Prev Januari 2015 Next
Ming Sen Sel Rab Kam Jum Sab
28 29 30 31 01 02 03
04 05 06 07 08 09 10
11 12 13 14 15 16 17
18 19 20 21 22 23 24
25 26 27 28 29 30 31
01 02 03 04 05 06 07
Berita Kurs Dollar pada hari Rabu, 28 Januari 2015
Minim Sentimen, Rupiah Kembali Melemah ke 12.500 per Dolar AS

Liputan6.com, Jakarta -
Sempat menguat ke kisaran Rp 12.400 per dolar AS, nilai tukar rupiah akhirnya kembali melemah ke level 12.500 per dolar AS pada perdagangan hari ini. Minimnya sentimen positif dari dalam negeri membuat penguatan nilai tukar rupiah tertahan.

Data valuta asing Bloomberg, Rabu (28/1/2015), nilai tukar rupiah melemah 0,27 persen ke level 12.503 per dolar AS pada perdagangan pukul 10:32 waktu Jakarta. Sebelumnya, nilai tukar rupiah juga dibuka melemah di level 12.484 per dolar AS dari level sebelumnya di level 12.468 per dolar AS.

Hingga menjelang siang, nilai tukar rupiah masih berkutat di level 12.461-12.515 per dolar AS.

Sementara itu, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia mencatat nilai tukar rupiah melemah tipis di level 12.498 per dolar AS. Nilai tukar rupiah hanya mengalami koreksi lima poin saja dari perdagangan sebelumnya.

Ekonom PT Bank Saudara Tbk, Rully Nova menerangkan, rupiah di awal pekan sempat bergerak menguat lantaran faktor eksternal yang positif setelah Bank Sentral Eropa mengumumkan rencana kebijakan moneternya. Menurutnya, dengan sentimen positif dari euro yang mampu menahan penguatan dolar tersebut, nilai tukar rupiah seharusnya bergerak menguat.

"Tapi kan kembali lagi pada faktor fundamental ekonomi Indonesia yang masih mengkhawatirkan seperti defisit perdagangan, defisit transaksi berjalan serta tingkat inflasi yang tinggi usai harga BBM naik menahan penguatan rupiah," terangnya.

Sejauh ini, dia melihat rupiah masih kekurangan dorongan sentimen positif dari dalam negeri. Menurutnya, kisruh politik yang terjadi beberapa hari ke belakang tidak banyak berpengaruh pada pergerakan rupiah.

"Rupiah masih akan bergerak di kisaran 12.500 per dolar AS hingga ada data ekonomi lain yang bisa membuat penguatan nilai tukar rupiah lebih baik," katanya. (Sis/Gdn)


Source: liputan6.com
Nambah Modal, Mandiri Bisa Jadi Bank Terbesar Ketujuh di ASEAN

Liputan6.com, Jakarta - ‎Pemerintah menganggarkan Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk 35 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebesar Rp 74,9 triliun dalam RAPBNP 2015.

Dari total PMN tersebut PT Bank Mandiri (Persero) Tbk‎ menjadi BUMN terbesar yang memperoleh suntikan dana dari pemerintah dengan jumlah Rp 5,6 triliun.

Menteri BUMN, Rini Soemarno dalam Rapat Kerja dengan Komisi XI DPR RI mengungkapkan, PMN tersebut diberikan untuk mendukung right issue dalam memperoleh tambahan permodalan perseroan.

"‎Dengan Right Issue itu Bank Mandiri akan mendapatkan tambahan dana sebesar Rp 9,3 triliun, sehingga peringkatnya akan naik menjadi yang ketujuh di ASEAN," kata Rini di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (28/1/2015).

Rini juga menambahkan, Bank Mandiri merupakan salah satu perusahaan keuangan milik peemrintah yang dinilai paling siap untuk menghadapi Masyarakat Ekonomo Asean di akhir 2015 ini.

Di sisi lain, negara-negara ASEAN telah sepakat bahwa masing-masing negara akan mengusulkan bank yang akan dicalonkan menjkadi Qualified ASEAN Bank (QAB).

"Baik dari jumlah modal, prospek usaha maupun fokus usaha, Bank Mandiri merupakan nasional yang paling siap untuk menjadi calon QAB," tegasnya.

Namun, dengan jumlah modal saat ini yaitu Rp 91,74 triliun, belum cukup untuk memenuhi standar kecukupan modal (CAR) pada 2019 yang ditetapkan untuk bank-bank yang beroperasi di ASEAN yaitu sekurang-kurangnya 17,5 persen.

"Bank Mandiri masih perlu diperkuat permodalannya, karena saat ini Bank Mandiri masih berada di peringkat sembilan diantara bank-bank di regional ASEAN," papar Rini.

Untuk itulah, Kementerian BUMN mengajukan anggaran Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 5,6 triliun untuk Bank Mandiri. (Yas/Gdn)


Source: liputan6.com