Prev Febuari 2015 Next
Ming Sen Sel Rab Kam Jum Sab
01 02 03 04 05 06 07
08 09 10 11 12 13 14
15 16 17 18 19 20 21
22 23 24 25 26 27 28
01 02 03 04 05 06 07
08 09 10 11 12 13 14
Berita Kurs Dollar pada hari Senin, 02 Febuari 2015
Rupiah Makin Lesu ke Posisi 12.700 per Dolar AS

Liputan6.com, Jakarta - Menanti data ekonomi yang akan dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) siang ini, nilai tukar rupiah tercatat melemah tajam. Pelemahan terjadi bersama mata uang lainnya justru di saat dolar AS juga mengalami tekanan tipis.

Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia, Senin (2/2/2015) menunjukkan nilai tukar rupiah melemah ke level 12.700 per dolar AS. Rupiah melanjutkan pelemahan akhir pekan lalu dari level 12.625 per dolar AS.

Sementara data valuta asing Bloomberg, mencatat nilai tukar rupiah melemah 0,36 persen ke level 12.717 per dolar AS pada perdagangan pukul 9:56 waktu Jakarta. Nilai tukar rupiah juga tercatat dibuka melemah di level 12.724 per dolar AS.

Hingga menjelang siang, nilai tukar rupiah masih berfluktuasi melemah dan bertengger di kisaran 12.686 - 12.727 per dolar AS.

Ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta mengatakan, sentimen di dalam negeri cenderung masih positif meskipun rupiah justru melemah tajam.

"Data inflasi Januari diperkirakan turun dari 8,36 persen ke level 7,25 persen. Sementara neraca perdagangan Desember diperkirakan mengalami surplus tipis dari defisit US$ 426 pada November," terangnya.

Meski diawali dengan pelemahan tajam, Rangga memprediksi rupiah akan bergerak positif pada akhir perdagangan hari ini. Itu lantaran meredanya tekanan di pasar global. (Sis/Nrm)


Source: liputan6.com
RI Tak Punya Bank Standar ASEAN, Merger BNI-Mandiri Direstui

Liputan6.com, Jakarta - Wacana peleburan (merger) dua bank raksasa di Indonesia, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) dan PT Bank Mandiri Tbk menuai respons positif dari Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Sofyan Djalil. Langkah merger pada perbankan nasional ini akan mendongkrak perekonomian Indonesia ke depan.

"(Merger) ide yang bagus karena kami perlu bank yang besar," ucap Sofyan usai Rakor Revisi Perpres Pengadaan Lahan dan Kerjasama Pemerintah Swasta di kantornya, Jakarta, Senin (2/2/2015).

Kata dia, perbankan nasional belum memenuhi standar ASEAN sehingga sangat sulit berkembang terutama di kawasan Asia Tenggara. Padahal, sambungnya, Indonesia merupakan negara dengan perekonomian terbesar di ASEAN.

"Kita mengharapkan bank ini (BNI dan Mandiri) besar dengan equity memadai, sehingga kita punya bank yang cukup besar dan bisa berkiprah di kawasan ASEAN. Sebab ekonomi kita yang paling besar di ASEAN," tegas Sofyan.

Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro, kembali menggulirkan wacana peleburan BNI dan Mandiri meskipun upaya tersebut belum sanggup mengejar Bank DBS asal Singapura. "Mandiri sama BNI di merger saja. Tidak akan mengejar DBS, tapi paling tidak mulai mendekati," ucap dia. (Fik/Gdn)


Source: liputan6.com