Prev Agustus 2015 Next
Ming Sen Sel Rab Kam Jum Sab
26 27 28 29 30 31 01
02 03 04 05 06 07 08
09 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22
23 24 25 26 27 28 29
30 31 01 02 03 04 05
Berita Kurs Dollar pada hari Selasa, 04 Agustus 2015
Bank Mandiri Targetkan Kredit Infrastruktur Rp 40 Triliun

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Mandiri Tbk optimistis mampu menyalurkan kredit ke sektor infrastruktur sebesar Rp 40 triliun dalam dua tahun. Kredit tersebut akan diberikan ke proyek pelabuhan, bandara, jalur kereta dan juga jalan tol.

Managing Director Corporate Banking Bank Mandiri, Royke Tumilaar menjelaskan, dalam pipeline perseroan, kredit sebesar Rp 40 triliun tersebut ditargetkan bisa disalurkan pada 2014 ini dan 2015 nanti.

"Sampai Juni 2014 kemarin kami sudah memberikan komitmen sebesar Rp 10 triliun. Jika dilihat sudah sesuai dengan pipeline," tuturnya seperti dikutip pada Selasa (4/8/2015).

Namun memang, dari komitmen sebesar Rp 10 triliun tersebut belum ditarik semua debitor. "Penarikannya baru sedikit, tapi memang infrastruktur proyek jangka panjang," tambah Royke.

Beberapa proyek infrastruktur yang masuk dalam pipeline Bank Mandiri adalah perluasan Bandara Soekarno Hatta Tangerang, perluasan Bandara Ahmad Yani Semarang dan pembangunan bandara baru di Yogyakarta yang rencananya akan berlokasi di Kulonprogo.

Sedangkan untuk pelabuhan, proyek infrastruktur yang mendapat kucuran kredit dari Bank Mandiri adalah Pelabuhan Makassar, Pelabuhan Belawan dan Pelabuhan Kuala Tanjung Sumatera Utara, Terminal Teluk Lamong di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

Untuk jalur kereta api, Bank Mandiri bersama tiga bank lain memberikan pinjaman untuk pembangunan jalur kereta bandara yang rencananya bisa selesai pada tahun depan. Selain itu, Bank Mandiri juga akan membiayai pembelian lokomotif dan juga gerbongnya.

Sedangkan untuk jalan tol, Bank Mandiri juga sudah mengucurkan kredit ke beberapa ruas.  "Penyaluran yang kami lakukan bisa langsung ke proyek atau ke perusahaan kontraktor," tambah Royke. (Gdn/Nrm)


Source: liputan6.com
Inflasi Juli Topang Penguatan Rupiah

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah masih bervariasi dengan cenderung menguat. Hal itu didukung dari respons pelaku pasar terhadap rilis data makro ekonomi seperti inflasi Juli 2015.

Mengutip data valuta asing Bloomberg, Selasa (4/8/2015), nilai tukar rupiah pukul 12.54 waktu Jakarta, menguat ke level 13.486 per dolar Amerika Serikat (AS). Pada pembukaan perdagangan, nilai tukar rupiah naik tipis 6 poin ke level 13.504 per dolar AS dibandingkan penutupan perdagangan Senin 3 Agustus 2015 di kisaran 13.510 per dolar AS. Siang ini, rupiah bergerak di kisaran 13.462-13.514 per dolar AS.

Sementara itu, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), nilai tukar rupiah melemah tipis terhadap dolar AS. Nilai tukar rupiah turun 3 poin ke level 13.495 per dolar AS pada Selasa 4 Agustus 2015 dari periode 3 Agustus 2015 di kisaran 13.492 per dolar AS.

Analis PT Bank Saudara Tbk, Rully Nova menuturkan penguatan rupiah ditopang dari rilis data inflasi Juli mencapai 0,93 persen. Memang angka inflasi itu naik dibandingkan Juni 2015 di kisaran 0,54 persen, atau naik sekitar 0,39 persen. Meski demikian, hal itu menandai ada perbaikan daya beli masyarakat.

"Inflasi Juli mencapai 0,93 persen yang berarti membaiknya daya beli masyarakat,” kata Rully saat dihubungi Liputan6.com.

Akan tetapi, nilai tukar rupiah diprediksi masih volatile terhadap dolar AS. Hal itu mengingat ketidakpastian kapan suku bunga AS naik. Dengan ada kepastian waktu kenaikan suku bunga AS maka mengurangi risiko di pasar keuangan termasuk rupiah.

“Saat ini adalah bulan yang sangat menentukan, hasil FOMC terdekat akan memberikan kejelasan apakah The Federal Reserve/The Fed akan menaikkan suku bunga pada September, dan paling lambat Desember. Itu lebih baik dari pada terkekang seperti sekarang," tambah Rully.

Sementara itu, ekonom LPS M. Dody menilai pelemahan rupiah sekitar 8 persen sepanjang tahun ini masih dapat ditoleransi.

"Ada orang yang khawatir melemahnya rupiah ke kisaran Rp 13.500 akan seperti tahun 1998, padahal tidak seperti itu. Tahun ini kita start di kisaran Rp 12.800, pada tahun 98 di kisaran Rp 2.500. Jadi masih wajar," kata Dody.

Seperti diketahui, The Federal Reserve dijadwalkan mengumumkan kebijakan suku bunganya pada Rabu 19 Agustus pukul 14.00 WIB. (Ilh/Ahm)


Source: liputan6.com