Prev November 2014 Next
Ming Sen Sel Rab Kam Jum Sab
26 27 28 29 30 31 01
02 03 04 05 06 07 08
09 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22
23 24 25 26 27 28 29
30 01 02 03 04 05 06
Berita Kurs Dollar pada hari Rabu, 19 November 2014
Respon Harga BBM Naik, BI Adakan Rapat Dewan Gubernur

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) hari ini kembali menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) dengan pembahasan utama kebijakan lanjutan BI terkait kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi.

"Bukan RDG tambahan sih, tapi ini kan jadwalnya RDG mingguan, cuma topiknya ditambahin soal itu (kenaikan harga BBM)," kata salah satu staf Deparetemen Komunikasi BI dalam konfirmasinya, Selasa (18/11/2014).

‎Bank Indonesia sebenarnya setiap minggu selalu mengadakan RDG hanya saja biasanya topik yang dibahas bersifat sempit dan tidak dipublikasikan.

Namun kali ini, BI rencana akan mengadakan keterangan pers usai menggelar RDG mingguan dengan topik yang lebih khusus mengenai kebiajakn lanjutan kenaikan harga BBM itu.

Sementara itu, Ekonom senior, Destri Damayanti mengungkapkan biasanya setiap kenaikan harga BBM bersubsidi akan diikuti dengan kenaikan suku bunga, dalam hal ini termasuk BI rate.

"Biasanya kalau BBM naik, itu inflasi naik, suku bunga juga naik," kata Destri.

Seperti diketahui, Pemerintah per hari ini telah menaikkan harga BBM bersubsidi masing-masing Rp 2.000 per liter untuk Solar dan Premium.

Kebijakan membuat Harga BBM naik ditempuh dalam rangka reformasi subsidi untuk diarahkan ke sektor yang lebih produktif seperti jaminan sosial dan infrastruktur. Hal itu dilalakukan karena kemampuan APBN sangat terbatas. (Yas/Gdn)


Source: liputan6.com
BI Rate Naik, BTN Kaji Suku Bunga Kredit Rumah

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) tengah mengkaji kenaikan suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) paska penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi dan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sebesar 25 basis poin (Bps).

"Sedang kita kaji sebulan atau dua bulan. Jadi tidak langsung KPR akan naik," ungkap Direktur Utama BTN, Maryono saat menghadiri acara Rakernas Real Estate Indonesia, Jakarta, Rabu (19/11/2014).

Dia menjelaskan, perseroan selalu menyesuaikan suku bunga KPR berdasar kajian-kajian yang ada di dalam suku bunga dana. Indikatornya melihat pada kondisi pasar saat ini.

"Kalau penyerapan dana pembiayaan (cost of fund) kita masih relatif rendah, kita nggak akan menaikkan KPR," papar Maryono.

Menurut Maryono, skema KPR secara jangka panjang berbeda dengan suku bunga kredit lain yang sangat cepat menyesuaikan kenaikan BI Rate. "Awalnya BBM naik, lalu BI Rate, ini akan mennggerus inflasi. Makanya kita akan meningkatkan kebijakan supaya NPL tidak naik," ujar Maryono.

Dia menyebut, loan to deposit ratio (LDR) BTN mengalami kenaikan. Itupun banyak yang belum dimasukkan ke dalam LDR sehingga jika disatukan landing of fund rate, LDR perseroan mencapai 80 persen-89 persen. (Fik/Ahm)


Source: liputan6.com
BI Rate Jadi 7,75%, Bunga Kredit Bank Siap-siap Naik

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) kemarin telah mengumumkan kenaikan suku bunga acuan (BI rate) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 7,75 persen.

Tidak hanya itu, kenaikan juga diputuskan untuk landing fasility sebesar 50 bps menjadi 8 persen. Sedangkan untuk deposit fasility dipertahankan di angka 5,5 persen.

Ekonom Bank Standard Chartred‎, Eric Alexander Sugandi menilai, apa yang diputuskan BI tersebut juga akan diikuti dengan naiknya suku bunga kredit oleh industri perbankan.

"Mungkin perbankan akan merespons juga dengan menaikkan suku bunga kreditnya, namun ini butuh waktu, tidak langsung naikin juga," kata dia saat berbincang dengan Liputan6.com, Rabu (19/11/2014).

Ia memperkirakan, respons kenaikan suku bunga tersebut akan dilakukan paling cepat satu bulan ke depan. Meski begitu dirinya menilai kenaikan suku bunga kredit tersebut tidak akan dilakukan oleh semua bank.

"‎Tergantung likuiditas bank juga, karena takutnya kalau naikin bunga kredit yang ada melambat kreditnya nanti‎, itu kembali ke bank masing-masing," paparnya.

Seperti diketahui, Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuannya dalam rangka menjangkar pergerakan inflasi akibat kenaikan harga BBM bersubsidi yang dimana kenaikan inflasi sudah mulai terjadi pada awal November.

Tidak hanya itu, kenaikan BI Rate yang juga dibarengi kenaikan landing fasility sebesar 50 bps menjadi 8 persen akan membantu mengarahkan defisit neraca transaksi berjalan ke arah yang lebih sehat.


Source: liputan6.com