Berita Kurs Dollar pada hari Jumat, 13 Febuari 2015 | |
Rupiah Bisa Ambruk ke Posisi Rp 13.000 Per Dolar AS? | |
Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus terkontraksi hingga level Rp 12.800. Penyebabnya, karena kinerja ekonomi AS semakin kinclong sehingga dolar kian perkasa dan melemahkan seluruh mata uang negara-negara di Asia Timur, seperti Yen Jepang dan Won Korea. Source: liputan6.com |
|
Menteri BUMN Tolak Keinginan Bank Mandiri untuk Potong Dividen | |
Liputan6.com, Jakarta - Keinginan dari PT Bank Mandiri Tbk untuk mendapat potongan besaran dividen yang disetorkan kepada pemegang saham ditolak oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dengan penolakan tersebut, perseroan sulit untuk meningkatkan modal setelah sebelumnya usulan untuk mendapat Penyertaan Modal Negara (PMN) juga ditolak oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Source: liputan6.com |
|
Titik Terang di Yunani Cerahkan Rupiah di Akhir Pekan | |
Liputan6.com, New York - Rupiah akhirnya berhasil menguat setelah pergerakan positif euro berhasil menahan penguatan dolar. Euro menguat lantaran data ekonomi yang membaik dan meningkatnya negosiasi antara Yunani dan Troika. Data valuta asing (valas) Bloomberg, Jumat (13/2/2015), nilai tukar rupiah tampak dibuka menguat ke level 12.741 per dolar AS setelah ditutup menguat di level 12.801 pada perdagangan sebelumnya. Nilai tukar rupiah tercatat menguat 0,2 persen ke level 12.776 per dolar AS pada perdagangan pukul 10:12 waktu Jakarta. Hingga menjelang siang, nilai tukar rupiah tercatat masih berfluktuasi menguat di kisaran 12.741-12.796 per dolar AS. Sementara kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia mencatat nilai tukar rupiah menguat tipis ke level 12.769 per dolar AS. Pada perdagangan kemarin nilai tukar rupiah melemah cukup signifikan ke level 12.794 per dolar AS. Rupiah berhasil menguat setelah pada perdagangan sebelumnya sempat kembali menyentuh level 12.800 per dolar AS. Ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta mengatakan, ada sedikit titik cerah dari usaha Yunani bernegosiasi dengan Troika yang akhirnya mendorong euro menguat. "Penguatan euro karena data industrian production yang membaik ditambah data penjualan ritel dan klaim pengangguran yang memburuk membuat dolar menurun drastis," terangnya. Hal ini membuat rupiah yang sempat melemah pada perdagangan sebelumnya kembali pulih. Sementara dari dalam negeri, para pelaku pasar masih menanti angka neraca transaksi berjalan. (Sis/Nrm) Source: liputan6.com |
|
Menko Perekonomian Sebut Faktor Global Bikin Rupiah Tertekan | |
Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah sempat tergelincir di kisaran 12.800 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan kemarin. Hal ini mendapat perhatian dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil. Ia menuturkan, nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar didominasi dari faktor eksternal. "Ekonomi Amerika Serikat membaik. Spekulan menjadikan isu Yunani, sebenarnya isu lama tapi diangkat kembali. Ini menggerakkan pasar," ujar Sofyan, Jumat (13/2/2015). Yunani belum menyepakati soal tawaran pemberian bantuan dari Uni Eropa terkait penyelesaian utang negara. Namun ada sedikit titik cerah dari usaha Yunani bernegosiasi dengan Troika sehingga mendorong euro menguat. Sentimen itu juga berpengaruh positif pada gerak rupiah hari ini. Data valuta asing (valas) Bloomberg, nilai tukar rupiah tampak dibuka menguat ke level 12.741 per dolar AS setelah ditutup menguat di level 12.801 pada perdagangan sebelumnya. Nilai tukar rupiah tercatat menguat 0,2 persen ke level 12.776 per dolar AS pada perdagangan pukul 10:12 waktu Jakarta. Hingga menjelang siang, nilai tukar rupiah tercatat masih berfluktuasi menguat di kisaran 12.741-12.796 per dolar AS. Sementara kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia mencatat nilai tukar rupiah menguat tipis ke level 12.769 per dolar AS. Pada perdagangan kemarin nilai tukar rupiah melemah cukup signifikan ke level 12.794 per dolar AS. Sofyan mengungkapkan, nilai tukar rupiah melemah tak perlu dikhawatirkan mengingat masih tingkat wajar. Pemerintah juga membuat anggaran negara jauh lebih sehat sehingga dukung rupiah. "Tetapi yang penting masyarakat disadarkan bahwa rupiah naik dan turun itu di tingkat kewajaran," papar Sofyan. Nilai tukar rupiah melemah, menurut Sofyan dapat dijadikan keuntungan untuk ekspor di sejumlah sektor unggulan. "Ekspor kita bagus, minyak sawit yang tidak bagus dengan rupiah melemah, mendapat pendapatan," ujar Sofyan. Pemerintah memperkirakan, nilai tukar rupiah akan berada di level Rp 12.500 per dolar AS. Ini juga hasil kesepakatan Komisi XI DPR dengan pemerintah dalam pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2015. (Amd/Ahm) Source: liputan6.com |
|
Tim Ahli Wapres Tak Yakin Jokowi Restui Merger BNI-Bank Mandiri | |
Liputan6.com, Jakarta - Rencana penggabungan PT Bank Mandiri Tbk dengan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) terus bergulir. Namun pemerintah tak yakin Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan merestui aksi merger dua bank pelat merah itu selama lima tahun ke depan meski sinyal setuju sudah disampaikan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro. "Saya tidak percaya itu (Jokowi setuju merger), tapi dunia bisa berubah," ucap Ketua Tim Ahli Wakil Presiden, Sofyan Wanandi singkat saat ditemui usai menghadiri Jakarta Food Security Summit di JCC, Jakarta, Jumat (13/2/2015). Mantan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) itu pun menegaskan rencana peleburan Bank Mandiri dan Bank BNI belum terpikir oleh pemerintahan Jokowi pada tahun ini. "Tidak ada rencana, dan rencana itu tidak ada. Itu maunya pengamat saja, karena memang belum sampai ke sana. Lagipula itu urusan Bu Rini (Menteri BUMN)," ujar Sofyan. Menurut dia, Bank BNI dan Bank Mandiri tak perlu mengembangkan bisnis atau perusahaan melalui cara merger. Upaya lain, pemerintah dapat menyuntikkan modal ke perbankan tersebut lewat Penyertaan Modal Negara (PMN). "Tidak usah merger-merger, lama-lama mereka juga akan besar. Kalau value dari merger tidak sama, malah jadi perkara lagi.cara lain bantulah mereka punya ekuitas lebih banyak supaya bisa berkembang, jadi pakai cara menambah PMN," saran Sofyan. Sebelumnya Menteri BUMN Rini Soemarno menuturkan, penggabungan (merger) dua bank pelat merah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk masih perlu dibahas lebih dalam. Sejumlah strategi terus diupayakan mengingat Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sudah berada di depan mata. Dia berharap bank di Tanah Air tidak tergilas oleh keberadaan bank asing. Rencana penggabungan bank santer terdengar. Rencana itu digulirkan oleh Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro dengan harapan bank Tanah Air mampu bersaing dengan bank ASEAN. Namun, lanjut Menkeu, kendati digabung dua bank tersebut belum mampu bersaing dengan Bank DBS asal Singapura. Sekadar informasi, hingga akhir tahun lalu PT Bank Mandiri Tbk mencatat total aset senilai Rp 855 triliun, sedangkan total aset BNI pada 2014 sebesar Rp 416,6 triliun . Jika kedua bank itu digabung, total asetnya mencapai Rp 1.271,6 triliun. Sedangkan DBS saat ini mencatat aset US$ 318,4 miliar atau sekitar Rp 4.038 triliun (kurs: Rp 12.683 per dolar Amerika Serikat). (Fik/Ahm) Source: liputan6.com |
|
News Flash: Teror-teror yang Menghantui KPK | |
Source: liputan6.com |