Prev Agustus 2015 Next
Ming Sen Sel Rab Kam Jum Sab
26 27 28 29 30 31 01
02 03 04 05 06 07 08
09 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22
23 24 25 26 27 28 29
30 31 01 02 03 04 05
Berita Kurs Dollar pada hari Sabtu, 29 Agustus 2015
Bank Indonesia Batasi Pembelian Dolar AS Jadi 25 Ribu per Bulan

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mengubah batas nilai maksimum pembelian valas melalui transaksi spot yang dilakukan tanpa keperluan tertentu (underlying) dari sebelumnya sebesar US$ 100 ribu per bulan, per nasabah/pihak asing menjadi sebesar US$ 25 ribu atau ekuivalennya per bulan per nasabah.

Dengan demikian, pembelian valas di atas US$ 25 ribu diwajibkan memiliki underlying transaksi berupa seluruh kegiatan perdagangan dan investasi. Selain itu, BI mengatur pula kalau apa bila nominal underlying transaksi tidak dalam kelipatan dolar Amerika Serikat (AS) maka akan dilakukan pembulatan ke atas dalam kelipatan 5.000 dolar AS.

"BI menegaskan kalau transaksi yang memiliki underlying seperti keperluan impor barang, membayar uang sekolah dan biaya pengobatan di luar negeri, atau pembayaran utang luar negeri, tidak akan diberlakukan pembatasan," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara, seperti dikutip dari siaran pers, yang ditulis Sabtu (29/8/2015).

Kegiatan pembatasan pembelian valas transaksi tanpa underlying itu dilakukan oleh BI sebagai upaya untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah mengingat masih banyak terdapatnya permintaan valas yang tidak terkait langsung dengan kegiatan ekonomi riil yang menyebabkan ketidakseimbangan permintaan dan penawaran di pasar valas, dan mengarah pada kegiatan spekulasi.

"Sehubungan dengan hal itu, Bank Indonesia melakukan perubahan kedua atas Peraturan Bank Indonesia tentang transaksi valuta asing terhadap Rupiah antara bank dengan pihak domestik dan pihak asing. Perubahan itu antara lain mengatur penurunan nilai transaksi spot yang diwajibkan untuk memiliki underlying transaksi," kata Tirta.

Sejalan dengan pengaturan sebleumnya, cakupan pengaturan ambang batas (treshold) itu selain mengatur transaksi nasabah kepada bank juga mengatur transaksi antara nasabah kepada kegiatan penukaran valuta asing (KUPVA) Bank dan KUPA bukan bank.

"Dengan ada penyempurnaan ketentuan ini diharapkan kondisi pasar valuta asing domestik akan lebih stabil dalam memenuhi kebutuhan riil masyarakat terhadap valuta asing untuk mendukung aktivitas ekonomi," tutur Tirta. (Ahm/Gdn)


Source: liputan6.com
Pelemahan Rupiah Bikin 500 Ribu Pekerja Terancam Kena PHK

Liputan6.com, Jakarta - Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bukan hanya berdampak pada penurunan kinerja di sektor bisnis dalam negeri. Lebih dalam lagi, pelemahan ini juga bisa menyebabkan gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK).

Direktur Sustainable Development Indonesia, Drajad Wibowo mengatakan, sebenarnya ketersediaan lapangan kerja dan kemampuan industri untuk mempertahankan tenaga kerjanya berkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi dan nilai tukar rupiah.

"Berdasarkan pertumbuhan 2014, elasitas penyerapan lapangan kerja sekitar 538 ribu per 1 persen pertumbuhan," ujarnya di kawasan Cikini, Jakarta, Sabtu (29/8/2015).

Namun dengan kondisi seperti saat ini di mana pertumbuhan ekonomi perlambatan yang disertai dengan anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, maka potensi penyerapan tenaga kerja tersebut berubah menjadi potensi PHK.

"Kalau kondisi seperti ini, di 2015 akan ada tambahan paling tidak 500 ribu penganggur baru, ini besar sekali," lanjut dia.

Menurut Drajad, hal ini bisa dilihat dari beberapa perusahaan menengah ke atas yang mulai mengalami kesulitan bahkan hingga menjual aset demi membayar hutang dalam bentuk valuta asing (valas). "Perusahaan mulai kelimpungan, banyak yang menjual aset, merumahkan karyawan," katanya.

Dia mencontohkan, saat ini perusahaan tambang di Kalimantan mulai melakukan pengurangan jumlah pekerjanya. Hal serupa juga terjadi di Jawa Tengah di mana ada pabrik yang mulai merumahkan karyawannya.

"Di Kalimantan ada ribuan pekerja tambang yang kehilangan pekerjaan. Kemudian di Jawa Tengah kemarin ada 500 pekerja di satu pabrik yang dirumahkan. Artinya ini persoalan sudah serius sehingga ini yang harus diatasi," jelas dia.

Gelombang PHK ini, lanjut Drajad akan terus berlanjut ke berbagai sektor dan semakin besar jika pemerintah tidak segera memperbaiki kondisi ekonomi di dalam negeri.

"Yang 500 ribu pekerja itu bisa di pertambahan, perkebunan, dan industri. Karena sektor-sektor itu yang paling terpukul. Dan jangan lupa ada properti juga (yang terpukul)," tandasnya. (Dny/Gdn)


Source: liputan6.com
Pelemahan Rupiah Terparah Setelah Ringgit Malaysia

Liputan6.com, Jakarta - Pelemahan nilai tukar mata uang terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tidak hanya terjadi pada rupiah, tetapi juga terjadi pada mata uang negara lain. Salah satu mata uang yang melemah lebih dalam jika dibandingkan dengan rupiah adalah ringgit Malaysia.

Direktur Sustainable Development Indonesia, Drajad Wibowo mengakui, pelemahan nilai tukar mata uang beberapa negara memang sulit untuk dihindari karena adanya tekanan akibat gejolak perekonomian global.

"Pelemahan ekonomi memang suatu yang tidak bisa kita hindarkan. Karena memang kekuatan global sedemikian besar, membuat dolar Amerika Serikat (AS) menguat. Dan betul yang dikatakan pemerintah bahwa banyak mata uang lain yang melemah lebih besar dari rupiah," ujarnya di kawasan Cikini, Jakarta, Sabtu (29/8/2015).

Dia menilai, pelemahan nilai tukar rupiah saat ini termasuk yang terparah dalam beberapa tahun kebelakang. Bahkan anjloknya kurs rupiah ini menjadi yang terparah setelah mata uang Malaysia, ringgit.

"Tapi persoalnnya buat kita sendiri pelemahan rupiah sudah terlalu besar. Apalagi sekarang rupiah menjadi mata uang berkinerja terburuk setelah ringgit.

Ringgit Malaysia telah menunjukan pelemahan dalam 10 pekan berturut-turut. Hal ini merupakan pelemahan terpanjang sejak 2013 lalu. Saat ini, ringgit telah terdepresiasi sekitar 25 persen dari posisi tahun lalu. "Jadi (rupiah) sudah merosotnya sudah 13 persen lebih," tandas Drajad.

Untuk diketahui, mata uang Malaysia Ringgit ditutup di level RM 4,2135 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat 28 Agustus 2015. Ringgit sempat sentuh level terlemah di kisaran RM 4,2430 pada perdagangan 24 Agustus 2015. Sepanjang 2015, Ringgit berada di kisaran RM 3,1415-4,2995 per dolar AS.

Kurs Ringgit pernah berada di posisi dengan level 17 tahun lalu, dan menjadi mata uang terburuk di kawasan Asia. Bursa saham Malaysia juga ikut tertekan. Indeks KLCI ditutup di level 1,613.80 pada perdagangan Jumat 28 Agustus 2015. Indeks KLCI sempat sentuh level terendah sepanjang 2015 di kisaran 1,532,14 pada 24 Agustus 2015. Dana investor asing keluar dari Malaysia pun mencapai lebih dari US$ 3 miliar sepanjang 2015.

Mata uang Ringgit merosot ke level terendah tersebut seiring kekhawatiran terhadap skandal politik memburuk. Selain itu, Perdana Menteri Najib Razak juga mendapatkan sorotan atas laporan Wall Street Journal adanya pemasukan dana sekitar hampir US$ 700 juta yang masuk ke rekeningnya. Hal ini berhubungan dengan dana investasi negara yang dililit utang yaitu di 1Malaysia Development Berhad. (Dny/Gdn)


Source: liputan6.com
Penurunan Rupiah Terparah Setelah Ringgit Malaysia

Liputan6.com, Jakarta - Pelemahan nilai tukar mata uang terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tidak hanya terjadi pada rupiah, tetapi juga terjadi pada mata uang negara lain. Salah satu mata uang yang melemah lebih dalam jika dibandingkan dengan rupiah adalah ringgit Malaysia.

Direktur Sustainable Development Indonesia, Drajad Wibowo mengakui, pelemahan nilai tukar mata uang beberapa negara memang sulit untuk dihindari karena adanya tekanan akibat gejolak perekonomian global.

"Pelemahan ekonomi memang suatu yang tidak bisa kita hindarkan. Karena memang kekuatan global sedemikian besar, membuat dolar Amerika Serikat (AS) menguat. Dan betul yang dikatakan pemerintah bahwa banyak mata uang lain yang melemah lebih besar dari rupiah," ujarnya di kawasan Cikini, Jakarta, Sabtu (29/8/2015).

Dia menilai, pelemahan nilai tukar rupiah saat ini termasuk yang terparah dalam beberapa tahun kebelakang. Bahkan anjloknya kurs rupiah ini menjadi yang terparah setelah mata uang Malaysia, ringgit.

"Tapi persoalnnya buat kita sendiri pelemahan rupiah sudah terlalu besar. Apalagi sekarang rupiah menjadi mata uang berkinerja terburuk setelah ringgit.

Ringgit Malaysia telah menunjukan pelemahan dalam 10 pekan berturut-turut. Hal ini merupakan pelemahan terpanjang sejak 2013 lalu. Saat ini, ringgit telah terdepresiasi sekitar 25 persen dari posisi tahun lalu. "Jadi (rupiah) sudah merosotnya sudah 13 persen lebih," tandas Drajad.

Untuk diketahui, mata uang Malaysia Ringgit ditutup di level RM 4,2135 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat 28 Agustus 2015. Ringgit sempat sentuh level terlemah di kisaran RM 4,2430 pada perdagangan 24 Agustus 2015. Sepanjang 2015, Ringgit berada di kisaran RM 3,1415-4,2995 per dolar AS.

Kurs Ringgit pernah berada di posisi dengan level 17 tahun lalu, dan menjadi mata uang terburuk di kawasan Asia. Bursa saham Malaysia juga ikut tertekan. Indeks KLCI ditutup di level 1,613.80 pada perdagangan Jumat 28 Agustus 2015. Indeks KLCI sempat sentuh level terendah sepanjang 2015 di kisaran 1,532,14 pada 24 Agustus 2015. Dana investor asing keluar dari Malaysia pun mencapai lebih dari US$ 3 miliar sepanjang 2015.

Mata uang Ringgit merosot ke level terendah tersebut seiring kekhawatiran terhadap skandal politik memburuk. Selain itu, Perdana Menteri Najib Razak juga mendapatkan sorotan atas laporan Wall Street Journal adanya pemasukan dana sekitar hampir US$ 700 juta yang masuk ke rekeningnya. Hal ini berhubungan dengan dana investasi negara yang dililit utang yaitu di 1Malaysia Development Berhad. (Dny/Gdn)


Source: liputan6.com