Berita Kurs Dollar pada hari Sabtu, 11 Oktober 2014 | |
Perang Eksekutif vs Legislatif Berlanjut, Rupiah Jebol Rp 13.000 | |
Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah tercatat terus melemah beberapa pekan terakhir menyusul terpaan isu politik dan imbas dari serangkaian faktor global yang nemperkuat nilai tukar dolar AS. Pengamat Ekonomi dan Pasar Fauzi Ichsan memprediksi nilai tukar rupiah dapat melanjutkan pelemahan hingga menembus level 13 ribu per dolar AS jika isu politik domestiok terus memanas. Credit: Nurmayanti Source: liputan6.com |
|
Pelantikan Jokowi Mulus, Rupiah Bisa Kembali Perkasa | |
Liputan6.com, Jakarta - Diterpa serangkaian isu global dan politik di Tanah Air, nilai tukar rupiah tercatat bergerak lesu dan masih berkutat di kisaran 12.200 per dolar AS hingga akhir pekan ini. Pengamat Ekonomi dan Pasar Fauzi Ichsan menilai, nilai tukar rupiah dapat kembali menguat jika pelantikan presiden terpilih Joko Widodo (Jokowi) pada 20 Oktober nanti berlangsung tanpa kerusuhan. Kondisi tersebut diprediksi dapat mendongkrak kembali nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. "Yang terpenting saat ini adalah memastikan pelantikan Jokowi pada 20 Oktober berlangsung aman. Rupiah bisa kembali ke bawah 12 ribu per dolar AS," terangnya di Jakarta, Sabtu (11/10/2014). Selanjutnya para investor asing dan pelaku pasar menanti kabinet baru yang dibentuk pemerintah Jokowi. Para investor berharap kabinet tersebut dapat mengakomodasi politisi dari KMP. "Karena mereka berpikir apa gunanya punya banyak profesional di kabinet kalau kebijakan Jokowi dijegal terus di DPR," tuturnya. Sejauh ini, para investor asing dan pelaku pasar memang masih berpikir pragmatis dan dirudung kekhawatiran menghadapi dominasi Koalisi Merah Putih di parlemen. Fauzi juga mengingatkan, bahwa memanasnya tensi politik dapat memperburuk nilai tukar rupiah yang saat ini cenderung melemah. Itu lantaran para investor asing akan memilih melarikan dananya ke luar negeri. "Sekarang begini, kalau nilai tukar rupiah melemah, investor sukuk, SUN, dan saham akan menjual aset-aset finansial mereka. Artinya IHSG bisa anjlok terus dan rupiah ditinggalkan. Ketika mereka pilih dolar, ya rupiahnya anjlok," pungkas dia. (Sis/Nrm) Credit: Nurmayanti Source: liputan6.com |