Berita Kurs Dollar pada hari Senin, 02 Maret 2015 | |
Rupiah Akhirnya Tembus 13.000 per Dolar AS | |
Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah akhirnya menembus level 13.000 per dolar AS awal pekan ini. Rupiah tercatat terus bergerak melemah menanti data inflasi yang akan diumumkan siang hari ini. Data valuta asing Bloomberg, Senin (2/3/2015), menunjukkan nilai tukar rupiah menembus level 13.000 per dolar AS. Rupiah tercatat sempat menyentuh level 13.001 per dolar AS pada perdagangan pukul 8:53 waktu Jakarta. Nilai tukar rupiah kembali melanjutkan pelemahan akhir pekan lalu dengan dibuka melemah di level 12.976 per dolar AS. Hingga menjelang siang, nilai tukar rupiah masih berfluktuasi melemah di kisaran 12.975 - 13.001 per dolar AS. Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia juga mencatat nilai tukar rupiah melemah cukup signifikan ke level 12.993 per dolar AS. Ekonom PT Bank Danamon Indonesia Tbk Dian Ayu Yustina menjelaskan, rupiah sebenarnya sudah melemah cukup parah saat berada di kisaran 12.800 per dolar AS. Namun bukan tidak mungkin rupiah menembus level 13.000 per dolar AS. "Seluruh data-data (ekonomi domestik) sudah keluar ya, bulan depan pasar menanti pengumuman tingkat inflasi yang diprediksi akan berkurang dan dapat memberikan sentimen positif," ujar Dian. Dalam hal ini, Dian menekankan, yang terpenting adalah ada intervensi dari Bank Indonesia agar rupiah tidak terperosok terlalu dalam di level 13.000 per dolar AS. Pasalnya, level tersebut menunjukkan volatilitas rupiah telah cukup tinggi dan BI bertugas mengatasinya. Sebelumnya, kemungkinan rupiah mencapai 13.000 per dolar AS juga disampaikan Ekonom Standard Chartered Bank Indonesia, Eric Alexander Sugandi. Dia melihat faktor psikologis yang banyak dipicu sentimen eksternal membuat pergerakan rupiah masih sangat rentan. (Sis/Ndw) Source: liputan6.com |
|
Rupiah Ambruk, Nyaris Sentuh Level Terendah Dalam 17 Tahun | |
Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah tercatat anjlok dan bergerak mendekati level terendahnya dalam 17 tahun terakhir dengan menembus level 13.000 per dolar AS pada perdagangan hari ini. Para analis menjelaskan, rupiah terkena hantaman dari gelombang aksi jual menyusul pernyataan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo bahwa nilai inflasi akan melambat dan tampaknya rupiah masih akan melemah. "Suka cita terpilihnya Presiden Joko Widodo pada 2015 tak akan bertahan selamanya. Dan kini tampaknya BI harus segera mendorong nilai tukar rupiah yang kian melemah, pasalnya aksi jual akan terus berlanjut," tutur senior strategi foreign exchange di ANZ Khoon Goh seperti dikutip dari laman CNBC, Senin (2/3/2015). Head of Strategy, Fixed Income and Currencies di Macquarie, Nizam Idris menjelaskan, BI tampaknya nyaman dengan level rupiah di kisaran 13.000 per dolar AS. Namun menurutnya, aksi jual yang lebih besar dapat memicu aliran dana keluar lebih besar. Sejumlah pernyataan tersebut memberikan tekanan lebih jauh bagi rupiah. Mengutip data Bloomberg, rupiah melemah sekitar 0,5 persen ke level 13.001 per dolar AS pada perdagangan pukul 8:53 waktu Jakarta. Sementara nilai tukar rupiah di pasar kontrak asing non-deliverable forwards (NDF) menunjukkan nilai tukar rupiah melemah 0,1 persen ke level 13.141 per dolar AS. Hingga akhir 2015, Goh memprediksi nilai tukar rupiah dapat melemah ke kisaran 13.250 per dolar AS. Tak hanya para investor yang memiliki alasan untuk menjual rupiah, tapi momentum penguatan dolar juga membuat aksi jual semakin marak. (Sis/Ndw) Source: liputan6.com |
|
Ingin Angkat Rupiah, Ini yang Harus Benahi Jokowi | |
Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah tercatat anjlok dan bergerak mendekati level terendahnya dalam 17 tahun terakhir dengan menembus level 13.000 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini. Pengamat Ekonomi dari CORE Indonesia, Hendri Saparini mengungkapkan persoalan melemahnya rupiah ini masih dipicu oleh faktor eksternal dan internal Indonesia sendiri. Dikutip dari kajian CORE Indonesia, neraca transaksi berjalan Indonesia telah mengalami defisit sejak tahun 2012. Berbagai jurus yang telah ditempuh oleh Pemerintah maupun BI masih belum dapat mengatasi masalah ini. Source: liputan6.com |
|
Tak Sendiri, Rupiah Melemah Bersama Mata Uang Asia Lain | |
Liputan6.com, Singapura - Rupiah terus melemah parah hingga akhirnya menembus level 13.000 per dolar AS. Tak sendirian, sejumlah mata uang Asia juga tercatat melemah pada perdagangan hari ini. Source: liputan6.com |
|
Rupiah Tembus 13.000 per Dolar AS, BI Harus Intervensi | |
Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hari ini akhirnya tembus ke level 13.000, dan sebelumnya masih bergerak di level 12.800-12.900 per dolar AS. Melihat pergerakan rupiah tersebut, pengamat ekonomi dari CORE Indonesia, Hendri Saparini mengungkapkan Bank Indonesia harus memberikan intervensi. Intervensi tersebut diberikan untuk menjaga pergerakan rupiah agar volatilitasnya tidak terlalu tinggi. "BI memang harus intervensi, dan BI pasti akan selalu intervensi," kata Hendri saat berbincang dengan Liputan6.com, Senin (2/3/2015). Dia memperkirakan intervensi yang dilakukan oleh BI tidak akan jor-joran meski rupiah tembus di level 13.000 per dolar AS. Sebagai salah satu otoritas moneter intervensi harus dipertimbangkan pengaruh cadangan devisa yang dimiliki Indonesia. Tidak hanya itu hal yang terpenting bagi BI adalah menjaga level rupiah untuk sesuai target pada 2015 yang secara rata-rata akan berada di kisaran 12.500-12.700 per dolar AS hingga akhir tahun. "Jadi memang tidak akan jauh-jauh dari angka itu, tetap akan ada intervensi, tapi tetep di sekitar level sekarang ini," tegasnya. Seperti diketahui, Data valuta asing Bloomberg, hari ini, menunjukkan nilai tukar rupiah menembus level 13.000 per dolar AS. Rupiah tercatat sempat menyentuh level 13.001 per dolar AS pada perdagangan pukul 8:53 waktu Jakarta. Nilai tukar rupiah kembali melanjutkan pelemahan akhir pekan lalu dengan dibuka melemah di level 12.976 per dolar AS. Hingga menjelang siang, nilai tukar rupiah masih berfluktuasi melemah di kisaran 12.975 - 13.001 per dolar AS. (Yas/Ahm) Source: liputan6.com |
|
Suku Bunga Turun Bikin Rupiah Tertekan? | |
Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus tertekan. Bahkan rupiah tembus level terendah sejak 16 Desember 2014. Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia, nilai tukar rupiah tembus level 12.993 pada Senin (2/3/2015). Level ini terendah sejak Desember 2014. Nilai tukar rupiah sempat tembus 12.900 per dolar AS pada 16 Desember 2014. Bila dihitung sejak 31 Desember 2014 hingga kini rupiah turun sekitar 4,44 persen dari penutupan 31 Desember 2014 di level 12.440 per dolar AS. Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg, rupiah bergerak di kisaran 12.975-13.001 per dolar AS. Rupiah tercatat sempat menyentuh level 13.001 per dolar AS pada perdagangan pukul 08.53 waktu Jakarta. Nilai tukar rupiah kembali melanjutkan pelemahan akhir pekan lalu dengan dibuka melemah di level 12.976 per dolar AS. Ekonom LPS, Dody Afrianto menuturkan, mata uang negara berkembang cenderung tertekan terhadap dolar AS. Hal itu seiring prediksi kenaikan suku bunga oleh bank sentral AS/The Federal Reserve. "Hal itu membuat dolar menguat terhadap mata uang emerging market termasuk rupiah. Jadi bukan rupiah melemah tetapi memang ada fenomena dolar menguat," kata Dody, saat dihubungi Liputan6.com. Ia menambahkan, faktor lain yang mempengaruhi IHSG yaitu kebijakan Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan menjadi 7,5 persen pada 17 Februari 2015. Kebijakan itu dinilai telah mendorong investor untuk menahan diri masuk ke Indonesia. "Kebijakan suku bunga turun membuat investor cari yield dengan bunga tumbuh. Beberapa investor jadi menarik diri," kata Dody. Lebih lanjut ia menilai, BI menurunkan suku bunga acuannya menunjukkan kalau siap untuk menghadapi rupiah melemah. Hal itu seiring Indonesia mengalami defisit neraca berjalan. "Dengan defisit neraca berjalan membuat demand dan supply dolar tidak berimbang. Orang lebih banyak membutuhkan dolar ketimbang menjualnya. Investor juga cari yield menarik, dengan bunga turun jadi tidak masuk ke Indonesia," kata Dody. Meski demikian, Dody menilai, level rupiah di kisaran 12.900-13.000 ini masih normal. Bila dibandingkan tahun 1997, rupiah masih bisa terkendali. Menurut Dody, bila rupiah terjun sekitar 30 persen maka itu harus diwaspadai. "Rupiah alami depresiasi 3-5 persen ini masih bisa ditolerir. Dalam 2-3 tahun ini memang rupiah bergerak dari level 9.000 ke 12.000 karena fundamental ekonomi global," ujar Doddy. Dody pun memprediksi, rupiah akan cenderung bergerak di kisaran 12.900-13.100 sepanjang 2015.
|
|
Menkeu: Rupiah Anjlok karena China | |
Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah anjlok dan bergerak mendekati level terendah dalam 17 tahun terakhir dengan menembus level 13.000 per dolar Amerika Serikat (AS). Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro mengatakan, pelemahan rupiah disebabkan oleh sentimen negatif dari China sehingga mempengaruhi nilai mata uang negara-negara yang memiliki kaitan erat dengan negeri tirai bambu tersebut. Source: liputan6.com |
|
Pemerintah & BI Harus Mampu Singkirkan Spekulan Dolar | |
Liputan6.com, Jakarta - Pertahanan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akhirnya jebol dan semakin terperosok dalam hingga menyentuh level Rp 13.000 per dolar Amerika Serikat (AS). Kondisi tersebut sangat memukul telak pengusaha yang mengandalkan barang impor jadi karena perlu membayar sesuai hitungan kurs dolar saat ini. Source: liputan6.com |
|
Rupiah Terus Tertekan, Ini Komentar Bos Bank Indonesia | |
Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sempat menyentuh level 13.000 per dolar AS. Hal ini menjadi pelemahan terburuk dalam 17 tahun terakhir. Melihat pergerakan itu, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengaku masih dalam rentang wajar. "Secara umum kemarin pemerintah dan DPR menyepakati nilai tukar rupiah terhadap dolar AS 12.500, itu adalah rata-rata dalam satu tahun, jadi kondisi ini masih terjaga," kata Agus di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/3/2015). Secara umum faktor eksternal yang paling mempengaruhi masih berasal dari sentimen The Fed yang akan mengurangi stimulus moneternya. Hal itulah yang juga berdampak ke mata uang negara berkembang lainnya. Dia berharap, faktor eksternal tersebut bisa diimbangi dengan adanya sentimen positif dari dalam negeri yang berasal dari penerapan anggaran dalam APBNP 2015 yang sudah disepakati dengan DPR RI. "Kami lihat pengendalian inflasi berjalan baik. Kami harapkan APBN-P bisa direalisasi, itu akan membawa dampak baik," jelas Agus. Namun begitu, Agus memastikan Bank Indonesia selalu ada di pasar untuk melakukan intervensi demi menjaga pergerakan nilai tukar rupiah agar tidak terlalu liar. Data valuta asing Bloomberg, hari ini, menunjukkan nilai tukar rupiah menembus level 13.000 per dolar AS. Rupiah tercatat sempat menyentuh level 13.001 per dolar AS pada perdagangan pukul 8:53 waktu Jakarta. Nilai tukar rupiah kembali melanjutkan pelemahan akhir pekan lalu dengan dibuka melemah di level 12.976 per dolar AS. Hingga menjelang siang, nilai tukar rupiah masih berfluktuasi melemah di kisaran 12.975 - 13.001 per dolar AS. Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia juga mencatat nilai tukar rupiah melemah cukup signifikan ke level 12.993 per dolar AS. (Yas/Ahm) Source: liputan6.com |
|
Sampai Kapan Rupiah Terjebak di Level 13.000 Per Dolar AS? | |
Pemerintah menyatakan depresiasi nilai tukar rupiah hingga menyentuh level Rp 13.000 per dolar AS murni karena penguatan ekonomi Amerika Serikat (AS). Pelemahan kurs bukan saja terjadi pada rupiah, tapi juga mata uang negara lain. Lalu sampai kapan kurs rupiah Rp 13.000 bisa bertahan?. Source: liputan6.com |
|
Jusuf Kalla: Pelemahan Rupiah Tak Perlu Dikhawatirkan | |
Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengungkapkan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang terjadi belakangan ini tidak perlu dikhawatirkan. Menurutnya, pelemahan rupiah sangat baik untuk mendukung ekspor nasional. Source: liputan6.com |