Berita Kurs Dollar pada hari Kamis, 05 Maret 2015 | |
Rupiah Kembali Tembus 13.000 per Dolar AS | |
Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah kembali tertekan terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Menguatnya pertumbuhan ekonomi di Amerika dan juga ekspektasi pertumbuhan ekonomi China. Sesuai prediksi David, rupiah cenderung bergerak melemah pekan ini. Dalam waktu dekat, David memperkirakan rupiah masih akan berkutat di kisaran 12.900-13.000 per dolar AS. (Sis/Gdn) Source: liputan6.com |
|
BI: Mengenai Rupiah, Kami Selalu Ada di Pasar | |
Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus tertekan hingga menyentuh level Rp 13.050. Sentimen global memicu pelemahan kurs rupiah, terutama imbas dari koreksi pertumbuhan ekonomi China. Source: liputan6.com |
|
Dampak Pelemahan Rupiah, Lebih Parah Dulu atau Sekarang? | |
Liputan6.com, Jakarta - Depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus berlangsung. Kondisi tersebut saat ini tidak berpengaruh signifikan untuk fiskal Indonesia karena struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) telah berubah. Demikian disampaikan Deputi Gubernur Senior, Mirza Adityaswara usai hadir di acara Fitch Ratings, Jakarta, Kamis (5/3/2015). Dia mengatakan, anggaran negara dulu mayoritas tersedot ke belanja subsidi bahan bakar minyak (BBM) atau energi. "APBN pemerintah dulu ketergantungan pada dolar di sisi pembiayaan karena ada komponen besar subsidi BBM yang perlu diimpor. Kalau dolar AS menguat atau rupiah melemah, impor BBM lebih mahal, sehingga anggaran subsidi BBM membengkak," ucap dia. Sedangkan saat ini, lanjut Mirza, anggaran subsidi BBM telah dipangkas habis-habisan untuk dialihkan ke belanja infrastruktur dan subsidi pangan. Pemerintah menghapus subsidi BBM jenis Premium dan menetapkan subsidi tetap Rp 1.000 per liter untuk Solar. "Sekarang Premium sudah tidak disubsidi lagi, jadi pelemahan rupiah tidak terlalu berdampak negatif ke APBN. Bahkan sebenarnya penerimaan minyak kita bisa meningkat. Jadi masyarakat perlu paham, struktur APBN pemerintah sudah berubah. Sejak 1 Januari lalu, pemerintah mengubah sistem subsidi," tegas Mirza. Fiskal yang lebih sehat, menurut Mirza, membuat gejolak pasar saham dan obligasi lebih stabil. Volatilitas tidak terlalu signifikan yang dulu selalu mengkhawatirkan jika kurs rupiah melemah. Indonesia, sambungnya, merupakan negara liberal yang sebelumnya memperbolehkan transaksi valas di dalam negeri. Hal ini berbeda dengan peraturan di luar negeri. Namun, tambah Mirza, Undang-undang Mata Uang Tahun 2011 kini melarang transaksi valas di dalam negeri. Penertiban ini akan sangat membantu penguatan rupiah. Nilai tukar rupiah kembali tertekan terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Menguatnya pertumbuhan ekonomi di Amerika dan juga ekspektasi pertumbuhan ekonomi China. Data Valuta Asing Bloomberg, Kamis pekan ini, menunjukkan, pada pembukaan pukul 08.00 WIB, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di level 12.999 per dolar AS. Namun rupiah terus tertekan hingga menyentuh level 13.050 per dolar pada pukul 08.15 WIB. Sampai pukul 09.45 WIB, nilai tukar rupiah masih berkutat di level 13.028. Dalam perdagangan sampai siang ini, rupiah berada di kisaran 12.999 per dolar AS hingga 13.052 per dolar AS. (Fik/Ahm) Source: liputan6.com |
|
Rupiah Kembali Tembus Rp 13.000, BI: Jangan Khawatir | |
Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali menyentuh level 13.000 per dolar AS pada Kamis (5/3/2015). Bank Indonesia (BI) menilai kondisi rupiah tersebut masih dalam range yang wajar. Gubernur BI Agus Martowardojo mengungkapkan pergerakan rupiah tersebut tidak terlepas dari sentimen global. Source: liputan6.com |
|
Menko Sofyan Yakin Rupiah Tak Akan Jebol Rp 13.500 | |
Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah membantah telah gagal mengendalikan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) sehingga rupiah tertekan hebat hingga menembus level Rp 13.000 per dolar AS. Pihaknya optimistis pergerakan kurs rupiah tidak akan menyentuh angka Rp 13.500 per dolar AS. Sebelumnya CORE Indonesia (Center of Reform on Economics) dalam kajiannya menyatakan, pelemahan rupiah kuat diakibatkan juga karena pengaruh dalam negeri Indonesia sendiri. Terutama meningkatnya defisit neraca transaksi berjalan. Source: liputan6.com |
|
Dolar Perkasa, Investor Terancam Tunda Ekspansi di RI | |
Liputan6.com, Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hingga menyentuh Rp 13.000 akan berdampak negatif bagi kegiatan investasi yang tengah berjalan. Artinya perusahaan asing maupun domestik yang ingin melakukan ekspansi akan mempertimbangkan kurs rupiah. "Kalau investasi yang sedang berjalan, lalu melakukan perluasan, maka pelemahan rupiah bisa menjadi pertimbangan menunda," tegas Kepala BKPM, Franky Sibarani usai Rakor Tax Allowance di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (5/3/2015). Lebih jauh dia menerangkan, investor sebelum menanamkan modal di Indonesia, telah memperhitungkan banyak hal termasuk kondisi nilai tukar rupiah. Lantaran segala aktivitas atau transaksi ekonomi di dalam negeri wajib menggunakan mata uang rupiah. "Mereka sudah bisa memperhitungkan, karena sebagian besar industri kita masih menggunakan barang modal impor," ujar Franky. Franky optimistis kegiatan penanaman modal di Indonesia tetap akan masuk ke Indonesia, apalagi jika industrinya berorientasi ekspor. Sebab depresiasi kurs rupiah sangat menguntungkan eksportir. "Kalau investor menanamkan modal pada industri yang berorientasi ekspor, pasti dia akan tetap jalan meski bahan baku impor tapi dia jual melalui ekspor ke luar negeri," terang dia. BKPM memasang target investasi sebesar Rp 519,5 triliun atau meningkat lebih dari 14 persen dibanding realisasi investasi senilai Rp 456,6 triliun di 2014. Pertumbuhan ini optimistis tercapai meski ada ketidakpastian ekonomi global yang akan berdampak terhadap negara berkembang, terutama Indonesia. Target investasi sebesar Rp 519,5 triliun terdiri dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 175,8 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA) Rp 343,7 triliun. Sementara itu, berdasarkan data Valuta Asing Bloomberg,Kamis pekan ini, menunjukkan pada pembukaan pukul 08.00 WIB, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di level 12.999 per dolar AS. Namun rupiah terus tertekan hingga menyentuh level 13.050 per dolar pada pukul 08.15 WIB. Sementara itu, berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI), rupiah berada di kisaran 13.022 per dolar Amerika Serikat (AS) pada Kamis 5 Maret 2015 dari periode Rabu 4 Maret 2015 di kisaran 12.963. (Fik/Ahm) Source: liputan6.com |