Prev Agustus 2015 Next
Ming Sen Sel Rab Kam Jum Sab
26 27 28 29 30 31 01
02 03 04 05 06 07 08
09 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22
23 24 25 26 27 28 29
30 31 01 02 03 04 05
Berita Kurs Dollar pada hari Jumat, 14 Agustus 2015
Investor Respons Reshuffle Kabinet, Rupiah Menguat Tipis

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali terpeleset pada perdagangan Jumat (14/8/2015). Hal itu dikarenakan data ritel AS positif meningkatkan harapan kenaikan suku bunga AS.

Menurut data Bloomberg, Jumat (14/8/2015), nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat pada level 13.811 pada pukul 10.50 WIB.  Namun, gerak rupiah berbalik arah sehingga menguat di kisaran 13.760 per dolar AS pada pukul 12.21 WIB.

Nilai tukar rupiah dibuka naik tipis pada level 13.766 per dolar AS dari penutupan perdagangan Kamis 13 Agustus 2015 di kisaran 13.767 per dolar AS. Rupiah bergerak di kisaran 13.740-13.829 per dolar AS hingga Jumat siang.

Sementara kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah 16 poin menjadi 13.763 per dolar AS dari perdagangan sebelumnya yang berada di level 13.747 per dolar AS.

"Rupiah diperkirakan melanjutkan normalisasinya atas respons kepanikan terhadap devaluasi Yuan di awal minggu. Adapun sedikit sentimen positif dinilai berhasil muncul menyusul perombakan menteri atau reshuffle kabinet kerja serta respons cepat para pengambil kebijakan terhadap pelemahan rupiah," ujar Ekonom PT Samuel Sekuritas Rangga Cipta.

Meski demikian, penurunan harga komoditas tetap akan memberikan alasan untuk pelemahan rupiah ke depan. Rangga menambahkan, pelaku pasar juga menunggu kejutan dari bank sentral Amerika Serikat (AS) ke depan terkait suku bunga. Pelaku pasar juga menanti pengumuman defisit neraca transaksi berjalan pada kuartal II 2015 yang diperkirakan lebih tinggi dari kuartal I 2015. "Neraca transaksi berjalan di kisaran 2,4 persen-2,5 persen terhadap pertumbuhan ekonomi," kata Rangga.

Sementara itu, pengamat pasar modal Ellen May mengatakan, penguatan dolar AS karena data penjualan ritel AS lebih baik dari harapan.
Ia menilai, nilai tukar rupiah yang tergerus ke level 13.800 per dolar AS berpotensi memicu pelemahan rupiah lebih lanjut dengan level 14000 sebagai targetnya. "Potensi merangkak menuju 14.000 per dolar AS untuk target jangka pendeknya," kata Ellen.

Seperti diketahui, data penjualan ritel AS menguat 0,6 persen di atas harapan para analis sebesar 0,5 persen. Sebelumnya, jika data-data ekonomi mendukung, bank sentral AS/The Federal Reserve akan menaikkan suku bunga pada pertengahan tahun ini. Namun langkah tersebut urung dilakukan karena masih ada data yang tidak mendukung. Akan tetapi,  The Fed diperkirakan tetap menaikkan suku bunga pada akhir 2015. (Ilh/Ahm)

 


Source: liputan6.com
Banggar DPR: Rupiah Jangan Tembus 15 Ribu per Dolar AS

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Achmadi Noor Supit menilai nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) sudah di ambang batas normal. Batas maksimal pelemahan rupiah berada di angka 15 ribu per dolar AS.

"Tahun depan coba menargetkan rupiah di 13.200 per dolar AS, tapi kalau jebol, sulit. Maka sekarang jangan sampai jebol di angka Rp 15.000 per dolar AS begitu jebol, lewat," tegas dia di Gedung DPR RI, Jakarta, Jumat (14/8/2015).

Karena itu, ia meminta Pemerintah terus meningkatkan koordinasi dengan Bank Indonesia (BI) dan seluruh elemen terkait untuk melakukan beberapa intervensi untuk dapat menjaga kestabilan rupiah. Achmadi menuturkan, kestabilan nilai tukar rupiah menjadi hal penting bagi para pengusaha untuk menjalankan bisnisnya. Bila nilai tukar rupiah terus bergejolak maka merugikan kondisi kinerja bisnis pengusaha.

Politisi Partai Golkar itu menegaskan saat ini sudah ada lima perusahaan yang menyatakan bakal gulung tikar akibat kondisi nilai tukar rupiah yang terus tertekan. Hal itu ditambah dengan kondisi ekonomi domestik yang belum stabil.

"Pengusaha sedang menghitung-hitung, saya bangkrutkan sekarang atau spekulasi siapa tahu ada harapan ke depan, sekarang makanya harus terus dibangun," kata dia.

Salah satu hal yang ia pesankan kepada pemerintah adalah percepatan realisasi anggaran untuk sektor produktif. Selain itu, perbaikan struktur birokrasi di masingi masing kementerian juga harus lebih efektif‎ mengingat mereka juga yang menentukan cepat atau tidaknya anggaran itu digunakan.

Nilai tu‎kar rupiah dari Kurs Tengah Bank Indonesia (JISDOR) berada di angka 13.763 per dolar AS pada Jumat 14 Agustus 2015. Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga dipicu China melemahkan mata uang Yuan untuk mendorong ekspornya. (Yas/Ahm)


Source: liputan6.com
Menko Darmin: Peluang Pelemahan Rupiah Masih Terbuka

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah yang sudah menembus level 13.700 per dolar Amerika Serikat (AS) mencuri perhatian masyarakat. Tidak heran pelemahan rupiah saat menjadi yang pertama setelah krisis moneter pada 1998 lalu. 

Sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang baru, Darmin Nasution memperkirakan peluang pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih terbuka. Itu lebih karena pengaruh global yaitu rencana Bank Sentral AS (The Fed) untuk menaikkan bunga.

"Tekanan rupiah masalahnya apa yang berlangsung di AS, misalnya tidak sekali naik, dia akan beberapa kali, tekanannya juga muncul beberapa kali, 13.000 per Dolar AS, tidak berarti stop di 13.000 per dolar AS, ada fluktuasinya di dalam,‎" kata Darmin di Gedung MPR/DPR RI, Jakarta, Jumat (14/8/2015).

Menurutnya, pemerintah dan Bank Indonesia, serta beberapa pihak yang terkait harus meningkatkan intervensi mengingat pergerakan nilai tukar rupiah yang terlalu tinggi akan mempengaruhi iklim bisnis di Indonesia.

Saat ini, yang menjadi konsen kinerjanya di awal ialah meningkatkan investasi dari asing. Dengan tetap banyaknya dana ‎asing masuk ke Indonesia, Darmin yakin akan membantu pemerintah dalam menjaga kestabilan rupiah.

"‎Semua tergantung seberapa berhasil kita sekarang mengundang investasi masuk dalam dolar AS dan valuta asing, kalau ada capital inflow, tekanan rupiahnya lebih rendah," tegas dia.

Sebelumnya, Ketua Badan Anggaran DPR RI Achmadi Noor Supit mengungkapkan nilai tukar rupiah saat ini sudah diambang batas normal. Menurutnya, batas maksimal pelemahan rupiah untuk saat ini ada di angka 15.000 per dolar AS.

"Tahun depan kan coba mentargetkan rupiah di Rp 13.200 per dolar AS, tapi kalau jebol, sulit, makanya sekarang jangan sampai jebol di angka 15.000 per dolar AS., begitu jebol, lewat," tegas dia.

Politisi Partai Golkar ini mengungkapkan, sudah ada lima perusahaan yang menyatakan bakal gulung tikar akibat kondisi nilai tukar rupiah yang terus tertekan. Hal itu ditambah dengan kondisi ekonomi domestik yang belum stabil.

"Pengusaha sedang menghitung-hitung, saya bangkrutkan sekarang atau spekulasi siapa tahu ada harapan ke depan, sekarang makanya harus terus dibangun," papar dia.

Salah satu hal yang ia pesankan kepada pemerintah adalah percepatan realisasi anggaran kepada sektor sektor produktif. Selain itu, perbaikan struktur birokrasi di masingi masing kementerian juga harus lebih efektif‎ mengingat mereka juga yang menentukan cepat atau tidaknya anggaran itu digunakan. (Yas/Gdn)


Source: liputan6.com
Jokowi: Faktor Eksternal Masih Tekan Rupiah di 2016

Liputan6.com, Jakarta - Asumsi nilai tukar rupiah dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan belanja Negara (RAPBN) 2016 berada di level 13.400 per dolar AS. Asumsi tersebut sudah memasukkan tekanan yang bakal terjadi akibat faktor eksternal.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan, nilai tukar rupiah pada tahun depan tidak akan berbeda jauh dengan kondisi saat ini. "Nilai tukar rupiah diperkirakan berada pada level 13.400 per dolar AS," jelasnya dalam Pidato Nota Keuangan di gedung DPR/MPR, Jakarta (14/8/2015).

Menurut Jokowi, tantangan yang dihadapi nilai tukar rupiah di tahun depan cukup tinggi dan sebagian besar masih berasal merupakan faktor dari eksternal.

Mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut mencontohkan, berbagai proyeksi lembaga ekonomi internasional menunjukkan adanya perbaikan pada performa perekonomian global yang dimotori oleh perbaikan ekonomi Amerika Serikat yang akan diikuti dengan normalisasi kebijakan di Amerika Serikat secara bertahap.

Dampak pelaksanaan kebijakan ini akan sangat tergantung pada timeline dan besaran dari tahapan normalisasi tersebut, yang diperkirakan membawa penyesuaian negatif terutama bagi negara-negara berkembang. 

Perlambatan perekonomian China serta pemulihan ekonomi kawasan Uni Eropa dan Jepang, juga diperkirakan akan memengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah pada tahun mendatang.

Untuk diketahui, menurut data Bloomberg, Jumat (14/8/2015), nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat pada level 13.811 pada pukul 10.50 WIB. Namun, gerak rupiah berbalik arah sehingga menguat di kisaran 13.760 per dolar AS pada pukul 12.21 WIB.

Nilai tukar rupiah dibuka naik tipis pada level 13.766 per dolar AS dari penutupan perdagangan Kamis 13 Agustus 2015 di kisaran 13.767 per dolar AS. Rupiah bergerak di kisaran 13.740-13.829 per dolar AS hingga Jumat siang.

Sementara kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah 16 poin menjadi 13.763 per dolar AS dari perdagangan sebelumnya yang berada di level 13.747 per dolar AS. (Fik/Gdn)


Source: liputan6.com