi permintaan dolar di domestik dan bisa membantu pergerakan kurs," tukas Bambang. (Fik/Gdn)


Source: liputan6.com
Pulang dari Aceh, Jokowi Langsung Gelar Rapat Soal Rupiah Melemah

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi tiba di Jakarta malam ini usai melakukan kunjungan kerja selama tiga hari di Provinsi Aceh. Setibanya di Lanud Halim Perdana Kusuma, Presiden ke-7 RI langsung menuju ke Istana Negara untuk melakukan rapat terbatas bersama dengan sejumlah menteri ekonomi di kabinet kerja.

"‎‎Malam ini, pertemuan biasa kalau malam-malam kita, umum. Ya banyak yang berkaitan dengan ekonomi, yang berkaitan bukan ekonomi juga ada," ujar Jokowi setibanya di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Selasa (10/3/2015).

Berdasarkan agenda yang diterima, Presiden malam ini akan melakukan rapat bersama ‎Menteri Perekonomian Sofjan Djalil, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Dirjen Pajak dan Deputi Senior Bank Indonesia (BI). Para pejabat tersebut telah menunggu Jokowi di Istana sejak pukul 18.45 WIB.

Lalu, apa agenda yang dibahas dalam rapat tersebut, Jokowi enggan merincinya. Ditemui secara terpisah di Istana Negara, Menteri Koordinator Perekonomian Sofjan Djalil mengatakan kedatangan para menteri ke Istana untuk melakukan rapat bersama presiden membahas terkait melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

"‎Biasa kalau habis dari luar kota, bahas harga-harga, pelemahan rupiah dan ‎presiden ingin update tentang kurs rupiah‎, karena presiden sejak minggu lalu kan keluar kota," kata dia. ‎

Sofjan menilai,  melemahnya nilai rupiah saat ini merupakan hal yang wajar dan juga dipengaruhi oleh kondisi perekonomian di Amerika Serikat yang mengalami kemajuan dalam beberapa minggu ini.

"Kondisi ekonomi Amerika yg bagus sekali. Nah sehingga kalau ada mata uang yang menguat tentu ada mata uang yang melemah, komparatif. Ini gejala temporer, pemerintah dan BI akan melakukan segala upaya untuk menjaga rupiah," tandas Sofjan.

Nilai tukar rupiah makin melemah saat ini. Data valuta asing Bloomberg hari ini menunjukkan nilai tukar rupiah terus tertekan hingga le level 13.094 per dolar AS. Pada pembukaan perdagangan, rupiah berada di level 13.050,80 per dolar AS. Rupiah pun bergerak fluktuaktif hingga siang di kisaran 13.033 per dolar AS hingga 13.105 per dolar AS.

Sementara, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia, rupiah melemah tipis sebesar 12 poin ke  level 13.059 per dolar AS pada Selasa 10 Maret 2015 dari periode Senin 9 Maret 2015 yang ada di di level 13.047 per dolar AS. (Riz)



Source: liputan6.com