Prev Maret 2015 Next
Ming Sen Sel Rab Kam Jum Sab
01 02 03 04 05 06 07
08 09 10 11 12 13 14
15 16 17 18 19 20 21
22 23 24 25 26 27 28
29 30 31 01 02 03 04
05 06 07 08 09 10 11
Berita Kurs Dollar pada hari Rabu, 04 Maret 2015
Pasar Global Cerah, Rupiah Melemah di Kisaran 12.900 per Dolar AS

Liputan6.com, Jakarta Kecenderungan dolar yang menguat akibat data-data ekonomi yang positif tercatat masih menekan rupiah. Meski dolar pada perdagangan Rabu (4/3/2015) ini tercatat melemah tipis, tapi rupiah belum mampu keluar dari kisaran 12.900 per dolar AS.

Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia, mencatat nilai tukar rupiah terkoreksi satu poin saja ke level 12.963 per dolar AS dari 12.962 per dolar AS pada perdagangan sebelumnya.

Sementara itu, data valuta asing Bloomberg menunjukkan, nilai tukar rupiah masih belum keluar dari kisaran 12.900 per dolar AS. Rupiah tercatat melemah 0,01 persen saja ke level 12.964 per dolar AS pada perdagangan pukul 9:53 waktu Jakarta.

Setelah dibuka melemah di level 12.975 per dolar AS, rupiah pada perdagangan hari ini tercatat masih berkutat di kisaran 12.960 - 12.977 per dolar AS.

Ekonom PT Bank Central Asia Tbk, David Sumual menjelaskan, data manufaktur Amerika Serikat dan China tercatat sangat baik hingga melampaui ekspektasi para pelaku pasar. Secara umum, dolar AS tercatat masih menguat akibat data ekonomi yang tengah pulih.

Menurutnya, keputusan China untuk memangkas suku bunganya akhir pekan lalu juga berpengaruh pada pergerakan rupiah.

"Saat ini pasar global tengah tumbuh positif dan membuat rupiah cenderung melemah. Pekan ini, sepertinya rupiah masih akan berkutat di kisaran 12.900 - 13.000 per dolar AS," tandasnya. (Sis/Nrm)


Source: liputan6.com
Menkeu Bambang: Rupiah Melemah Bersama Mata Uang Asia Lainnya

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah tidak terlalu ambil pusing dengan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang terjadi belakangan ini. Pemerintah yakin bahwa pelemahan tersebut tidak mencerminkan faktor fundamental ekonomi nasional melainkan karena ada sentimen dari luar. 

Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro menjelaskan, pelemahan rupiah yang terjadi belakangan ini hingga sempat menyentuh level 13.000 per dolar AS sebenarnya cukup wajar. Penurunan nilai tukar rupiah tersebut juga dialami oleh penurunan mata uang lainnya. "Mata uang lain juga melemah terhadap dolar Amerika. Justru sebenarnya rupiah ini menguat terhadap beberapa mata uang lain. Itu tolong dilihat," jelasnya di Istana Kepresidenan usai Sidang Kabinet, Rabu (4/3/2015.

Untuk diketahui, setelah Bank Sentral China menurunkan suku bunga acuan pada Senin (2/3/2015) lalu, yuan tercatat anjlok ke level terendahnya sejak Oktober 2012. Selain yuan, dolar Singapura juga melemah 0,3 persen ke level 1,3657 per dolar AS dan merupakan level terendahnya sejak Agustus 2010. Itu terjadi di tengah ekspektasi pasar akan adanya pelonggaran kebijakan moneter pada April guna mendorong pertumbuhan ekonomi.

Sementara itu, ringgit Malaysia juga melemah setelah harga minyak turun dan dikhawatirkan dapat mengganggu surplus neraca transaksi berjalan dan memperlebar defisit fiskal Malaysia. Sedangkan won Korea juga merosot setelah data output industri Januari menunjukkan kinerja terburuknya dalam enam tahun terakhir.

Bambang melanjutkan, selama ini penanganan yang dilakukan oleh pemerintah untuk menahan pelemahan nilai tukar rupiah bukan kebijakan jangka pendek melainkan kebijakan jangka menengah dan panjang. "Kami terus berupaya bagaimana menjaga current account defisit," jelasnya.

Salah satu yang dilakukan akan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Langkah menaikkan harga BBM tersebut diharapkan dapat mengurangi biaya impor minyak mentah dan minyak olahan sehingga neraca perdagangan yang selama ini selalu defisit kembali surplus.

Selain itu, Bambang juga mengakui bahwa Bank Indonesia selama ini lebih berkonsentrasi untuk menjaga volatilitas nilai tukar rupiah dibanding. Oleh sebab itu, Bank Indonesia terlihat tidak terlalu intervensi ketika nilai tukar rupiah tertekan.

Bank Indonesia juga sengaja melemahkan rupiah untuk membantu memperbaiki neraca perdagangan. "Saat nilai tukarnya melemah diharapkan current account defisitnya membaik," tambahnya.

Di awal mingg ini, berdasarkan Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia, nilai tukar rupiah melemah cukup signifikan ke level 12.993 per dolar AS. Namun sehari kemudian rupiah mampu bangkit dengan menguat 31 poin ke level 12.962 per dolar AS. (Taufiqurrohman/Gdn)


Source: liputan6.com