Liputan6.com, Jakarta - Setelah sempat melemah ke level 12.700 per dolar AS, nilai tukar rupiah kembali bergerak ke kisaran 12.600 per dolar AS. Protes para pekerja kilang minyak di Amerika Serikat menjadi salah satu faktor yang melemahkan nilai tukar dolar AS dan tentu saja mendorong naik rupiah.
Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia, Rabu (4/2/2015), menunjukkan nilai tukar rupiah menguat ke level 12.609 per dolar AS. Nilai tukar rupiah tercatat menguat 34 poin dari level 12.643 per dolar AS pada perdagangan sebelumnya.
Data valuta asing Bloomberg juga menunjukkan nilai tukar rupiah menguat 0,31 persen ke level 12.617 per dolar AS pada perdagangan pukul 10:01 waktu Jakarta. Sebelumnya, nilai tukar rupiah bahkan dibuka menguat di level 12.599 per dolar AS.
Hingga menjelang siang, nilai tukar rupiah masih tampak berfluktuasi menguat di kisaran 12.579 per dolar AS - 12.629 per dolar AS.
Ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta, mengatakan, kombinasi penutupan kilang minyak AS, protes serikat pekerja serta penurunan belanja modal menjadi penyebab utama naiknya harga minyak dan lemahnya nilai tukar dolar AS.
Di sisi lain, rendahnya data factory orders di AS juga mendorong pelemahan dolar AS. Tertekannya dolar AS tersebut membuat beberapa mata uang utama di dunia mengalami penguatan dan berimbas ke mata uang lainnya.
"Rupiah menguat bersama mata uang Asia lain merespons pelemahan dolar. Rupiah masih berpeluang menguat terlebih lagi jika angka produk domestik bruto 2014 tercatat positif," terangnya.
(Sis/Gdn)
Source: liputan6.com
|