Prev Juni 2015 Next
Ming Sen Sel Rab Kam Jum Sab
31 01 02 03 04 05 06
07 08 09 10 11 12 13
14 15 16 17 18 19 20
21 22 23 24 25 26 27
28 29 30 01 02 03 04
05 06 07 08 09 10 11
Berita Kurs Dollar pada hari Jumat, 05 Juni 2015
Rupiah Melemah Lampaui Level Terparah Sejak Krisis 1998

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah tercatat melemah parah hingga sempat menyentuh level 13.297 per dolar AS pada perdagangan Jumat (5/6/2015). Pada perdagangan sehari sebelumnya, rupiah bahkan sempat melemah tajam ke level 13.312 per dolar AS. Sepanjang tahun ini, rupiah telah melemah lebih dari 6,5 persen ke level 13.293 per dolar AS dan memimpin pelemahan nilai tukar mata uang di kawasan Asia.

Melansir data valuta asing Bloomberg, nilai tukar rupiah melemah 0,05 persen ke level 13.288 per dolar AS setelah ditutup melemah di level 13.281 per dolar AS pada perdagangan sebelumnya. Di sesi awal perdagangan, nilai tukar rupiah masih berfluktuasi melemah di kisaran 13.277 per dolar AS hingga 13.297 per dolar AS.

Sebagian besar analis yang disurvei Bloomberg bahkan mengatakan, rupiah dapat melemah lebih parah ke kisaran 13.500 per dolar AS pada akhir tahun nanti. Angka tersebut merupakan level terendah dalam 17 tahun terakhir sejak Agustus 1998, saat Indonesia terkena krisis finansial yang mendorong masyarakat menurunkan mantan presiden Soeharto dari jabatannya.

Dilansir dari laman Reuters, pelemahan rupiah yang terjadi lebih disebabkan karena adanya pelemahan pertumbuhan ekonomi domestik dan tingginya inflasi di Tanah Air. Meski begitu, Bank Indonesia (BI) mengatakan pihaknya siap melakukan langkah intervensi demi melindungi rupiah dari pelemahan lebih jauh.

"Bank Indonesia akan mengawasi dan akan selalu ada di pasar guna menenangkan fluktuasi valuta asing dan harga obligasi," kata Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Peter Jacobs.

Dalam beberapa bulan terakhir, BI memang telah mengambil beberapa langkah guna menahan pelemahan rupiah termasuk melonggarkan aturan transaksi mata uang asing. Sementara larangan penggunaan dolar AS untuk transaksi lokal baru akan berlaku pada 1 Juli mendatang.

Namun langkah-langkah tersebut ternyata tak berpengaruh besar untuk menahan rupiah melemah lebih jauh. Terlebih lagi setelah pertumbuhan ekonomi Indonesia melemah ke level terparah sejak 2009 dengan tingkat inflasi tertinggi sejak Desember.

"Ini bukan tempat yang cantik lagi dengan pertumbuhan ekonomi dan volume ekspor yang mengecewakan, pelemahan di pasar saham dan sedang ketar-ketir berhadapan dengan rencana kenaikkan suku bunga AS tahun ini," kata Ekonom Senior DBS Philip Wee. (Sis/Gdn)


Source: liputan6.com
Kebijakan BI Belum Mampu Kokohkan Rupiah

Liputan6.com, Jakarta - Dalam beberapa bulan terakhir Bank Indonesia (BI) telah mengambil beberapa langkah yang bertujuan menahan pelemahan rupiah ke level yang lebih parah. Sayangnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tetap merosot tajam. Pada Jumat (5/6/2015), rupiah sempat menyentuh level 13.297 per dolar AS, melampaui level terparah sejak krisis finansial 1998.

Melansir data valuta asing Bloomberg, Jumat (5/6/2015), nilai tukar rupiah melemah 0,05 persen ke level 13.288 per dolar AS setelah ditutup melemah di level 13.281 per dolar AS pada perdagangan sebelumnya.

Di sesi awal perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah masih berfluktuasi melemah di kisaran 13.277 per dolar AS hingga 13.297 per dolar AS. Sebagian besar analis yang disurvei Bloomberg bahkan mengatakan, rupiah dapat melemah lebih parah ke kisaran 13.500 per dolar AS di akhir tahun.

Sementara kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia mencatat nilai tukar rupiah melemah ke level 13.288 per dolar AS. Rupiah kembali melanjutkan pelemahan dari level 13.243 pada perdagangan sebelumnya.

Rupiah saat ini merupakan mata uang dengan pelemahan terparah di antara negara berkembang di kawasan Asia. Bayangkan saja, sepanjang tahun ini, rupiah telah melemah hingga lebih dari 6,5 persen.

Sementara dikutip dari Reuters, saat rupiah merosot parah pada Maret, BI mengatakan, mata uang tersebut bergerak ke arah jalur normal yang baru dan mendorong para investor untuk tidak panik.

Para analis yakin, BI tak akan berupaya terlalu keras untuk membalikan rupiah ke jalur penguatan. Pasalnya, langkah intervensi yang dilakukan BI hanya untuk mencegah volatilitas lebih besar.

Meski memang beberapa langkah telah diambil BI seperti melonggarkan aturan transaksi mata uang asing. Sementara larangan penggunaan dolar untuk transaksi lokal baru akan berlaku pada 1 Juli mendatang.

"Kami rasa BI lebih terbuka terhadap depresiasi rupiah yang terjadi secara perlahan lebih baik dibandingkan pikiran kebanyakan orang. Lagipula, BI beberapa kali mengungkapkan, pelemahan rupiah dapat membantu memangkas biaya impor dan mendorong ekspor manufaktur dan menyeimbangkan perekonomian negara," terang Ekonom Credit Suisse Santitarn Sathirathai.

Sementara menurut Ekonom Senior DBS, Philip Wee, dengan pelemahan rupiah, Indonesia bukan lagi tempat yang menarik. Saat ini pertumbuhan Indonesia mengalami perlambatan terparah sejak 2009 dengan inflasi tertinggi sejak Desember.

"Pertumbuhan ekonomi dan volume ekspor yang mengecewakan, pelemahan di pasar saham dan sedang ketar-ketir berhadapan dengan rencana kenaikkan suku bunga AS tahun ini," katanya.

Namun, Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Peter Jacobs mengatakan, Bank Indonesia akan mengawasi dan akan selalu ada di pasar guna menenangkan fluktuasi valuta asing dan harga obligasi. (Sis/Gdn)


Source: liputan6.com