Prev Oktober 2014 Next
Ming Sen Sel Rab Kam Jum Sab
28 29 30 01 02 03 04
05 06 07 08 09 10 11
12 13 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24 25
26 27 28 29 30 31 01
02 03 04 05 06 07 08
Berita Kurs Dollar pada hari Selasa, 28 Oktober 2014
Pasar Tunggu Kepastian Kenaikan Harga BBM Subsidi, Rupiah Melemah

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah melemah terparah dalam sebelum terakhir di tengah kekhawatiran pemerintah akan menunda pemangkasan harga bahan bakar minyak (BBM). Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, tidak ada pembahasan mengenai kenaikan harga BBM dalam rapat perdana kabinet Jokowi.

Data valuta asing Bloomberg, Selasa (28/10/2014), menunjukkan nilai tukar rupiah melemah 0,5 persen ke level Rp 12.169 per dolar AS pada perdagangan pukul 9:51 waktu Jakarta. Angka tersebut merupakan level terendah sejak perdagangan akhir bulan lalu.

Dalam pelemahan lima hari terakhir, nilai tukar rupiah tercatat telah melemah 1,5 persen. Sementara di pasar kontrak Non-Deliverable Forwards (NDF), nilai tukar rupiah melemah 0,4 persen ke level 12.218 per dolar AS.

Para menteri di kabinet Joko Widodo (Jokowi) tidak secara khusus membahas kenaikan harga BBM dalam rapat perdananya. Sebelumnya, Jokowi dikabarkan akan menaikkan harga BBM sebesar Rp 3.000 per liter pada bulan November nanti.

"Pasar masih penasaran dengan revisi subsidi BBM dan berharap mendapat kepastian sesegera mungkin setelah kabinet dibentuk," ungkap pakar strategi di Australia & New Zealand Banking Group Ltd, Khoon Goh.

Dia mengatakan, fakta bahwa isu tersebut bahkan belum dibahas dalam rapat kabinet membuat pasar menduga penyesuaian harga BBM akan tertunda. Dan itu akan mengecewakan para pelaku pasar.

Sementara kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI), mencatat nilai tukar rupiah mengalami koreksi cukup parah ke level 12.158 per dolar AS. (Sis/Gdn)

Credit: Arthur Gideon


Source: liputan6.com
IHSG & Rupiah Kompak Lesu, Ini Jawaban Menteri Ekonomi

Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hari ini (28/10/2014) kompak melemah. Analis pasar melihat kondisi tersebut dipicu kekhawatiran pelaku pasar terhadap penundaan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

Menanggapi hal ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Sofyan Djalil mengungkapkan, besarnya anggaran subsidi BBM menjadi masalah bersama. Namun pemerintah belum membahas rencana penyesuaian harga BBM subsidi.

"Tunggu saja akan ada pengumuman dari pemerintah dalam kurun waktu tidak terlalu lama. Kita belum bisa tahu soal itu karena nggak membahasnya," terang dia usai Rakor Gabungan di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Selasa (28/10/2014).

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden dan Wapres Joko Widodo-Jusuf Kalla sangat berkomitmen melakukan reformasi fiskal.

"Tapi reformasi nggak ada yang mudah dan enak karena ada hal-hal yang harus diperhatikan," ujarnya.

Dijelaskan dia, apapun bentuk reformasi pasti akan memberikan dampak kepada masyarakat. Sehingga pemerintah ingin meminimalisir imbas dari sebuah kebijakan reformasi agar tak membebani masyarakat.

"Selain mempersiapkan kebijakan yang berdampak seminim mungkin ke masyarakat, tapi nggak berlangsung sesaat pula. Reformasi ini harus baik untuk jangka panjang. Jadi butuh persiapan yang baik, hati-hati dan memberi dampak minim," tegas Bambang.  

Sekadar informasi, Data valuta asing Bloomberg hari ini menunjukkan nilai tukar rupiah melemah 0,5 persen ke level Rp 12.169 per dolar AS. Angka tersebut merupakan level terendah sejak perdagangan akhir bulan lalu.

Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI), mencatat nilai tukar rupiah mengalami koreksi cukup parah ke level 12.158 per dolar AS. Sedangkan IHSG sepanjang perdagangan tercatat turun 22,99 poin atau 0,5 persen ke 5.001.

"Pasar masih penasaran dengan revisi subsidi BBM dan berharap mendapat kepastian sesegera mungkin setelah kabinet dibentuk," ungkap pakar strategi di Australia & New Zealand Banking Group Ltd, Khoon Goh.

Dia mengatakan, fakta bahwa isu tersebut bahkan belum dibahas dalam rapat kabinet membuat pasar menduga penyesuaian harga BBM akan tertunda. Dan itu akan mengecewakan para pelaku pasar. (Fik/Gdn)

Credit: Arthur Gideon


Source: liputan6.com