Prev Januari 2015 Next
Ming Sen Sel Rab Kam Jum Sab
28 29 30 31 01 02 03
04 05 06 07 08 09 10
11 12 13 14 15 16 17
18 19 20 21 22 23 24
25 26 27 28 29 30 31
01 02 03 04 05 06 07
Berita Kurs Dollar pada hari Rabu, 14 Januari 2015
Rupiah Merosot, Pemerintah Dilarang Salahkan Yunani

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil dan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menilai nilai tukar Rupiah merosot terhadap dolar Amerika Serikat (AS) saat ini diakibatkan polemik yang tengah terjadi di Yunani.

Wakil Ketua MPR Oesman Sapta meminta agar pemerintah tidak menjadikan Yunani sebagai kambing hitam.  "Jangan cari kambing hitam. Jangan ada spekulasi mentang-mentang itu isu ekonomi. Jangan yang (isu) luar, di bawa ke dalam. Masalah ekonomi harus diatasi dengan peran ekonomi dalam negeri," ujar Oesman saat berbincang dengan Liputan6.com, di Kalimantan Barat, Kamis (8/1/2015).

Oesman pun menganjurkan agar pemerintah segera mencari cara untuk mengatasi masalah ini. Anggota DPD Kalimantan Barat itu juga meminta penguatan ekspor dilakukan, sebagai salah satu solusi.

"Bangun sektor riil dan tingkatkan ekspor itu akan ada dampak positif dengan situasi sebelumnya," imbuhnya.

"Kita harus orientasi dengan ekspor supaya dapat devisa, jangan impor. Pasar Asia sekarang ini kita harus hati-hati. Jangan barang dari negara-negara Asia lainnya masuk saja, lalu kita beli. Kita juga perlu dan harus jual barang kita," tegas Oesman.

Pelemahan rupiah di awal Januari 2015 tersebut dikatakan pemerintah lebih disebabkan faktor eksternal. Selain ekonomi AS yang terus pulih juga dipengaruhi kekhawatiran investor terhadap kondisi di Yunani.

"Terutama kemarin gara-gara Yunani itu, partai kiri yang kelihatan votingnya di Yunani menakutkan orang, karena mempengaruhi restrukturisasi ekonomi Uni Eropa, jadi terganggu," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil di Istana Kepresidenan.

Tidak hanya Sofyan yang menyebutkan Yunani sebagai salah satu faktor pemicu rupiah melemah, melainkan juga Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro.

"Ya karena itu pengaruh dari Eropa, Yunani. Ini pengaruh global, kalau dolar sudah menguat, semua akan kena imbasnya," ungkap Bambang. (Silvanus A/Ahm)


Source: liputan6.com
PGN Gandeng Bank Mandiri Biar Pelanggan Mudah Membayar

Liputan6.com, Jakarta - PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) menggunakan layanan perbankan Bank Mandiri, untuk melakukan pembayaran kepada pihak eksternal secara online.

Direktur Keuangan PGN Riza Pahlevi mengatakan, kerjasama PGN dengan Bank Mandiri merupakan upaya perusahaan untuk terus meningkatkan efisiensi dan memudahkan pelayanan kepada para  mitra bisnis PGN.
 
"Kerjasama ini akan memberikan banyak manfaat bagi PGN dan mitra bisnisnya dalam melakukan transaksi pembayaran," kata Riza, di Jakarta, Jumat (9/1/2014).
 
Wakil Direktur Utama Bank Mandiri Riswinandi Dandi mengunkapkan, melalui layanan yang menggunakan sistem host to host corporate payable ini, PGN dapat melakukan pembayaran, baik yang bersifat rutin maupun yang terkait dengan pengembangan usaha, dengan lebih cepat, lebih murah dan paperless.

"Harapannya, PGN dapat mengoptimalisasi pemanfaatan arus kas karena akan dapat memonitor transaksi pembayaran secara realtime dan mempercepat proses rekonsiliasi," ungkapnya.

Riswinandi menjelaskan, kerjasama cash management ini merupakan bagian dari implementasi strategi utama Bank Mandiri dalam mengembangkan bisnis, yaitu penguatan kerjasama dengan nasabah.

“Sinergi ini merupakan pengembangan dari kerjasama sebelumnya dimana PGN telah menggunakan layanan Mandiri Virtual Account untuk menerima pembayaran dari pelanggan. Ke depan, kami akan terus mengembangkan layanan transaction banking agar dapat menjawab berbagai kebutuhan nasabah,” pungkas Riswinandi. (Pew/Nrm)


Source: liputan6.com
Bank Mandiri Dapat Suntikan Modal Rp 9 Triliun via Right Issue
Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menggeber pembangunan ekonomi melalui sektor infrastruktur di tahun ini.
Source: liputan6.com
Rupiah Fluktuatif di 12.500 Saat Dolar AS Menguat Berkat Minyak

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah tercatat melemah tipis setelah dolar AS kembali menguat. Pada perdagangan sebelumnya, dolar AS sempat melemah lantaran rata-rata pendapatan seluruh tenaga kerja di sana menurun meskipun tingkat penyerapan tenaga kerja meningkat.

Data valuta asing (valas) Bloomberg, Selasa (13/1/2015), menunjukkan nilai tukar rupiah melemah tipis 0,05 persen ke level 12.605 per dolar AS pada perdagangan pukul 9:39 waktu Jakarta. Padahal nilai tukar rupiah sempat dibuka menguat di level 12.567 per dolar AS.

Mesti tak signifikan, nilai tukar rupiah tampak aktif berfluktuasi di kisaran 12.566 - 12.619 per dolar AS.

Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate mencatat nilai tukar rupiah berada di kisaran 12.608 per dolar AS. Nilai tukar rupiah melemah 40 poin dari level 12.568 per dolar AS pada perdagangan sebelumnya.

Ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta menjelaskan, pelemahan rupiah dipicu pemulihan dolar AS. Sementara itu, di tengah penguatan dolar AS, harga minyak tercatat terus anjlok.

"Data ekspektasi terhadap kondisi perekonomian AS akan segera dirilis hari ini dan diperkirakan membaik," ujar Rangga.

Sementara itu, faktor internal seperti potensi penurunan harga BBM menyusul lemahnya harga minyak dunia tercatat masih belum secara signifikan mempengaruhi rupiah. (Sis/Ahm)


Source: liputan6.com
Saham Bank Mandiri Koreksi Terkena Sentimen Rights Issue

Liputan6.com, Jakarta - Harga saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) cenderung tertekan di tengah gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menghijau pada sesi pertama hari ini. IHSG naik 25 poin ke level 5.212 pada sesi pertama perdagangan saham hari ini.

Berdasarkan data RTI pukul 10.49 WIB, saham PT Bank Mandiri Tbk turun 1,15 persen menjadi Rp 10.700 per saham. Saham BMRI sempat sentuh di level tertinggi Rp 10.875 dan terendah Rp 10.625 per saham.

Transaksi perdagangan saham Bank Mandiri cukup besar hari ini. Total frekuensi perdagangan saham sekitar Rp 1.751 kali dengan nilai transaksi harian sebesar Rp 103,3 miliar.

Kepala Riset PT Universal Broker Securities, Satrio Utomo melihat pemerintah percaya diri dengan langkah penghematan anggaran negara mulai dari larangan rapat di hotel dan perjalanan dinas. Ditambah pencabutan subsidi bahan bakar minyak di tengah harga minyak jatuh tidak menjadi beban pemerintah. Hal itu dimanfaatkan pemerintah untuk berinvestasi di saham-saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Salah satu yang dilakukan dengan menyuntikkan modal ke Bank Mandiri lewat right issue. Satrio menuturkan, rencana rights issue/penawaran umum saham terbatas itu cukup baik agar dapat memperkuat modal PT Bank Mandiri Tbk sehingga menjadi lebih besar. Meski demikian, rencana tersebut memberikan sentimen negatif untuk gerak saham Bank Mandiri.

"Untuk jangka pendek membuat pelaku pasar meraba-raba berapa harga rights Bank Mandiri. Jadi spekulasi rights issue. Pelaku pasar jadi menyesuaikan nanti di harga berapa dari pada beli di pasar. Pelaku pasar jadi hold secukupnya, dan tebus rightsnya saja," kata Satrio saat dihubungi Liputan6.com.

Dalam riset PT Bahana Securities menyebutkan target rights issue Bank Mandiri sebesar Rp 9 triliun dapat meningkatkan rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 140 basis poin 9bps). Pemerintah kemungkinan mempertahankan kepemilikan mayoritas di PT Bank Mandiri Tbk lewat rights issue tersebut.

Selain itu, langkah rights issue tersebut akan membuat earning per share (EPS) PT Bank Mandiri Tbk menjadi terbatas. EPS diperkirakan dilusi 1,4 persen pada 2015, dan 2,9 persen pada 2016.

Rekomendasi Saham

PT Bahana Securities mempertahankan rekomendasi beli dengan target harga saham Rp 12.000. Meski pun ada potensi dilusi, analis PT Bahana Securities yakin tambahan modal akan jadi langkah strategis.

Sementara itu, Satrio merekomendasikan, untuk pelaku pasar yang memegang saham Bank Mandiri lebih baik ditebus saat pelaksanaan rights, dan di hold.

Menteri BUMN, Rini Soemarno mengatakan, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan menyuntikkan modal tambahan ke PT Bank Mandiri Tbk. Tambahan modal itu agar Bank Mandiri mengucurkan dana lebih besar untuk proyek infrastruktur.

"Kita akan melakukan rights issue, jadi bagian pemerintah kira-kira Rp 5,6 triliun, ditambah dengan right issue-nya mungkin total menjadi Rp 9 triliun tambahannya," kata Rini. (Ahm/)


Source: liputan6.com
7 Perusahaan Bakal Bermodal Minus Jika Rupiah Sentuh Level 15.500

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mengungkapkan, penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang terjadi selama ini belum terlalu mengganggu kinerja perusahaan-perusahaan yang mempunyai eksposure pinjaman dolar.

Deputi Gubernur Bank Indonesia, Halim Alamsyah menjelaskan, penguatan dolar AS bakal berdampak kepada peningkatan kewajiban valuta asing dari korporasi terutama dari korporasi yang memiliki utang luar negeri relatif tinggi.

Peningkatan kewajiban valuta asing korporasi yang tidak diikuti dengan peningkatan aset baluta asing berpotensi menggerus permodalan korporasi tersebut.

Terkait dengan hal tersebut, berdasarkan stress test ketahanan korporasi swasta non bank yang memiliki utang luar negeri menunjukkan bahwa dari 91 korporasi yang memiliki utang luar ngeeri dan posisi net foreign liatibilities (NFL) dengan data per kuartal II 2014, diperkirakan hanya ada 7 korporasi yang berpotensi insolvent atau modalnya bakal negatif.

"Itu dengan syarat apabila nilai tukar rupiah akan melemah sampai level Rp 15.5 per dolar AS," jelas Halim dikutip dalam keterangan tertulis, Selasa (13/1/2015).

“Pengujian dengan skenario Rp 15.500 per dolarjangan diartikan bahwa angka tersebut adalah level tolerasi BI. Kami juga menguji dengan berbagai variasi angka. Intinya, kami tidak menetapkan level tertentu dalam stabilitasi nilai tukar rupiah," tambahnya.

Selain dari sisi korporasi yang menunjukkan hasil yang positif, dari sisi Rumah Tangga juga menunjukkan tingkat leverage yang masih berada pada level yang aman. Dalam hal ini, utang rumah tangga masih dapat ditutup oleh pendapatan dan asetnya. (Gdn)


Source: liputan6.com
Saat Mata Uang Asia Melemah, Rupiah Justru Mampu Menguat

Liputan6.com, Jakarta - Dolar Amerika Serikat (AS) kembali menunjukkan keperkasaannya dan berpotensi memberikan tekanan kepada nilai tukar mata uang dunia lain. Penguatan dolar disebabkan membaiknya data ekonomi. Namun ternyata, disaat mata uang di Asia mengalami pelemahan, pada perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah justru tampak bergerak menguat tipis.

Data valuta asing Bloomberg, Rabu (14/1/2015) mencatat nilai tukar rupiah melemah sangat tipis, 0,03 persen ke level Rp 12.596 per dolar AS pada perdagangan pukul 10:02 waktu Jakarta. Sebelumnya nilai tukar rupiah juga dibuka menguat di level Rp 12.585 per dolar AS dari penutupan sebelumnya di level Rp 12.600 per dolar AS.

Rupiah belum menunjukkan pergerakan signifikan dan masih bertengger di kisaran Rp 12.574 per dolar AS hingga Rp 12.601 per dolar AS.

Sementara itu, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia, juga mencatat penguatan tipis rupiah di level Rp 12.580 per dolar AS. Nilai tukar rupiah menguat 28 poin dari level Rp 12.608 pada perdagangan sebelumnya.

Ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta mengatakan, nilai tukar dolar AS menguat cukup tajam akibat beberapa indikator ketenagakerjaan yang diumumkan pemerintah AS cenderung membaik dibandingkan sebelumnya. Pada saat bersamaan, harga minyak mentah jenis Brent juga anjlok drastis sekitar 1,7 persen.

"Meskipun sebagian besar mata uang di Asia melemah tajam, rupiah tercatat mampu menguat tak lama setelah pembukaan perdagangan hari ini," tuturnya. Salah satu penyebab penguatan rupiah adalah adanya aliran dana yang masuk ke Indonesia sehingga permintaan terhadap rupiah mengalami kenaikan. Permintaan yang cukup besar tersebut dapat menahan sentimen penguatan dolar.

Meski begitu, Rangga melihat bahwa sentimen penguatan dolar cukup besar sehingga memungkinkan menekan rupiah di perdagangan hari ini. Jika permintaan akan rupiah menipis, kemungkinan besar di akhir perdagangan rupiah bakal melemah. (Sis/Gdn)


Source: liputan6.com
Kembangkan Pasar Repo, Mandiri Gandeng Tiga Bank Asing

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Mandiri Tbk menjalin kerja sama dengan tiga bank asing, yaitu Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, JP Morgan Chase Bank dan Hongkong Shanghai Bank & Corp (HSBC) untuk memperkuat pasar keuangan melalui pemanfaatan layanan transaksi repurchase (repo) atau reverse repo.

Kerja sama dengan bank asing ini merupakan yang pertama kali di perbankan dimana bank asing menggunakan Mini Master Repo Agreement (MRA) sebagai kontrak standar dalam bertransaksi.

Budi G Sadikin menjelaskan, melalui kerjasama ini, Bank Mandiri berharap dapat mendukung perbankan nasional dalam mengoptimalkan transaksi repo dan reverse repo sebagai salah satu alternatif pendanaan maupun pemanfaatan ekses likuiditas.

“Kerja sama ini sangat menguntungkan industri perbankan, termasuk bank-bank asing, dalam memenuhi kebutuhan pendanaan, khususnya jangka pendek serta membantu mengurangi risiko likuiditas,” ungkap Budi dalam keterangan tertulis, Rabu (14/1/2015).

Implementasi Mini MRA dilakukan dengan memanfaatkan penggunaan kontrak standar dalam transaksi repo atau reverse repo antar bank. Hal itu dilakukan untuk mempermudah dan meminimalkan potensi resiko dari pelaksanaan transaksi repo atau reverse repo  antar bank.

Menurutnya, kehadiran alternatif pendanaan ini akan semakin memperdalam pasar uang antar bank di Tanah Air sekaligus memberikan fleksibilitas yang lebih baik bagi perbankan dalam pengelolaan likuiditas serta memperkuat daya tahan terhadap gejolak di perbankan.

Hingga akhir tahun lalu, Bank Mandiri telah menjalin kerjasama Mini MRA dengan 60 bank dengan volume transaksi yang dibukukan mencapai Rp 32 triliun selama 2014. Volume transaksi Repo meningkat dari volume tahun 2013 yang sebesar Rp 24 triliun.
 
”Lonjakan transaksi tersebut terutama didorong oleh kerjasama Mini MRA yang dijalin dengan BPD, bank umum nasional dan bank campuran”, jelas Budi. (Gdn)


Source: liputan6.com
News Flash: Hari Ini Motor Dilarang Lewat Thamrin

Liputan6.com, Jakarta News Flash edisi 17 Desember 2014: Motor dilarang lewat Thamrin, Hari Ini Wagub Jarod dilantik, rekening gendut, Lokasi penyanderaan Sidney.


Source: liputan6.com
News Flash: Penembakan Brutal di Kantor Majalah Satire Prancis

Liputan6.com, Jakarta News Flash 8 Januari 2015: biaya santunan korban AirAsia, penembakan, Penembakan Kantor Media Charlie Hebdo, pengosongan Rumah ricuh.

 


Source: liputan6.com