Prev Agustus 2015 Next
Ming Sen Sel Rab Kam Jum Sab
26 27 28 29 30 31 01
02 03 04 05 06 07 08
09 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22
23 24 25 26 27 28 29
30 31 01 02 03 04 05
Berita Kurs Dollar pada hari Sabtu, 01 Agustus 2015
Menko Sofyan: RI Tak Perlu Habiskan Devisa Buat Perkuat Rupiah

Liputan6.com, Jakarta - Kembali melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada akhir pekan ini dinilai masih berkaitan dengan isu kenaikan suku bunga Bank Sentral AS oleh Federal Reserve (The Fed).

Hal tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil usai menghadiri Business Forum Indonesia-Turki di Hotel Ritz Carlton, Jakarta.

"Kita tahu Amerika akan sudah bicarakan isu suku bunga. Setiap isu berkembang pelaku pasar spekulasi akan mempengaruhi mata uang dunia karena selama ini bergantung kepada dolar. Dan karena dolar merupakan currency  tentu tergantung dolar, itu terjadi di pasar," ujar dia.

Namun sejauh ini, menurut dia, pemerintah dan Bank Indonesia (BI) tak perlu mencontoh negara lain yang menghabiskan cadangan devisa negara untuk memperkuat mata uangnya.

"Tetapi apa yang dilakukan pemerintah dalam hal itu ada beberapa negara melakukan intervensi di pasar. Kita tidak mau menghabiskan devisa cuma gara-gara itu," lanjut dia.

Sofyan menjelaskan, selama nilai tukar rupiah masih secara berkala mengalami fluktuasi terhadap dolar AS, hal tersebut masih normal selama isu kenaikan suku bunga The Fed masih bergulir.

"Tetapi BI, pelemahan harus seimbang. Selama dolar turun naik merupakan hal yang normal sekali. Beberapa bulan lalu Rp 13 ribu kemudian Rp 12 ribu, ini akan naik turun sampai suku bunga AS menaikkan bunga," katanya.

Mengutip data valuta asing Bloomberg, nilai tukar rupiah kembali melemah ke level 13.488 per dolar AS pada Jumat (31/7/2015) kemarin. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran 13.464-13.497 per dolar AS.

Menurut dia, yang harus menjadi fokus pemerintah saat ini yaitu memperbaiki sistem ekonomi dan mendorong ekspor. Dengan demikian setidaknya membuat ekonomi Indonesia menjadi lebih kuat.

"Memperbaiki sistem ekonomi ke depan, dorong ekspor birokrasi, penegakan hukum pasti membuat ekonomi kita bersaing tetapi tidak bisa menjamin dolar besok," tandasnya.(Dny/Nrm)


Source: liputan6.com