Prev Juli 2015 Next
Ming Sen Sel Rab Kam Jum Sab
28 29 30 01 02 03 04
05 06 07 08 09 10 11
12 13 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24 25
26 27 28 29 30 31 01
02 03 04 05 06 07 08
Berita Kurs Dollar pada hari Rabu, 29 Juli 2015
Data Ekonomi AS Memburuk, Rupiah Bangkit Lagi

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah akhirnya mampu menguat setelah terus tertekan sejak akhir pekan lalu. Sentimen mendorong penguatan rupiah adalah memburuknya data ekonomi Amerika Serikat (AS) sehingga menekan dolar AS.

Data valuta asing Bloomberg, Rabu (29/7/2015), menunjukkan nilai tukar rupiah menguat ke level 13.452 per dolar AS pada pukul 10.47 WIB. Rupiah dibuka menguat ke level 13.439 per dolar AS dari penutupan perdagangan kemarin di kisaran Rp 13.465 per dolar AS. Pada hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.438 per dolar AS hingga 13.456 per dolar AS.

Sedangkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI), rupiah menguat ke level 13.444 per dolar AS jika dibandingkan dengan perdagangan sehari sebelumnya yang tercatat di level 13.460 per dolar AS.

Ekonom PT Samuel Sekuritas, Rangga Cipta menjelaskan, penguatan nilai tukar rupiah seiring dengan penguatan mata uang lainnya di ASEAN. Hal tersebut terjadi karena memang dolar AS sedang tertekan akibat buruknya data-data ekonomi yang keluar pada akhir Juli 2015 ini.

"Memburuknya data ekonomi tersebut menggerus harapan akan kenaikan suku bunga AS jelas pertemuan Gubernur Bank Sentral AS," tuturnya.

Namun memang, Rangga melanjutkan, potensi volatilitas rupiah masih akan tinggi pada rupiah seiring dengan keluarnya laporan keuangan dari beberapa perusahaan yang tercatat di bursa. Dalam beberapa hari terakhir, nulai tukar rupiah memang terus tertekan. Jika dihitung dari awal Juli 2015, pelemahan rupiah berada di kisaran 1 persen.

Laporan  Deutsche Bank menyebutkan bahwa selain hantaman dari luar, pelemahan rupiah juga terjadi karena adanya sentimen dari dalam negeri.  Dalam dua bulan terakhir, rupiah sempat diperdagangkan di level terendah sejak krisis finansial 1998. Hingga saat ini jika dilihat dari awal tahun, nilai tukar rupiah telah melemah 9 persen terhadap dolar AS dan membuatnya menjadi mata uang dengan kinerja terparah di Asia, setelah Malaysia.

Ketidakpastian prospek politik dan ekonomi Indonesia ke depan ternyata membuat para investor khawatir. Hal itu pula yang akhirnya menekan rupiah hingga jatuh ke level 13.465 per dolar AS awal pekan ini.

"Presiden Jokowi masih bergulat mengkonsolidasikan posisinya setelah hampir setahun menjabat. Kegagalannya untuk menstabilkan koalisi, meloloskan undang-undang, dan memperbaiki lingkungan investasi lebih lanjut bisa merusak prospek jangka pendek bagi perekonomian," tulis laporan Deutsche Bank tersebut. (Gdn/Ndw)


Source: liputan6.com
Rupiah 13.400 per Dolar AS, Anggaran Negara Masih Aman

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hingga menembus level 13.400 tidak berdampak signifikan terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara-Perubahan (APBN-P) 2015. Imbas paling terasa terjadi pada anggaran pembayaran bunga dan pokok utang.

"Dampak fiskalnya tidak banyak, sedikit. Paling terasa ke utang," ujar Direktur Jenderal (Dirjen) Anggaran Kementerian Keuangan, Askolani saat berbincang dengan wartawan di Jakarta, Rabu (29/7/2015).

Dia mengatakan, pelemahan rupiah berdampak positif terhadap penerimaan negara dari minyak dan gas (migas) dan pendapatan dari royalti batu bara dalam mata uang dolar AS.

"Tapi di pinjaman akan nambah, beban subsidi listrik serta pembayaran bunga dan pokok utang. Tidak signifikan, karena sudah tidak ada subsidi BBM. Dulu ketika subsidi BBM belum diperbaiki, pembengkakan anggaran bisa sampai Rp 4 triliun setiap pelemahan rupiah," terang Askolani.   

Data valuta asing Bloomberg, Rabu pekan ini, menunjukkan nilai tukar rupiah menguat ke level 13.452 per dolar AS pada pukul 10.47 WIB. Rupiah dibuka menguat ke level 13.439 per dolar AS dari penutupan perdagangan kemarin di kisaran Rp 13.465 per dolar AS. Pada hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.438 per dolar AS hingga 13.456 per dolar AS.

Sedangkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI), rupiah menguat ke level 13.444 per dolar AS jika dibandingkan dengan perdagangan sehari sebelumnya yang tercatat di level 13.460 per dolar AS. (Fik/Ahm)


Source: liputan6.com
Wapres JK: Faktor Eksternal Bikin Rupiah Melemah

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan nilai tukar rupiah melemah terjadi karena faktor eksternal dan hampir semua mata uang melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

"Rupiah itu pengaruhnya eksternal daripada internal karena semua mata uang hampir melemah terhadap dolar AS," kata JK, di Gedung Bappenas, Rabu (29/7/2015).

Kondisi nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS, lanjut JK, tidak terlalu parah bila dibandingkan dengan kondisi Yen Jepang, Yuan Tiongkok, dan Ringgit Malaysia.  "Kita tidak melemah melawan Yen, tidak melemah melawan Yuan, tidak melemah dengan Ringgit hanya melemah terhadap Dolar AS karena dia lebih kuat," imbuh JK.

Dalam kondisi seperti ini, pemerintah berusaha menjaga kualitas dalam negeri dan meningkatkan ekspor‎. Meski demikian, dirinya, paham pemerintah tidak bisa menguasai bila harga komoditas turun.

Data valuta asing Bloomberg, Rabu pekan ini, menunjukkan nilai tukar rupiah menguat ke level 13.452 per dolar AS pada pukul 10.47 WIB. Rupiah dibuka menguat ke level 13.439 per dolar AS dari penutupan perdagangan kemarin di kisaran Rp 13.465 per dolar AS. Pada hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.438 per dolar AS hingga 13.456 per dolar AS.

Sedangkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI), rupiah menguat ke level 13.444 per dolar AS jika dibandingkan dengan perdagangan sehari sebelumnya yang tercatat di level 13.460 per dolar AS. (Silvanus A/Ahm)


Source: liputan6.com