Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah tercatat menguat tipis pada perdagangan hari ini setelah Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuannya (BI rate) di level 7,5 persen. Meski begitu, BI mengungkapkan, nilai tukar rupiah masih mengalami tren pelemahan dalam satu bulan terakhir.
Data valuta asing Bloomberg, Rabu (15/4/2015) menunjukkan nilai tukar rupiah menguat tipis 0,07 persen ke level 12.975 per dolar AS setelah kembali menyentuh level 13.000 pada perdagangan sebelumnya. Nilai tukar rupiah juga dibuka menguat di level 12.972 per dolar AS.
Berfluktuasi, nilai tukar rupiah tampak masih berkutat di kisaran 12.959 per dolar AS hingga 12.987 per dolar AS.
Sementara kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI) mencatat nilai tukar rupiah hanya menguat tiga poin ke level 12.976 per dolar AS pada perdagangan hari ini. Rupiah menguat tipis dari pelemahan di level 12.979 per dolar AS pada perdagangan sebelumnya.
"Pada Maret 2015, secara rata-rata rupiah melemah 2,37 persen (mtm) ke level 13.066 per dolar AS," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Tirta Segara.
Tirta menjelaskan, depresiasi nilai tukar rupiah lebih terbatas dibandingkan pelemahan mata uang negara berkembang lainnya. Tekanan terhadap rupiah sebenarnya mereda mereda dan mengalami apresiasi sejak pertengahan bulan Maret pasca pertemuan FOMC dengan pernyataannya yang cenderung dovish serta upaya stabilisasi nilai tukar rupiah yang dilakukan Bank Indonesia.
Namun memang, jika dihitung dalam satu bulan ini, penguatan rupiah masih belum tinggi.
Sementara dari faktor eksternal, ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta menjelaskan, nilai tukar dolar melemah setelah beberapa data ekonomi AS yang baru dirilis ternyata tidak begitu baik. Kondisi ini juga menjadi sentimen positif terhadap nilai tukar rupiah. "Sejauh ini, BI rate 7,5 persen tidak terlalu mempengaruhi pasar," tandasnya. (Sis/Gdn)
Source: liputan6.com