Prev Febuari 2015 Next
Ming Sen Sel Rab Kam Jum Sab
01 02 03 04 05 06 07
08 09 10 11 12 13 14
15 16 17 18 19 20 21
22 23 24 25 26 27 28
01 02 03 04 05 06 07
08 09 10 11 12 13 14
Berita Kurs Dollar pada hari Kamis, 26 Febuari 2015
Rupiah Jeblok, Pemilik Maskapai Nombok Terus

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap mata uang regional kian perkasa. Dolar AS menekuk rupiah hingga hampir menyentuh level Rp 13.000. Pelemahan nilai tukar rupiah ini semakin membuat maskapai penerbangan ketar ketir.

Ketua Penerbangan Berjadwal Indonesia National Air Carrier Association (INACA), Bayu Sutanto mengungkapkan, pelemahan kurs rupiah telah berdampak terhadap bisnis maskapai penerbangan. Pasalnya, 70 persen dari biaya operasional maskapai sangat ditentukan kurs rupiah terhadap dolar AS.

"Sebesar 70 persen mengacu pada kurs dolar AS, seperti harga bahan bakar avtur, asuransi, onderdil, pelatihan dan biaya lainnya. Jadi rupiah Rp 13.000 per dolar AS sangat memberatkan bagi kami," tegas dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Jakarta, Rabu (26/2/2015).

Beruntung, lanjutnya, kondisi ini terbantu dari penurunan harga minyak dunia dan kebijakan penyesuaian tarif batas atas serta batas bawah tiket penerbangan meski belum sanggup sepenuhnya menutup biaya operasional yang terus melambung akibat jebloknya kurs rupiah.

"Kalau tidak terbantu harga minyak dunia yang turun, makin banyak maskapai yang gulung tikar. Sebab pendapatan maskapai penerbangan dari dolar AS cuma sedikit, tapi pengeluarannya dalam denominasi dolar AS banyak," terang Bayu.

Menyiasatinya, dia bilang, maskapai penerbangan mulai mengencangkan ikat pinggang alias melakukan efisiensi. Memangkas kegiatan ekonomi berbiaya tinggi, seperti pengurangan pembelian onderdil, menyederhanakan proses bisnis penjualan tiket sehingga mengurangi penempatan tenaga kerja, mengurangi perjalanan dinas demi penghematan dan lainnya.

"Untuk sekarang ini, pemilik atau pemegang saham nombok dulu. Tapi kan nggak mungkin terus-terusan, sehingga diharapkan kondisi tersebut lekas membaik. Jadi sabar saja menanti," harap Bayu.

Pada perdagangan kemarin, Rabu (25/2/2015), Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI), menunjukkan nilai tukar rupiah melemah 21 poin ke level 12.887 per dolar AS. Nilai tukar rupiah melanjutkan pelemahan dari perdagangan sebelumnya di level 12.866 per dolar AS.

Pengamat ekonomi dari Universitas Atma Jaya, Jakarta, A Prasetyantoko mengatakan, ada dua faktor dominan baik eksternal maupun internal yang menekan rupiah terhadap dolar AS. "Dari ekternal karena rencana The Fed menaikkan suku bunga," kata dia.

Lalu dari dalam negeri kondisi perekonomian RI memang belum benar-benar positif. Hal ini terlihat dari neraca transaksi berjalan yang masih tercatat defisit. "Kemudian persoalan politik yang tidak menunjukkan konsensus menyelesaikan urusan fundamental," papar Prasetyantoko. (Fik/Gdn)


Source: liputan6.com
Rupiah Hampir Sentuh 13.000 per Dolar AS, Maskapai Terpuruk

Liputan6.com, Jakarta - Kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang mencapai Rp 13.000 dianggap Asosiasi Maskapai Penerbangan di Indonesia (Indonesia National Air Carrier Association/INACA) sebagai level yang berbahaya. Maskapai penerbangan semakin tak mampu berkompetisi karena harga avtur bakal melambung tinggi dan terpaut jauh dengan negara lain.

"Ini level sudah bahaya. Dolar AS menguat, maskapai penerbangan klepek-klepek karena loncatnya jauh sekali ya dari kurs rupiah beberapa tahun lalu Rp 10.500 per dolar AS," terang Ketua Penerbangan Berjadwal INACA, Bayu Sutanto kepada Liputan6.com, Jakarta, Rabu (26/2/2015).

Lebih jauh katanya, pelemahan kurs rupiah telah berdampak terhadap bisnis maskapai penerbangan. Pasalnya 70 persen dari biaya operasional maskapai sangat ditentukan kurs rupiah terhadap dolar AS.

"Sebesar 70 persen mengacu pada kurs dolar AS, seperti harga bahan bakar avtur, asuransi, onderdil, pelatihan dan biaya lainnya. Kurs kan tidak diatur pemerintah, tapi harga tiket diatur, jadi memberatkan sekali," jelas dia.

Bayu mengaku, level rupiah ideal untuk pengusaha dibisnis penerbangan berada di angka Rp 12.000 per dolar AS. Namun faktanya, nilai tukar rupiah sudah jauh di atas harapan pelaku usaha.

"Buat maskapai besar sih kuat saja, karena pemilik atau pemegang saham nombokin biaya operasional sehari-hari sampai kondisi membaik. Tapi kan kita tidak tahu kapan pulihnya, jadi ya cuma bisa sabar menanti. Bagi maskapai kecil, sudah tidak kuat dengan kondisi ini," kata dia.

Saat ini, Bayu mengimbau agar manajemen maskapai penerbangan melakukan efisiensi. Memangkas kegiatan ekonomi berbiaya tinggi, seperti pengurangan pembelian onderdil, menyederhanakan proses bisnis dibagian tiket sehingga mengurangi penempatan tenaga kerja, penghematan dari perjalanan dinas ke luar kota.

Pemerintah sebenarnya tidak tinggal diam menanggapi penurunan nilai tukar rupiah ini. Menteri Koordinator Perekonomian, Sofyan Djalil mengatakan, pemerintah telah menyiapkan sejumlah strategi untuk kembali menguatkan nilai tukar rupiah. Untuk jangka pendek, pemerintah akan membenahi birokrasi dan memudahkan investasi.

"Yang penting kami bereskan dulu domestik. Domestik beres maka rupiah akan mencerminkan kekuatan domestik," kata Sofyan. Untuk jangka menengah, lanjut Sofyan, pemerintah akan memperbaiki infrastruktur, dan untuk jangka panjang akan memperbaiki pasar Indonesia.

"Juga memperbaiki inefisiensi di pelabuhan, biar biaya logistik turun, jangka menengah jangka panjang itu kita perbaiki infrastruktur kita, kita perbaiki pasar kita," terangnya.

Selain itu, Sofyan menjelaskan pelemahan nilai tukar rupiah saat ini tidak terlalu buruk bila dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya. Meski hampir menyentuh level Rp13.000 per dolar AS, Sofyan mengaku mata uang rupiah tetap yang paling baik.

"Dibandingkan negara ASEAN periode kapan, lihat Jepang itu sudah 30 persen depresiasinya, Jepang itu kan tergantung persepsinya kapan, nah secara umum rupiah its ok dibandingkan mata uang yang lain," jelas Sofyan. (Fik/Gdn)


Source: liputan6.com
Rupiah Kembali Menguat ke Level 12.862 per Dolar

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah mampu menguat pada hari ini setelah kemarin sempat tertekan hingga hampir menyentuh level 13.000 per dolar AS. Penguatan rupiah lebih disebabkan masuknya dana-dana asing ke dalam negeri karena Bank Sentral Amerika Serikat (AS) belum memutuskan waktu yang telah untuk menaikkan suku bunga acuan.

Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI), Kamis (26/2/2015) menunjukkan nilai tukar rupiah menguat 25 poin ke level 12.862 per dolar AS. Nilai tukar menghentikan pelemahan dari perdagangan sebelumnya yang ada di level 12.887 per dolar AS.

Sementara data valuta asing Bloomberg, mencatat nilai tukar rupiah menguat hingga ke level 12.849 per dolar AS di awal sesi perdagangan hari ini. Namun kemudian di tengah hari mengalami pelemahan hingga ke level 12.866 per dolar AS.

Ekonom PT Bank Danamon Indonesia Tbk, Dian Ayu Yustina menjelaskan, pelemahan rupiah kemarin terjadi karena belum adanya kepastian dari Gubernur Bank Sentral AS atau The Federal Reserved (The Fed) mengenai waktu untuk menaikkan suku bunga acuan.

Menurut Dian, sejak beberapa bulan lalu hingga saat ini The Fed belum mengungkapkan kapan waktu yang tepat untuk menaikkan suku bunga. Lamanya keputusan tersebut membuat pelaku pasar panik dan mulai menyimpan dolar AS sehingga rupiah melemah.

Namun kepanikan tersebut sudah tidak terjadi pada hari ini. pelaku pasar melihat bahwa dengan belum diputuskannya kenaikan suku bunga tersebut maka menanamkan dana di negara berkembang merupakan pilihan yang cukup baik.

Mereka pun masuk ke Indonesia yang bisa ditunjukkan lewat dana yang masuk ke pasar modal. Hingga sesi pertama perdagangan, aksi beli bersih investor asing mencapai Rp 1,2 triliun. "Rupiah sepertinya kembali ke titik nyaman yaitu di kisaran 12.800 per dolar AS," tuturnya kepada Liputan6.com.

Dian melanjutkan, senimen dari dalam negeri sendiri sudah cukup baik. beberapa indikator menunjukkan hal yang positif seperti angka inflasi dan ekspor impor. hal tersebut memperlihatkan bahwa secara fundamental, Indonesia sudah menunjukkan perbaikan.

Selain itu, penguatan rupiah hari ini juga karena ada intervensi dari Bank Indonesia. Tetapi intervensi tersebut tidak terlalu besar. (Sis/Gdn)


Source: liputan6.com
BI Rate Turun Tak Pengaruhi Kinerja BRI

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan atau BI rate dari 7,75 persen menjadi 7,5 persen  tak terlalu berpengaruh kepada kinerja PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI).

Hal itu disampaikan oleh analis PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Hendro Utomo. Dia bilang, kendati penurunan BI rate berimbas pada penurunan suku bunga kredit. Namun demikian, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) BBRI dirasa masih cukup kuat.

"Kalau BBRI penurunan suku bunga saya rasa tidak terlalu besar, BBRI fokusnya mikro, UMKM landing rate cukup tinggi bunganya. Sementara penghimpunan dana kuat karena jaringannya cukup luas," ujar Hendro, Jakarta, Kamis (26/2/2015).

Sementara itu, Pefindo menetapkan peringkat prospek perseroan stabil dengan peringkat idAAA. Analis Pefindo Adrian Noer mengatakan, hal tersebut menunjukan dukungan yang kuat dari pemerintah. "Peringkat tersebut mencerminkan dukungan yang kuat dari pemerintah Indonesia, posisi superior dan profitabilitas yang sangat baik," kata Adrian.

Sebagaimana diketahui, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk sendiri mencatatkan laba yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp 24,24 triliun pada 2014. Perusahaan pelat merah tersebut mengantongi laba Rp 21,34 triliun pada 2013.

Kenaikan laba itu diikuti kenaikan pendapatan bersih sebesar Rp 51,48 triliun. Angka itu naik sebesar 16,61 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 44,15 triliun. Laba operasional naik 8,58 persen menjadi Rp 28,36 triliun. (Amd/Ahm)


Source: liputan6.com
Tingkatkan Bisnis Kartu Debit, Bank Mandiri Gandeng Kopkarhutan

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Mandiri Tbk dan Koperasi Karyawan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Kopkarhutan) menerbitkan kartu debit co-branding untuk memenuhi kebutuhan keuangan karyawan Kemenhut. Rencananya, kartu anggota berbasis ATM tersebut akan digunakan oleh sekitar 4.000 anggota koperasi karyawan kehutanan.

Direktur Corporate Banking Bank Mandiri, Fransisca Nelwan Mok menjelaskan, pada kartu tersebut akan tercetak nama dan nomor anggota Kopkarhutan yang digunakan untuk mengakses website Kopkarhutan untuk mengetahui saldo simpanan dan pinjaman di Kopkarhutan.

“Kami berharap layanan ini dapat membantu para karyawan anggota koperasi di Kementerian Kehutanan dalam memenuhi kebutuhan finansialnya, sehingga mampu mendukung aktivitas para karyawan,” kata Fransisca.

Bank Mandiri telah mengembangkan bisnis kartu debit sejak 2000. Saat ini, Bank Mandiri telah menerbitkan kartu debit sebanyak 12,1 juta kartu. dari jumlah tersebut, transaksi yang dilakukan pengguna kartu debit Bank Mandiri selama tahun 2014 mencapai 61,9 juta transaksi, naik 22,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebanyak 50,6 juta transaksi.

Sementara itu, nilai transaksi penggunaan kartu Debit Bank Mandiri hingga Desember 2014 mencapai Rp 45,1 triliun, tumbuh 25,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2013 sebesar Rp 35,9 triliun.

”Melalui kerjasama co-branding ini, kami optimis penggunaan kartu debit dapat terus tumbuh secara berkelanjutan serta dapat memberikan nilai tambah yang baik bagi nasabah sebagai pengguna,” lanjut Fransisca.

Bisnis kartu debit memang cukup diminati oleh industri perbankan karena dari transaksi kartu debit, bank bisa mengumpulkan pendapatan non bunga. Maka tak heran jika bank terus mendorong pertumbuhan bisnis kartu debit. Sebelumnya, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) juga meluncurkan kartu debit baru dengan fasilitas yang berlaku di seluruh dunia. Oleh BNI, kartu debit tersebut diberi nama BNI Emerald World MasterCard.

Direktur Utama BNI, Gatot M Suwondo mengatakan, penerbitan kartu debit ini dimaksudkan untuk meningkatkan layanan BNI kepada nasabah prioritas dan sebagai komitmen untuk memberikan pengalaman terbaik.

"BNI Emerald World MasterCard akan menambah kenyamanan serta pengalaman tersendiri untuk nasabah," jelasnya. Nasabah BNI yang bisa mendapat kartu debit tersebut adalah mereka yang menjadi nasabah prioritas.

Fasilitas yang didapat oleh nasabah prioritas BNI yang memiliki kartu tersebut antara lain cashback 5 persen di Galeries Lafayette Haussmann Paris dan Jakarta, penerimaan transaksi diseluruh dunia (world acceptance), akses khusus ke lebih dari 700 airport lounges di lebih dari 120 negara. (Gdn)


Source: liputan6.com
News Flash: Rupiah Hampir Sentuh Level Rp 13.000, Bisnis Penerbangan Terancam

Source: liputan6.com