Prev Oktober 2014 Next
Ming Sen Sel Rab Kam Jum Sab
28 29 30 01 02 03 04
05 06 07 08 09 10 11
12 13 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24 25
26 27 28 29 30 31 01
02 03 04 05 06 07 08
Berita Kurs Dollar pada hari Jumat, 17 Oktober 2014
Menkeu: Pertemuan Jokowi dan Prabowo Tak Pengaruhi Rupiah

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Chatib ‎Basri menegaskan pertemuan antara presiden terpilih Joko Widodo dengan calon presiden dari koalisi Merah Putih, Prabowo Subianto, yang berlangsung pada hari ini, Jumat (10/10/2014), tak mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Menurut Charib, pelemahan nilai tukar rupiah pada hari ini lebih dipengaruhi oleh faktor eksternal. Hal tersebut terbukti karena pelemahan juga terjadi pada mata uang lainnya.

Dirinya pun membuktikan dengan menujukkan kepada para awak media pergerakan mata uang beberapa negara berkembang seperti Turki, India, Brazil dan Afrika Selatan.

"Lihat, semua mata uang negara berkembang sama, saya tidak tahu apakah Prabowo dan Jokowi ketemu di Turki juga?‎" ungkap Chatib sambil menunjukkan pergerakan grafik mata uang melalui gadget-nya, Jumat (17/10/2014).

Chatib menghimbau kepada siapapun jika ingin berkomentar terhadap pergerakan rupiah untuk lebih dahulu melihat data-datanya terlebih dahulu, baru menyimpulkan.

Dengan pergerakan mata uang beberapa negara berkembang yang searah pada hari ini, disimpulkan oleh Mantan Ketua Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) itu berarti disebabkan pengaruh situasi global.

"Kalau sudah seperti ini berarti yang harus dicari itu apa yang terjadi dengan global, apakah di AS ada apa, atau yang lainnya," tegasnya.

Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI), Jumat (17/10/2014), menunjukkan nilai tukar rupiah berada di level Rp 12.222 per dolar AS, terkoreksi 15 poin dari perdagangan sebelumnya yang berada di level Rp 12.207 per dolar AS.

Sementara data valuta asing (valas) Bloomberg, justru mencatat nilai tukar rupiah menguat tipis. Meski begitu, nilai tukar rupiah ditutup melemah pada perdagangan sebelumnya di level 12.260 oer dolar AS.

Hingga menjelang siang, nilai tukar rupiah masih bertengger di kisaran 12.217 hingga 12.240 per dolar AS.

Mengacu pada penelusuran Bloomberg, 24 mata uang di negara berkembang tercatat melemah terhadap dolar yang terus menguat dalam tiga bulan terakhir.Pelemahan rupiah dan mata uang negara berkembang lain juga terjadi karena isu penarikan seluruh dana stimulus Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed).  (Yas/Gdn)

Credit: Arthur Gideon


Source: liputan6.com
KEN Prediksi Pertumbuhan Ekonomi 2015 di Level 5,2%

Liputan6.com, Jakarta - Komite Ekonomi Nasional (KEN) memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada 2015 mengalami pertumbuhan, namun tak terlalu tinggi. Pertumbuhan ekonomi tahun depan diperkirakan di kisaran 5,2 persen hingga 5,5 persen.

"Dengan asumsi stimulus fiskal dari hasil penghematan subsidi BBM akan efektif pada sementer kedua," ujar Wakil Ketua KEN Raden Pardede saat memberikan sambutan pada acara Prospek Ekonomi Indonesia 2015 di Hotel Grand Hyatt, Jakarta Pusat, Jumat (17/10/2014.

Sedangkan mengenai angka inflasi, KEN memperkirakan akan berada di tingkat yang lebih tinggi dibanding tahun ini. Hal tersebut disebabkan oleh kenaikan harga BBM dan juga tarif listrik.

Untuk menghadapi tekanan inflasi domestik dan kenaikan suku bunga di Amerika Serikat, maka suku bunga acuan BI diperkirakan akan naik hingga mencapai 8,5 persen.

"Dengan demikian, nilai tukar akan berada disekitar Rp 12.200 hingga Rp 12.700 per dolar Amerika Serikat," lanjutnya.

Meski demikian, keadaan ekonomi Indonesia hingga September 2014 dinilai lebih stabil jika dibandingkan dengan 2013 dimana inflasi lebih rendah, defisit transaksi berjalan menurun serta volatilitas nilai tukar suku bunga menurun.

"Namun kami mulai khawatir dengan tren penurunan pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja serta pelebaran distribusi pendapatan," tandasnya. (Dny/Gdn)

Credit: Arthur Gideon


Source: liputan6.com