Liputan6.com, Jakarta - Setelah menguat untuk pertama kalinya dalam sepekan pada April, rupiah ternyata masih mampu melanjutkan penguatannya hingga awal pekan ini dengan bertengger di level 11.511 per dolar AS.

Mengacu pada data Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), Senin (5/5/2014), rupiah tercatat menguat 26 poin di awal pekan dibandingkan level penutupan perdagangan sebelumnya.

Data valuta asing (Valas) Bloomberg juga menunjukkan pergerakan serupa. Rupiah yang sepanjang pekan lalu mencatatkan penguatan 0,4% ke level 11.523 per dolar AS, hari ini tercatat dibuka menguat di level 11.515 per dolar AS.

Nilai tukar rupiah bahkan sempat menguat tajam ke level 11.501 per dolar AS pada perdagangan pukul 8.48 waktu Jakarta. Hingga menjelang siang, rupiah masih bergerak di kisaran 11.501 hingga 11.522 per dolar AS.

Hasil Riset Samuel Sekuritas Indonesia menilai, surplus neraca perdagangan pada Maret yang mampu melampaui ekspektasi pasar merupakan salah satu pendongkrak naiknya nilai tukar rupiah.

Tak hanya rupiah, beberapa negara di sejumlah kawasan Asia lainnya juga mencatatkan penguatan mata uang.

"Walaupun surplus lebih rendah dari angka Februari, tapi rupiah masih menguat ke level 11.525 per dolar AS," ungkap ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta.

Namun begitu, Rangga memprediksi nilai tukar rupiah masih berpotensi melemah seiring dengan naiknya indeks nilai tukar dolar AS.

(Nurseffi Dwi Wahyuni)