Prev Oktober 2014 Next
Ming Sen Sel Rab Kam Jum Sab
28 29 30 01 02 03 04
05 06 07 08 09 10 11
12 13 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24 25
26 27 28 29 30 31 01
02 03 04 05 06 07 08
Berita Kurs Dollar pada hari Senin, 13 Oktober 2014
Usai Terpuruk, Rupiah Akhirnya Sanggup Menguat

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah akhirnya dibuka menguat tipis pada perdagangan hari ini setelah melemah 0,4 persen sepanjang pekan lalu. Meski begitu, penguatan nilai tukar rupiah ini dinilai tidak akan bertahan lama.

Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menunjukkan nilai tukar rupiah menguat sangat tipis sebesar lima poin ke level 12.202 per dolar AS. Pada perdagangan sebelumnya, nilai tukar rupiah ditutup di level 12.207 per dolar AS.

Sementara data valuta asing Bloomberg, mencatat nilai tukar rupiah menguat 0,27 persen ke level 12.190 pada perdagangan pukul 11:24 waktu Jakarta. Di awal sesi, nilai tukar rupiah juga dibuka menguat di level 12.220 per dolar AS.

Pada perdagangan sebelumnya nilai tukar rupiah ditutup melemah di level 12.222 per dolar AS. Hingga menjelang siang, nilai tukar rupiah terus berfluktuasi menguat dan berkutat di kisaran 12.189 hingga 12.225 per dolar AS.

Meski begitu, ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta memprediksi, penguatan tipis nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini akan kembali diterpa sejumlah tekanan. Salah satunya adalah penguatan nilai tukar dolar.

"Pergerakan dolar ke level yang lebih tinggi akan menekan rupiah dan membuatnya kembali melemah," tandasnya. (Sis/Ndw)

 

 

Credit: Nurseffi Dwi Wahyuni


Source: liputan6.com
Subsidi BBM Dihapus Bisa Bikin Rupiah Menguat ke Rp 11.500

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hingga saat ini masih terpuruk di level Rp 12 ribu. Namun pengusaha yakin masih ada cara untuk membuat rupiah kembali menguat.

Wakil Ketua Umum KADIN Bidang Kebijakan Publik, Fiskal dan Moneter Haryadi Sukamdani mengatakan, cara paling mudah agar rupiah kembali menguat yaitu dengan menghapuskan subsidi bahan bakar minyak (BBM).

"Saya optimis. Rupiah akan terkendali kalau nanti jadi naikkan harga BBM subsidi, itu akan terkoreksi. Saya rasa bisa sekitar Rp 11.500, yang jelas di bawah Rp 12 ribu," ujarnya usai menghadiri Pelantikan Asosiasi Konsultan Pajak Indonesia di Jakarta, Senin (13/10/2014).

Dia menjelaskan, nilai tukar rupiah pada saat ini yang masih berada pada level Rp 12 ribu menunjukan jika kondisi ekonomi Indonesia yang tidak sehat sehingga perlu ada perbaikan salah satu caranya dengan menghapus subsidi BBM.

"Itu kan masalahnya rupiah jatuh dari pembeliannya (BBM) banyak. Salah satu yang belanja dolarnya banyak kan subsidi BBM. Iya kan BBM impor. Ya otomatis kalau ada penyesuaian harga BBM ya nggak ada masalah," lanjut dia.

Menurut Haryadi, kondisi ekonomi Indonesia yang seperti ini juga akibat ketidakberanian pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk menghapus subsidi BBM.

"Kalau ini bisa diselesikan jauh-jauh hari sebelumnya, sebetulnya kondisinya tidak seperti itu. Jadi ini PR (pekerjaan rumah) pemerintah baru. Tapi saya yakin kondisi ini bisa terselesaikan secara bertahap nanti dengan adanya penyehatan di APBN," tandas dia. (Dny/Nrm)

Credit: Nurmayanti


Source: liputan6.com