Prev Juli 2015 Next
Ming Sen Sel Rab Kam Jum Sab
28 29 30 01 02 03 04
05 06 07 08 09 10 11
12 13 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24 25
26 27 28 29 30 31 01
02 03 04 05 06 07 08
Berita Kurs Dollar pada hari Selasa, 28 Juli 2015
Jelang Pertemuan The Fed, Rupiah Semakin Loyo

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah masih tertekan di kisaran 13.460 per dolar AS jepang pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed yang berlangsung Selasa (28/7/2015) malam waktu Jakarta. Sentimen lain yang juga menekan nilai tukar rupiah adalah kekhawatiran dari pelaku pasar akan anjloknya bursa saham China yang merupakan rekan dagang utama Indonesia.

Mengutip Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia, Selasa (28/7/2015), nilai tukar rupiah melemah ke level 13.460 per dolar AS. Angka tersebut melanjutkan pelemahan rupiah pada perdagangan sehari sebelumnya yang masih berada di level 13.453 per dolar AS. Jika dihitung dari awal bulan, nilai tukar rupiah telah melemah 1,08 persen.

Sementara, data valuta asing Bloomberg mencatat, nilai tukar rupiah tak banyak bergerak dan berkutat di kisaran 13.450 per dolar AS hingga 13.475 per dolar AS pada perdagangan hari ini. Rupiah tercatat dibuka di level 13.462 per dolar AS pada perdagangan hari ini.

Ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta menjelaskan, sentimen utama yang mendorong pelemahan rupiah memang berasal dari eksternal yaitu sentimen kenaikan suku bunga Bank Sentral AS. Spekulasi mengenai kenaikan suku bunga belum berakhir. Dengan adanya FOMC The Fed tersebut, spekulasi semakin tinggi. "Nilai tukar rupiah dan mata uang negara berkembang lain masih akan mengalami volatilitas tinggi," jelasnya.

Beberapa data ekonomi AS menunjukkan perbaikan sehingga memunculkan spekulasi bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga pada September nanti setelah rencana awal menaikkan suku bunga di Juni kandas. Dengan rencana kenaikan suku bunga tersebut membuat dana-dana asing yang parkir di negara berkembang akan pulang sehingga menekan rupiah.

Menteri Keuangan (Menkeu), Bambang Brodjonegoro sebelumnya juga mengungkapkan, rupiah tertekan bukan karena imbas Yunani, melainkan tren penguatan dolar AS karena sinyal kebijakan The Fed. "Karena ada sinyal The Fed akan naikkan Fed Fund Rate sebelum akhir tahun. Itu dijadikan spekulasi oleh investor mata uang," ujarnya.

Bambang mengaku, meski kurs rupiah terhadap dolar AS melemah, tapi terhadap mata uang Euro dan Dolar Australia, rupiah menguat. Penyebabnya, sambung dia, karena dolar AS dijadikan sebagai aset safe heaven. (Sis/Gdn)


Source: liputan6.com
Kecemasan Investor Bikin Rupiah Terpuruk ke 13.465 per Dolar AS

Liputan6.com, New York - Setelah sembilan bulan menduduki kursi orang nomor satu di Indonesia, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dipandang masih harus berjuang gigih melawan oposisinya di parlemen. Kondisi ini dipandang para investor menghambat kemajuan reformasi yang direncanakannya termasuk Undang-undang anti korupsi dan program infrastruktur yang didorong BUMN seperti dikampanyekan sebelumnya.

"Untuk mulai membersihkan rintangan seperti itu, Jokowi harus merombak kabinetnya. Tapi apakah kabinet yang baru menuju ke arah yang lebih baik atau lebih buruk adalah masalah politik terbesar untuk 2015 ini," ungkap laporan IMA Asia seperti dilansir dari CNBC, Selasa (28/7/2015).

Ketidakpastian prospek politik dan ekonomi Indonesia ke depan ternyata membuat para investor khawatir. Hal itu pula yang akhirnya menekan rupiah hingga jatuh ke level 13.465 per dolar AS awal pekan ini.

Keruntuhan rupiah tersebut merupakan yang ke tujuh kalinya terjadi dalam dua bulan terakhir setelah sempat diperdagangkan di level terendah sejak krisis finansial 1998. Hingga saat ini, nilai tukar rupiah telah melemah sembilan persen terhadap dolar AS dan membuatnya menjadi mata uang dengan kinerja terparah di Asia, setelah Malaysia.

"Presiden Jokowi masih bergulat mengkonsolidasikan posisinya setelah hampir setahun menjabat. Kegagalannya untuk menstabilkan koalisi, meloloskan undang-undang, dan memperbaiki lingkungan investasi lebih lanjut bisa merusak prospek jangka pendek bagi perekonomian," menurut laporan Deutsche Bank pekan lalu.

Meski demikian, perombakan kabinet mungkin lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Para ekonom di Mizuho Bank mengatakan, adanya rumor bahwa reshuffle kabinet Jokowi akan banyak melibatkan PDIP guna meningkatkan pengaruhnya di badang pemerintahan.

Para ekonom di bank tersebut mengaku yakin, perombakan kabinet itu akan segera dilakukan dalam waktu dekat.

Mengutip Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia, Selasa (28/7/2015), nilai tukar rupiah melemah ke level 13.460 per dolar AS. Angka tersebut melanjutkan pelemahan rupiah pada perdagangan sehari sebelumnya yang masih berada di level 13.453 per dolar AS. Jika dihitung dari awal bulan, nilai tukar rupiah telah melemah 1,08 persen.

Sementara, data valuta asing Bloomberg mencatat, nilai tukar rupiah tak banyak bergerak dan berkutat di kisaran 13.450 per dolar AS hingga 13.475 per dolar AS pada perdagangan hari ini. Rupiah tercatat dibuka di level 13.462 per dolar AS pada perdagangan hari ini. (Sis/Gdn)




Source: liputan6.com