Prev Juli 2014 Next
Ming Sen Sel Rab Kam Jum Sab
29 30 01 02 03 04 05
06 07 08 09 10 11 12
13 14 15 16 17 18 19
20 21 22 23 24 25 26
27 28 29 30 31 01 02
03 04 05 06 07 08 09
Berita Kurs Dollar pada hari Jumat, 11 Juli 2014
Rupiah Kembali Perkasa

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan akan mengalami penguatan sepanjang hari ini seiring dengan penguatan mata uang lain di kawasan Asia.

Kemarin (29/4/2014), nilai tukar rupiah ditutup di level Rp 11.549 per dolar AS. Menguat tipis jika dibanding dengan sehari sebelumnya yang ditutup di level 11.587 per dolar AS.

Pagi ini rupiah kembali menguat tipis. Pada pukul 08.45 WIB, rupiah berada di posisi Rp 11.536 per dolar Amerika Serikat (AS) atau naik 0,11% dibanding penutupan kemarin.

Penguatan rupiah ini memang seiring dengan penguatan mata uang lain di Asia. Salah satu pendorong penguatan mata uang di Asia ini adalah kinerja beberapa saham di Asia yang membukukan laba di atas perkiraan pasar.

Selain itu, rencana untuk pengurangan stimulus Amerika yang sudah didengungkan oleh The Federal Reserve (The Fed) juga diperkirakan menjadi penyebab pelemahan dolar AS terhadap mata uang lainnya.

Ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta dalam riset hariannya mengatakan pada hari ini diumumkan angka inflasi dan juga neraca perdagangan Indonesia. "kemungkinan besar hasil pengumuman itu akan mempengaruhi pergerakan rupiah," jelasnya.

(Arthur Gideon)


Source: liputan6.com
Rupiah Berpeluang Terus Menguat Walau Ekonomi Melambat

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kemarin menguat tipis meskipun data pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan perlambatan.

Senin (5/5/2014), rupiah ditutup pada level Rp 11.520 per dolar AS, menguat tipis jika dibanding dengan penutupan pada Jumat (2/5/2014), yang berada di level Rp 11.525 per dolar AS.

Pagi ini, menurut data Bloomberg, rupiah kembali dibuka menguat tipis di level Rp 11.507 per dolar AS.

Riset Harian Samuel Sekuritas Indonesia, menunjukkan bahwa perlambatan pertumbuhan ekonomi di kuartal I 2014 tidak terlalu berpengaruh kepada nilai tukar rupiah.

Rangga Cipta, Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia dalam riset tersebut mengungkapkan pergerakan nilai tukar rupiah sehari kemarin lebih dipengaruhi oleh arus penguatan nilai tukar mata uang Asia lainnya.

"Pertumbuhan ekonomi diumumkan melambat ke 5,21% secara year on year, pertumbuhan itu yang terendah semenjak krisis global 2009. Namun ternyata rupiah bisa bertahan di level positif," jelasnya, Selasa (6/5/2014).

Sepanjang hari ini, nilai tukar rupiah diperkirakan masih akan terus berpeluang melanjutkan penguatan bersama dengan nilai tukar mata uang Asia lainnya. (Gdn/Igw)

(Irna Gustiawati)


Source: liputan6.com
BI Rate Tetap Bikin Rupiah Melompat

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah yang terus menunjukkan pelemahan sejak awal pekan akhirnya kembali menguat setelah Bank Indonesia (BI) menetapkan suku bunga acuan/BI Rate tetap bertengger di level 7,5%. Sejauh ini, BI Rate ini telah bertahan di level yang sama selama tujuh bulan sejak November 2013.

Mengutip data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) pada perdagangan Jumat (9/5/2014), rupiah tercatat menguat 61 poin ke level 11.563 per dolar AS. Padahal, hingga perdagangan kemarin, rupiah masih menunjukkan pelemahan di level 11.624 per dolar AS.

Sementara itu, data valuta asing Bloomberg, juga menunjukkan rupiah dibuka menguat di level 11.547 per dolar AS. Meski demikian, rupiah sempat melemah ke level 11.578 per dolar AS pada perdagangan pukul 9.28 waktu Jakarta.

Gubernur BI, Agus Martowardojo mengatakan, penetapan suku bunga acuan itu melihat pemulihan global masih berlanjut. Hal itu ditopang dari ekonomi negara maju Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Akan tetapi ekonomi China melambat berdampak terhadap volume perdagangang dunia. Hal ini dilakukan sejalan dengan ekonomi yang ditempuhnya.

Hasil Riset Samuel Ekuritas mencatat, nilai tukar rupiah akhirnya berhasil menguat setelah sempat melemah tajam di tengah penguatan mata uang di sejumlah negara-negara Asia. Meski demikian, penguatan rupiah diprediksi tak akan bertahan lama.

"Pelemahan rupiah masih berpeluang muncul," ungkap Ekonom Samuel Ekuritas Rangga Cipta.

Sejauh ini, rupiah telah menguat 5,3% sejak 31 Desember 2013 dan berhasil bertengger di kisaran level 11.542-11.578 pada perdagangan hari ini. (Sis/Ndw)


Source: liputan6.com
Rupiah Menguat Menyusul Pemulihan Neraca Transaksi Berjalan

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah tercatat menguat tipis di awal pekan menyusul pengumuman neraca transaksi berjalan yang menunjukkan tren perbaikan. Saat ini jumlah defisit transaksi berjalan terhadap produk domestik bruto (PDB) berada di level US$ 4,2 miliar pada kuartal-I 2014.

Mengutip Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) pada perdagangan Senin (12/5/2014), nilai tukar rupiah tercatat menguat 27 poin ke level 11.536 per dolar AS. Pada perdagangan sebelumnya, rupiah berada di kisaran 11.563 per dolar AS.

Sementara itu, data valuta asing Bloomberg juga menunjukkan penguatan tipis sebesar empat poin pada perdagangan hari ini. Nilai tukar rupiah dibuka di level 11.527 per dolar AS.

Rupiah juga tercatat sempat menguat ke level 11.548 per dolar AS pada perdagangan pukul 8.58 waktu Jakarta. Hingga menjelang siang, nilai tukar rupiah masih berfluktuasi di kisaran 11.523-11.548 per dolar AS.

Akhir pekan lalu, Bank Indonesia (BI) mengatakan ada tren perbaikan kinerja transaksi berjalan pada kuartal I 2014. Defisit transaksi berjalan turun dari US$ 4,3 miliar (2,12% terhadap produk domestik bruto/ PDB) pada kuartal IV 2013 menjadi US$ 4,2 miliar (2,06% terhadap PDB) pada kuartal I 2014.

"Perbaikan ini bersumber dari penurunan impor barang dan berkurangnya defisit neraca jasa dan neraca pendapatan. Impor non migas masih terkontraksi mengikuti moderasi permintaan domestik sebagaimana tercermin dari menurunnya impor bahan baku dan barang modal," terang Direktur Departemen Komunikasi BI Peter Jacobs.

Sementara itu, hasil Riset Harian Samuel Sekuritas Indonesia mengungkapkan rupiah terus menunjukkan penguatan sejak akhir pekan lalu.

"Rupiah tampaknya masih bisa bertahan di kisaran 11.500-11.600 per dolar AS dengan kecenderungan terus menguat," ujar Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta.

(Nurseffi Dwi Wahyuni)


Source: liputan6.com
Kepastian Arah Peta Koalisi Pilpres Bikin Rupiah Melonjak

Liputan6.com, Jakarta - Selama sepekan terakhir rupiah secara perlahan terus menunjukkan tren penguatan. Peta koalisi partai yang semakin menunjukkan titik terang untuk pemilihan umum presiden 9 Juli mendatang menggerek naik nilai tukar rupiah hingga perdagangan hari ini.

Mengutip kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) pada perdagangan Jumat (16/5/2014), rupiah berhasil melonjak hingga 72 poin ke level Rp 11.415 per dolar Amerika Serikat (AS) dari perdagangan sebelumnya yang berada di level Rp 11.487 per dolar AS. Bursa perdagangan rupiah kemarin, Kamis (15/5/2014) ditutup menyusul hari libur nasional untuk perayaan Waisak.

Data valuta asing (Valas) Bloomberg, juga menunjukkan rupiah terus berfluktiasi tetapi dengan kecenderungan menguat dengan rentang pergerakan di kisaran Rp 11.405 per Dolar AS hingga Rp 11.448 per dolar AS pada perdagangan hari ini.

Rupiah sempat menguat hingga menyentuh level Rp 11.405 per dolar AS pada perdagangan pukul 09:23 WIB. Rupiah sempat terlihat melemah meski akhirnya kembali bergerak menguat menjelang siang.

Analisa PT Samuel Sekuritas Indonesia menunjukkan peta koalisi yang semakin jelas dan menjadi petunjuk tersendiri bagi para investor. Kejelasan koalisi ini juga menjadi sentimen positif pergerakan rupiah selama sepekan.

"Peta koalisi yang masih dinamis membuat rupiah berhasil kembali ke di kisaran Rp 11.400 per dolar AS," ungkap Ekonom Sekuritas Indonesia Rangga Cipta.

Pada perdagangan kemarin, sebagian besar mata uang negara-negara Asia menunjukkan pelemahan. Meski demikian, hal itu diprediksi tidak akan berdampak pada pergerakan rupiah yang kini didominasi pengaruh kuat faktor-faktor internal. (Sis/Gdn)

(Arthur Gideon)


Source: liputan6.com
Konflik Irak Masih Akan Terus Bayangi Rupiah?

Liputan6.com, Jakarta - Gejolak nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) beberapa pekan terakhir sampai ke level Rp 12.100, justru ditanggapi berbeda oleh pemerintah.

Menteri Keuangan (Menkeu) Chatib Basri optimistis kurs rupiah akan berada di level Rp 11.600 pada semester II 2014.

"Kurs rupiah akan berada di Rp 11.600 dengan pertumbuhan ekonomi ditargetkan 5,5 persen, inflasi 5,3 persen, suku bunga SPN 3 bulan 6 persen, harga minyak mentah Indonesia (Indonesia Crude Palm/ICP) US$ 105, lifting minyak 818 ribu barel per hari dan lifting gas 1.224 barel setara minyak," terang dia di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (3/7/2014).

Menurut Chatib, kondisi rupiah per 30 Juni lalu terjadi apresiasi terhadap kurs rupiah sebesar 2,5 persen ke level Rp 11.875 per dolar AS.

Nilai tukar terkuat berada di level Rp 11.271 dan posisi terlemah Rp 12.267 per dolar AS sepanjang semester I ini.

"Pelemahan rupiah kan temporer karena faktor yang paling dominan adalah pemilu. Kalau pemilu selesai, risiko politik lebih kecil, faktor ketidakpastian hilang dan kurs rupiahnya akan kembali stabil," jelasnya.

Dia bilang, pelemahan rupiah baru terjadi saat kompetisi kedua pasangan capres mulai panas. Selain itu, pemicu kedua adalah defisit neraca perdagangan sehingga menyebabkan kurs rupiah merosot Rp 200 per dolar AS.

"Tapi begitu defisitnya hilang, rupiah yang dari Rp 12.100 balik ke Rp 11.800-Rp 11.900 per dolar AS. Hanya saja sisa yang belum pasti konflik di Irak tapi hari ini harga minyak minyak mulai turun lagi. Jadi semuanya sementara, karena dari segi fundamental sebetulnya kita bisa di bawah Rp 11.500 pada kuartal II," cetusnya.

Pemerintah mencatat perkiraan realisasi pertumbuhan ekonomi di semester I sebesar 5,3 persen, inflasi 1,99 persen, suku bunga SPN 3 bulan 5,7 persen, nilai tukar rupiah Rp 11.738 per dolar AS, ICP US$ 106 per barel, lifting minyak 793 ribu barel per hari dan lifting gas 1.288 barel setara  minyak.

Sedangkan pendapatan negara sepanjang Januari-Juni diproyeksikan mencapai Rp 714 triliun, belanja negara Rp 780 triliun, defisit anggaran Rp 66 triliun. Sementara penerimaan perpajakan semester I 2014 mencapai Rp 547,4 triliun. (Fik/Nrm)

(Nurmayanti)


Source: liputan6.com
Masih Naik Turun, Rupiah Menguat di Akhir Pekan

Liputan6.com, Jakarta Beberapa hari menjelang pemilihan Presiden (Pilpres) nilai tukar rupiah masih terus berfluktuasi. Meski demikian, nilai tukar rupiah tercatat bergerak menguat di akhir pekan dan berada di kisaran level 11.800-11.900 per dolar AS.

Data kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI), Jumat (4/7/2014), rupiah berada di level 11.887 per dolar AS menguat 76 poin dari perdagangan sebelumnya.

Sementara itu data valuta asing Bloomberg juga menunjukkan rupiah dibuka menguat di level 11.905 per dolar AS. Rupiah bahkan sempat menyentuh level 11.868 per dolar AS pada perdagangan pukul 9:58 waktu Jakarta.

Menjelang pemilihan presiden, tingkat volatilitas rupiah juga mencapai level tertinggi dalam empat bulan terakhir. Tingkat fluktuasi yang sangat besar tersebut dipengaruhi sengitnya pertanguran dua calon presiden, Prabowo Subianto dan Joko Widodo memperebutkan kursi nomor satu di Tanah Air.

"Meningkatnya volatilitas rupiah merupakan akibat dari ketidakpastian menjelang pemilihan presiden 2014. Sementara data perdagangan terlihat sangat positif menodorong naik nilai tukar rupiah," terang Kepala Riset Malayan Banking Bhd Saktiandi Supaat seperti dikutip dari Bloomberg.

Meski demikian Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia (BNI) Tbk, Ryan Kiryanto menilai, rupiah tak hanya akan berfluktuasi menjelang pilpres. 

"Saya kira mendekati pilpres 9 Juli nanti dan paska pilpres sekalipun, fluktuasi atau volatilitas rupiah masih akan terjadi," pungkasnya.

Sepanjang pekan ini, rupiah tercatat telah menguat sebesar 0,9 persen pekan ini ke level 11.886 per dolar. Angka tersebut merupakan penguatan terbesar selama sepekan sejak perdagangan 16 Mei. Sementara sepanjang hari ini, rupiah tercatat mengalami penguatan sebesar 0,6 persen.

Prediksi pergerakan rupiah

Ryan menilai, menjelang pilpres pekan depan, rupiah diperkirakan masih bergerak di kisaran 11.800-12.000 per dolar AS. Kendati begitu, nilai tukar rupiah dapat bergerak menguat setelah tensi politik di dalam negeri mereda.

"Rupiah bisa menguat dan stabil di kisaran 11.600 - 11.800 per dolar AS. Kira-kira mendekati September atau Oktober," ujarnya.

Dia menjelaskan, defisit transaksi berjalan yang semakin mengecil juga dapat memperkuat nilai tukar rupiah pada periode tersebut. Dengan kata lain, neraca perdagangan terus mengalami surplus. (Sis/Nrm)

(Nurmayanti)


Source: liputan6.com
Ini Keuntungan Transaksi Pakai Rupiah Versi Pengusaha

Liputan6.com, Jakarta - Keinginan pemerintah untuk menjalankan Undang-Undang (UU) nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang dimana seluruh kegiatan ekonomi di Indonesia wajib menggunakan mata uang rupiah mendapat dukungan dari kalangan pengusaha.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Sofjan Wanandi mengatakan, kalangan pengusaha sepenuhnya mendukung penerapan aturan tersebut. Menurutnya, dengan menerapkan aturan tersebut akan memberikan kemudahan bagi pengusaha dalam menghitung biaya produksi.

"Saya setuju sepenuhnya, karena kami perlu rupiah ini. Kalau kami pakai dolar, dolarnya terbatas dan gonjang ganjing ini bikin sudah dalam menghitung cost," ujarnya saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Jumat (4/6/2014).

Selain itu, penerapan tersebut juga membantu menstabilkan mata uang rupiah. "Kalau rupiah kan bisa ada kestabilan karena negara yang cetak. Jangan tergantung dengan mata uang asing," lanjutnya.

Dia menjelaskan, tidak ada negara di dunia kecuali Amerika Serikat (AS) dan Indonesia yang masih menggunakan dolar dalam transaksinya. Negara-negara lain telah menggunakan mata uang lokalnya sendiri.

Sofjan juga menyatakan dengan perubahana ini akan lebih banyak membawa keuntung bagi pengusaha. "Dari dulu kami pakai dolar karena tidak merasa yakin kurs dolar bisa diperhitungkan. Tetapi sudah tidak bisa diperhintungkan. Fluktuasinya  bisa 10 persen sampai 20 persen per bulan," jelasnya.

Menurut Sofjan, kesulitan untuk melaksanakan perubahan ini karena tidak kemauan dari pemerintah dan pengusaha untuk melaksanakan UU soal mata uang tersebut.

"Kalau pakai rupiah mereka takut kalau dievalusi mereka rugi. Makanya kontrak-kontrak juga pakai dolar, minyak, gas, logistik, semua pakai dolar. Makanya semua jadi ikut2 pakai dolar. Sebenarnya itu harus dilakukan pada pemerintan sekarang, itu UU-nya sudah ada tapi belum ada PP-nya," tandas dia. (Dny/Gdn)

(Arthur Gideon)


Source: liputan6.com
Rupiah Sumringah Sambut Pilpres

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah tercatat bergerak menguat pada awal pekan ini. Apalagi pekan ini, Indonesia akan menggelar pemilihan umum Presiden. Ekonom Senior Standard Chartered Bank Fauzi Ichsan mengatakan, menurunnya kebutuhan dolar di pasar domestik mendorong nilai tukar rupiah kembali merekah setelah sempat mengalami pelemahan pada Juni.

Data valuta Asing Bloomberg, Senin (7/7/2014), menunjukkan rupiah dibuka menguat di level 11.795 per dolar AS pagi ini. Nilai tukar rupiah juga sempat menguat ke level 11.750 pada perdagangan pukul 11.15 waktu Jakarta.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar hingga menjelang siang kini berada di kisaran 11.750-11.870 per dolar AS. Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI) juga menunjukkan penguatan nilai tukar rupiah di level 11.787 per dolar AS.

Fauzi menilai, rupiah akan terus bergerak menguat bahkan setelah pemilihan umum berlangsung. Dia menilai, pelemahan rupiah yang sebelumnya terjadi tidak secara signifikan dipengaruhi pesta politik saja.

"Pembayaran utang luar negeri dan pembagian dividen pada Juni memang melemahkan rupiah karena kebutuhan dolar tinggi sekali. Tapi sekarang tidak lagi, karena kebutuhan dolar sudah berkurang," ujarnya saat berbincang dengan Liputan6.com

Sementara berbicara mengenai pengaruh politik terhadap rupiah, Fauzi melihat pasar sudah mempersiapkan diri menghadapi hasil pemilihan umum presiden pekan ini. Meski demikian, dia melihat keyakinan pelaku pasar akan terpilihnya calon presiden nomor urut dua Joko Widodo masih terbilang tinggi.

"Saya rasa, market sudah bisa menerima siapapun yang menjadi presidennya. Kita bisa lihat IHSG saat ini cenderung bergerak menguat. Ya walaupun sekarang hasil survei menunjukkan elektabilitas Jokowi masih di atas 50 persen," terangnya.

Dengan kesiapan pasar tersebut, Fauzi menekankan, rupiah tak akan terkena dampak yang terlalu besar dari gejolak pemilu. Rupiah diperkirakan masih akan terus bergerak menguat

"Rupiah akan berada di kisaran 11.600 per dolar AS. Itu juga sudah diprediksi beberapa ekonom asing," tandasnya.

Mengutip CNBC, analis asing juga memperkirakan, gerak rupiah bakal menguat apabila calon presiden urut nomor dua Joko Widodo dapat menang pada pemilihan Presiden.

"Pasar akan merasa sangat kondusif dengan kandidat Joko Widodo dalam manajemen ekonomi. Jika kami melihat dia menang, saya akan berharap bahwa rupiah akan reli kuat untuk Rp 11.500 terhadap dolar Amerika Serikat," ujar Jeffrey Halley, Senior Manager FX Trading Saxo Capital Markets. (Sis/Ahm)

(Agustina Melani)


Source: liputan6.com
Penguatan Rupiah Jadi Tanda Kepercayaan Pasar Terhadap Pemilu

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perindustrian, MS Hidayat mengatakan, nilai tukar rupiah kembali menguat jelang pemilihan presiden (pilpres) menunjukan bahwa pasar dan investor yakin akan stabilitas keamanan saat pilpres.

"Exchange rate hari ini Rp 11.600 berarti semua orang yakin tidak akan apa-apa, itu menunjukkan ada confidence terhadap stabilitas," ujar Hidayat usai acara buka puasa bersama di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta Selatan, Senin (7/7/2014).

Bahkan menurut Hidayat, rupiah akan lebih stabil bila sudah dapat dipastikan presiden baru Indonesia terpilih untuk periode 2014-2019.

"Akan lebih stabill kalau yang menang si A atau si B, menurut saya kalo prosesnya bener ya akan tetep stabil. Karena orang yang takut itu karena stabilitas, itu dijamin oleh TNI, Polri dan negara," jelasnya.

Meski demikian untuk masuknya investasi, Hidayat mengakui  investor masih cenderung menunggu kepastian stabilitas politik usai pilpres pada 9 Juli lusa. "(Investor masih wait and see terhadap investasi?) Ya," tandas dia.

Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia pada hari ini menguat menjadi Rp 11.787 terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dari Jumat pekan lalu di kisaran Rp 11.887 per dolar AS. (Dny/Ahm)

(Agustina Melani)


Source: liputan6.com
Pengusaha Pelayaran Dukung Transaksi Pakai Rupiah di Pelabuhan

Liputan6.com, Jakarta - Keinginan pemerintah untuk menjalankan Undang-Undang (UU) Nomor 7 tahun 2011 tentang mata uang dengan seluruh kegiatan ekonomi di Indonesia wajib menggunakan mata uang rupiah, bukan lagi dengan dolar AS seperti yang selama ini digunakan dalam transaksi mendapat dukungan dari kalangan pengusaha pelayaran.

Ketua Umum Indonesia National Shipowners Association (INSA), Carmelita Hartoto mengatakan, pengusaha pelayaran mendukung penuh aturan pemerintah ini meskipun hal tersebut tidak disukai oleh sebagian besar pengusaha yang memiliki bisnis di pelabuhan.

"Bank Indonesia sudah meminta kami untuk pakai rupiah. Kalau dari pelayaran sendiri tidak masalah," ujar Carmelita di Jakarta, seperti ditulis Selasa (8/7/2014).

Dia menjelaskan, alasan penolakan pengusaha terutama di pelabuhan untuk mengubah transaksinya dari penggunaan dolar ke rupiah karena dinilai akan merugikan terlebih lagi sebelumnya investasi menggunakan dolar.

"Memang pelabuhan awalnya sulit untuk pindah ke rupiah karena investasi mereka dalam bentuk dolar. Tetapi investasi kami sebagai pengusaha pelayaran juga menggunakan dolar, jadi kenapa tidak," lanjutnya.

Meskipun tidak secara langsung membawa keuntungan kepada pengusaha, namun dengan perubahan ini yakini akan membawa dampak yang besar terhadap penguatan rupiah terhadap dolar sehingga aturan ini patut untuk didukung kalangan pengusaha.

"Ini kan supaya mata uang Indonesia bisa lebih kuat, jadi  tidak selalu ketergantungan dengan US dolar. Nanti ratenya tinggal kami sesuaikan saja dolar dengan rupiah," kata dia.

Carmelita juga mengingatkan bahwa seharusnya saat ini hanya Indonesia saja yang masih menggunakan dolar dalam transaksinya, sedangkan negara-negara lain telah menerapkan secara penuh penggunaan mata uang sendiri dalam setiap transaksi bisnis.

"Ini kan untuk kepentingan yang lebih besar. Negara lain seperti Singapura, Malaysia, India bahkan Myanmar saja sudah menggunakan mata uangnya, masa kita tidak mau. Malu sama negara lain," tandasnya. (Dny/Ahm)

(Agustina Melani)


Source: liputan6.com
BI Janji Jaga Rupiah Stabil Saat Hadapi Hasil Pemilu

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menyatakan siap untuk terus berada di pasar demi menjaga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS untuk tetap stabil.

Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo mengungkapkan pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) menjadi salah satu faktor internal yang mempengaruhi pergerakan rupiah belakangan ini.

"Apapun hasil dari pemilu BI akan yakinkan bahwa stabilitas nilai tukar, BI akan menjaga agar volatilitas ada dalam batas yang wajar, BI akan ada di pasar," ungkap Agus seperti yang ditulis Selasa (8/7/2014).

Agus menambahkan, sebenarnya sejak pemilihan umum legislatif bulan lalu, Bank Indonesia sudah berada di pasar keuangan Indonesia. Hal itu yang juga dijadikan alasan BI mencatatkan cadangan devisa untuk Juni 2014 hanya naik tipis menjadi US$ 107,7 miliar.

"Malah berbagai pihak perkirakan itu turun, walau kami aktif ternyata jumlahnya masih cukup meningkat. Bank Indonesia bukan semata-mata tujuan meningkatkan devisa tapi tugas kami adalah menciptakan adanya konfiden ke pasar keuangan Indonesia," jelas Agus.

Dilaporkan oleh Bank Indonesia (BI), cadangan devisa di akhir Juni sebesar US$107,7 miliar. Direktur Departemen Komunikasi Bank Indonesia Peter Jacob mengungkapkan jumlah tersebut meningkat dari posisi akhir Mei 2014 sebesar US$107,0 miliar.

"Peningkatan jumlah cadangan devisa tersebut terutama dipengaruhi transaksi penerimaan devisa hasil ekspor migas Pemerintah yang melampaui kebutuhan pembayaran utang luar negeri Pemerintah," kata Peter dalam keterangannya.

Sementara itu, kebutuhan devisa untuk intervensi valuta asing dalam rangka stabilisasi nilai tukar rupiah dapat diimbangi dengan kenaikan simpanan deposito valuta asing bank-bank di Bank Indonesia.

"Posisi cadangan devisa per akhir Juni tersebut dapat membiayai 6,2 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor," jelas Peter. (Yas/Ahm)

(Agustina Melani)


Source: liputan6.com
Euforia Pilpres Bikin Rupiah Merekah

Liputan6.com, Jakarta - Hanya satu hari lagi, sebelum seluruh rakyat Indonesia memilih dan menentukan pemimpin baru negeri ini melalui secarik kertas suara. Euforia politik menyambut pemilihan presiden berhasil membuat rupiah terus melompat dan bergerak naik sejak akhir pekan lalu.

Kurs valuta asing Bloomberg, Selasa (8/7/2014), menunjukkan rupiah dibuka menguat di level 11.708 per dolar AS pada perdagangan hari ini. Bergerak menguat, rupiah sempat berada di level 11.680 pada perdagangan pukul 09.12 waktu Jakarta.

Tak berbeda dengan kurs valas tersebut, kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI) juga menunjukkan penguatan serupa di mana nilai tukar rupiah berada di kisaran 11.695 per dolar AS.

"Saya kira faktor yang penting yang membuat rupiah menguat beberapa hari ini adalah popularitas Jokowi yang terus meningkat. Dilihat juga dari exit poll di luar negeri, banyak yang memilih Jokowi," terang Kepala Ekonom PT Bank Tabungan Negara (BTN) Tbk A. Prasetyantoko.

Menurutnya, peningkatan popularitas Jokowi berdampak positif pada rupiah karena ekspektasi pasar memang menjagokan calon presiden nomor urut dua itu sebagai kepala negara. Faktor berikutnya yang dirasa memperkuat pergerakan rupiah adalah meningkatnya dukungan untuk Jokowi.

"Dukungan yang signifikan dari para pecinta musik juga berdampak positif pada rupiah. Bahkan para komunitas musik di luar negeri juga ikut mendukung Jokowi. Itu kan menunjukkan tingat elektabilitasnya menguat dan memenuhi ekspektasi pasar," tuturnya.

Meski demikian, Prasetyantoko juga melihat adanya dorongan dari faktor fundamental ekonomi Indonesia. Peningkatan cadangan devisa negara sebesar US$ 107,7 miliar juga berpengaruh positif pada nilai tukar rupiah.

"Fundamental ekonomi tentu berpengaruh. Cadangan devisa meningkat, tingkat inflasi membaik serta surplus neraca perdagangan yang meski kecil tapi kan tidak berarti buruk," jelasnya.

Namun jika harus membandingkan, dia menilai faktor fundamental politik saat ini yang paling berjasa menopang penguatan rupiah hingga ke kisaran 11.600-an hari ini.

Ke depan, dia menilai faktor tersebut dapat berdampak panjang jika Jokowi memang terpilih menjadi presiden. Penguatan nilai tukar rupiah dapat berlanjut jika kinerja presiden terpilih tercatat positif serta program ekonominya berdampak baik bagi negara.

"Rupiah bisa berada di kisaran level 11.200 hingga 11.500 per dolar AS jika demikian," ujarnya.

Namun dia menjelaskan, setelah perkiraan hasil pemungutan suara muncul usai pemilihan presiden Rabu, (9/7/2014) rupiah berpotensi bergerak ke dua arah.

"Jika perolehan suara Jokowi memenuhi ekspektasi pasar, rupiah bisa bergerak ke level 11.500. Sebaliknya, jika tidak rupiah akan berbalik melemah dan mengarah ke kisaran 11.900-12.000 per dolar AS," tandasnya.

Sejak akhir pekan lalu, rupiah terus melompat dan bergerak menguat hingga perdagangan hari ini. (Sis/Ndw)

 

(Nurseffi Dwi Wahyuni)


Source: liputan6.com
Menkeu Sumringah Rupiah Mulai Perkasa Jelang Pilpres

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menyambut gembira penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menjelang pemilihan presiden dan wakil presiden (pilpres) yang akan berlangsung Rabu (9/7/2014) besok. Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan diri pasar sudah kembali sehingga membalikkan kurs rupiah ke level Rp 11.600 per dolar AS.

Menteri Keuangan Chatib Basri mengaku, nilai tukar rupiah sempat berada di posisi terkuat Rp 11.200 per dolar AS pada Januari lalu. Namun tak berlangsung lama, kurs rupiah ambruk akibat persaingan ketat dari dua pasangan capres.

"Karena pilpresnya ketat, orang mulai takut nanti jangan-jangan ribut kampanye. Tapi Alhamdulillah, kampanye selesai, ribut-ribut paling suara musik doang dan tidak ada ribut apa-apa. Kepercayaan dirinya balik, dari Rp 11.900 menjadi Rp 11.600-Rp 11.700 per dolar AS dalam waktu 1-2 hari," kata dia usai Sidang Paripurna di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (8/7/2014).

Lebih jauh tambah Chatib, efek pemilu hanya bersifat temporer. Apabila sudah selesai, maka dia memperkirakan nilai tukar rupiah akan kembali menguat ke level psikologis.

"Mereka lihat pas masa kampanye hasilnya bagus, semua damai sehingga semua orang sudah price in. Mereka masuk. Ini menimbulkan kepercayaan, jadi jika pemilu berjalan aman dari kontestan dan keamanannya, mestinya rupiahnya oke serta akan balik ke kondisi yang memang faktor psikologisnya. Ini cerminan dari kondisi ekonominya," tutur dia.

Chatib mengaku, pemerintah dan otoritas tak melulu harus langsung terjun melakukan intervensi pada setiap kondisi pelemahan rupiah maupun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

"Nggak perlu setiap market yang anjlok terus diintervensi. Ngapain juga kalau sifatnya temporer, nanti uang kita habis jadi lebih baik dipakai untuk yang lain. Kalau sesuatu yang temporer jangan diambil keputusan," tukasnya.

Kurs tengah Bank Indonesia hari ini menunjukkan kurs rupiah berada di level Rp 11.695 per dolar AS atau menguat dari posisi kemarin Rp 11.787 per dolar AS. (Fik/Ndw)

(Nurseffi Dwi Wahyuni)


Source: liputan6.com
Hasil Pilpres Tak Sesuai Harapan, Rupiah Ambruk ke 15 Ribu

Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berpotensi jebol ke level Rp 15 ribu apabila Presiden terpilih nanti tak sesuai dengan harapan para pengusaha maupun investor.

Ketua Umum Apindo, Sofjan Wanandi mengakui, investor merasa takut dengan pernyataan para calon presiden dan calon wakil presiden (capres dan cawapres) yang ingin menasionalisasikan negara ini. Artinya membuka sedikit ruang bagi penanam modal asing masuk ke Indonesia.

"Semua investor asing takut dengan statement nasionalisasi. Makanya kami juga masih melakukan wait and see dalam tiga bulan ini sampai tahu siapa yang akan menang dalam pilpres," ungkap dia kepada Liputan6.com, Jakarta, seperti ditulis Rabu (9/7/2014).

Sofjan menyesalkan kurs rupiah yang terpuruk hingga sempat menembus level Rp 12.100 per dolar AS. Kondisi ini dipicu dari ketatnya persaingan antar kedua pasangan berebut kursi presiden dan wapres.

"Harusnya dolar AS nggak perlu menguat sampai Rp 12 ribu. Apalagi kalau presidennya nggak sesuai harapan, bisa saja rupiah melemah ke level Rp 15 ribu per dolar AS," terangnya tanpa bersedia menyebut prediksi nama Presiden yang bisa membawa kurs rupiah terdepresiasi. 

Menurut dia, peluang rupiah semakin terpuruk ke level Rp 15 ribu sangat besar. Hal ini, sambung Sofjan, dapat terjadi karena investor lari dan takut dengan hasil pemilihan umum yang terlampau tipis.

"Mereka lari dari sini ke luar negeri karena takut ada ribut-ribut seperti era 1997-1998, di mana marak kekacauan, demo dan tekanan lain," lanjutnya.

Untuk itu, dia mengaku, para pengusaha akan menggunakan hak pilih sebaik mungkin untuk memilih Presiden dan Wapres yang mampu memajukan pengusaha lokal tanpa menutup pintu bagi investor asing masuk.

"Kami ingin Presiden yang ngerti soal konkret bukan saja sekadar program atau visi misi. Presiden yang mampu membantu pengusaha makin maju, tapi investor asing bisa tetap menanamkan modal di sini karena kita butuh," tutup Sofjan. (Fik/Gdn)

(Arthur Gideon)


Source: liputan6.com
Berjalan Aman dan Lancar, Pilpres Kokohkan Rupiah

Liputan6.com, Jakarta Rupiah terus menunjukkan tren penguatan pekan ini dengan bergerak ke level 11.500-an per dolar AS. Pemilihan umum presiden yang berlangsung aman dan lancar pada Rabu (9/7/2014) membuat rupiah semakin bergairah.

Data valuta asing Bloomberg, Kamis (10/7/2014), menunjukkan rupiah dibuka menguat di level 11.571 per dolar AS, meningkat 55 poin dari perdagangan sebelumnya. Rupiah bahkan sempat berada di level 11.513 pada perdagangan pukul 8:26 waktu Jakarta.

Menjelang siang, rupiah masih berkutat di kisaran 11.513 - 11.596 per dolar AS. Sementara data kurs Jakarta Internasional Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI) menunjukkan rupiah berada di level 11.549 per dolar AS.

Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BCA), David Sumual menilai faktor politik masih menghiasi pergerakan nilai tukar rupiah hingga hari ini.

Menurutnya, penguatan rupiah yang terjadi hari ini lebih karena dipicu pemilihan presiden yang berlangsung aman dan lancar.

"Pemilihan presiden kemarin menjadi sentimen positif bagi rupiah karena tidak terdengar ada kericuhan, tidak ada masalah di logistik, masih aman ya," ungkap David saat berbincang dengan Liputan6.com.

Menurutnya, para pelaku pasar kini tengah menanti konfirmasi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengenai siapa pemenang yang akan menjadi pemimpin baru negeri ini. Berita-berita da sejumlah faktor domestik juga memberikan pengaruh yang lebih kuat dibandingkan faktor regional.

"Kalau selisih perolehan suara yang berasal dari hasil hitung cepat berada di level 1 persen-3 persen, kemungkinan masih bisa berubah di KPU. Karena bisa dianggap margin of error," ujarnya.

Sebaliknya, berdasarkan beberapa kali pemilihan presiden sebelumnya, hasil hitung cepat cenderung sama dengan hasil yang diumumkan KPU jika selisihnya berada di atas 3 persen.

Sementara dari faktor ekonomi, kondisi defisit transaksi berjalan masih cenderung mengkhawatirkan. Pasalnya, pemerintah belum menunjukkan langkah yang signifikan untuk mengatasi sisutasi tersebut.

David mengungkapkan, para pelaku pasar juga masih menanti struktur kabinet serta portofolio kabinet di bidang ekonomi.

"Seperti Jokowi misalnya kan kemarin berjanji tidak akan bagi-bagi kursi di Kabinet dan akan membuat kabinet lebih ramping. Nah kini pasar sedang menunggu bukti dari janji tersebut. Jika terbukti benar ya akan menjadi sentimen positif bagi rupiah," terangnya.

Meski masih akan terus berfluktuasi, David yakin rupiah akan bertengger di level 11.500-11.600 per dolar AS di akhir tahun. (Sis/Nrm)

(Nurmayanti)


Source: liputan6.com
Pilpres Aman Bikin Rupiah dan Bursa Saham RI Sumringah

Liputan6.com, Jakarta - Penyelenggaraan pemilihan presiden (pilpres) telah usai dengan hasil kemenangan sementara oleh pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK). Pemerintah mengapresiasi amannya pelaksanaan pilpres sehingga mendongkrak kinerja pasar modal dan kurs rupiah.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Chairul Tanjung atau CT buka suara terkait suksesnya pilpres yang digelar pada Rabu, 9 Juli 2014. Namun dia enggan menyebut secara spesifik soal perolehan suara versi perhitungan cepat (quick count) yang dimenangkan Jokowi-JK. Alasannya menunggu keputusan pasti dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Keduanya masih mendeklarasikan kemenangan, jadi sabar saja menunggu hasil resmi KPU pada 22 Juli nanti," ungkap dia saat ditemui di kantornya, Jakarta, Kamis (10/7/2014).

Terkait dampak hasil pilpres terhadap ekonomi Indonesia, CT menggambarkannya dengan penguatan posisi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini.

"Alhamdulillah pemilunya aman. Buktinya rupiah menguat, bursa saham naik. Dan kita berharap bisa lebih baik lagi," terangnya.

Data kurs tengah Bank Indonesia mencatat, nilai tukar rupiah per hari ini berada di level Rp 11.549 per dolar AS atau menguat dari dua hari lalu sebesar Rp 11.695 per dolar AS. Sedangkan kurs rupiah pada tanggal 7 Juli lalu masih di level Rp 11.787 per dolar AS.

Sementara IHSG kembali mencetak rekor dalam sejarah pasar modal Indonesia di tahun ini dengan menembus level 5.109,61 pada pembukaan perdagangan saham pagi ini. Level itu naik 85 poin. IHSG berada di level tertinggi 5.165,41 dan level terendah 5.097,41. Sebanyak 148 saham menguat, 111 saham melemah dan 57 saham stagnan. (Fik/Ndw)

(Nurseffi Dwi Wahyuni)


Source: liputan6.com
Hasil Pilpres Final Dirilis KPU, Rupiah Kian Perkasa

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menyatakan hasil keputusan akhir terkait perolehan suara dua pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla dan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) akan mengerek penguatan nilai tukar rupiah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) serta aliran dana ke Indonesia.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Chairul Tanjung atau CT mengaku, penguatan juga akan ditopang dari situasi dan kondisi yang aman serta terkendali usai pilpres.

"Karena situasi aman, terkendali, maka rupiah menguat, harga saham naik. Apalagi kalau sudah ada kepastian hasil final dari KPU, itu pasti bisa lebih kuat lagi. Makin diperkuat dengan keputusan Mahkamah Konstitusi (MK), pasti akan super kuat," jelas dia di kantornya, Jakarta, Kamis (10/7/2014).

Klaim kemenangan dari kedua pasangan atas perhitungan cepat membuat investor melakukan wait and see. Keraguan terhadap hasil pilpres pun masih berkecamuk di dalam diri investor. Namun karena hal ini, diakui CT, aliran dana yang masuk melambat.

"Penguatan rupiah dan IHSG kan karena investor memasukkan dananya. Memang sudah ada pergerakan, tapi yang masuk tidak terlalu banyak karena masih ada keraguan," terangnya.

CT optimistis, apabila ada keputusan final pemilu dari KPU dan diperkuat dari MK, maka aliran dana dari investor yang masuk ke Indonesia akan semakin mengalir deras.

"Kalau nanti sudah ada hasil dari KPU, tambah mantap lagi uang yang masuk. Setelah ada putusan MK sudah haqqul yaqin, maka (dananya) jadi super banyak. Karena semua orang butuh kepastian," harap dia. (Fik/Ndw)

(Nurseffi Dwi Wahyuni)


Source: liputan6.com
Sepanjang Juni, Rupiah Melemah 3,03%

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat sepanjang Juni 2014 nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) secara rata-rata telah pelemahan sebesar 3,03 persen dibanding bulan sebelumnya menjadi Rp 11.892 per dolar AS.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara menjelaskan, jika dilihat secara point to point (ptp), rupiah terdepresiasi sebesar 1,52 persen dan ditutup pada level Rp11.855 per dolar AS.

"Di samping berlanjutnya ketidakpastian pasar keuangan global dan defisit neraca perdagangan pada bulan April 2014, pergerakan nilai tukar dipengaruhi oleh perilaku investor yang menunggu hasil Pemilihan Umum Presiden 2014," kata Tirta di Gedung Bank Indonesia, Kamis (10/7/2014).

Tirta menambahkan ke depan, Bank Indonesia akan terus menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan kondisi fundamentalnya.

Data kurs tengah Bank Indonesia mencatat, nilai tukar rupiah per hari ini berada di level Rp 11.549 per dolar AS atau menguat dari dua hari lalu sebesar Rp 11.695 per dolar AS. Sedangkan kurs rupiah pada tanggal 7 Juli lalu masih di level Rp 11.787 per dolar AS.

Sementara itu, perilaku investor yang menunggu hasil Pemilihan Umum Presiden 2014 juga mempengaruhi dari neraca finansial, aliran masuk modal asing pada Juni 2014 sedikit tertahan.

Namun, secara akumulatif hingga Juni 2014, aliran masuk portofolio asing ke pasar keuangan Indonesia telah mencapai 11,54 miliar dolar AS. Dengan perkembangan tersebut, pada akhir Juni 2014, cadangan devisa Indonesia meningkat menjadi 107,7 miliar dolar AS, setara 6,2 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. (Yas/Gdn)

(Arthur Gideon)


Source: liputan6.com
Rupiah Kembali Merekah, Ini Reaksi Menkeu

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang terus mengalami penguatan ke level Rp 11.500 usai pemilihan presiden (pilpres) disambut girang pemerintah. Kondisi ini mendorong optimisme pemerintah bahwa Indonesia akan kebanjiran aliran dana asing (capital inflow) apabila sudah ada kepastian hasil pemilu.

"Alhamdulillah. Kan saya sudah bilang, kalau (pemilu) berjalan damai, lancar, mudah-mudahan rupiahnya bisa menguat.
Apalagi nanti kalau sudah ada kepastian, maka bisa lebih baik lagi," tutur Menteri Keuangan, Chatib Basri di kantornya, Jakarta, Kamis (10/7/2014).

Lebih jauh katanya, penguatan kurs rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam beberapa hari ini mendorong masuknya aliran dana asingke Indonesia, terutama di pasar modal.

"Kelihatannya begitu (inflow). Tadinya di hari pertama Rp 500-650 miliar, lalu di hari kedua sudah lebih dari Rp 1 triliun. Di pasar modal, inflow-nya banyak, lalu lihat saja di bond (surat utang) kita, incoming bidd-nya sampai Rp 22 triliun," terangnya.

Menurut Chatib, pasar masih merespons positif pasar keuangan paska pilpres meski dua kubu saling mengklaim kemenangan hasil pemilu versi perhitungan cepat.

"Sejauh ini market responsnya Alhamdulillah, bagus. Kalau pemilunya berjalan lancar, dua pihak menunggu hasil real count-nya, maka bisa positifnya bisa terus berlanjut. Jadi kita harus jagain," tandasnya. (Fik/Ndw)

(Nurseffi Dwi Wahyuni)


Source: liputan6.com
Rupiah Menguat Rp 100, Defisit RI Berkurang Rp 2,6 Triliun

Liputan6.com, Jakarta- Pemerintah menyambut gembira penguatan pasar keuangan Indonesia, termasuk nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Apresiasi kurs rupiah ini mampu menyelamatkan negara ini dari pembengkakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga triliunan rupiah.

Menteri Keuangan, Chatib Basri mengungkapkan, pemerintah menantikan keputusan hasil pemilihan presiden (pilpres) dari Komisi Pemilihan Umum
(KPU) pada 22 Juli mendatang. Kepastian ini akan membuat kondisi pasar lebih baik.

"Kalau pemilu aman, lancar, tidak ribut-ribut, market kita bakal balik ke normal. Sekarang semua orang sudah lihat hasil quick count, menunggu di tanggal 22 Juli ini, maka market akan kalem karena investor selalu konsen dengan pemilu," tambah dia di Jakarta, Kamis (10/7/2014) malam.

Dampak dari stabilitas politik yang terkendali ini, menurut Chatib, semakin mendorong nilai tukar rupiah mengalami penguatan. Jika rupiah berhasil menekuk dolar AS, efeknya bisa berpengaruh terhadap fiskal.

"Setiap penguatan rupiah Rp 100 perak, maka defisitnya akan menurun Rp 2,6 triliun. Ini serius, makanya saya lebih konsen ke hal-hal itu dan bukan pada hasil perhitungan cepat karena saya tidak ngurus quick count," ucapnya.

Meski demikian, dia tak menginginkan agar tren penguatan dalam berlangsung terlalu lama. "Ya tidak boleh juga, karena kurs rupiah harus mencerminkan fundamentalnya. Tapi kita berdoa saja," sambung Chatib.

Terkait soal imbas derasnya aliran dana asing yang masuk ke Indonesia dalam beberapa hari ini, dinilai dia, akan memberikan dampak terhadap investasi riil di Tanah Air. Pasalnya, masa jabatan pemerintahan saat ini tinggal tiga bulan.

"Kita lihat regulasinya ada di pemerintahan baru. Yang pasti kalau pengumuman hasil pemilu di KPU dengan kondisi berlangsung aman, maka pasar keuangan akan lebih cepat menanjak meski jika harus ada gugatan di Mahkamah Konstitusi (MK)," tukas Chatib. (Fik/Ndw)

(Nurseffi Dwi Wahyuni)


Source: liputan6.com
Sentimen Pilpres Berkurang, Rupiah Kembali Melemah

Liputan6.com, Jakarta - Setelah terus perkasa dalam satu pekan ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akhirnya tumbang juga. Pelemahan rupiah tidak akan terlalu besar karena pelaku pasar sudah yakin dengan kondisi politik.

Data valuta asing Bloomberg, Jumat (11/7/2014), rupiah dibuka melemah ke level Rp 11.605 per dolar AS dari penutupan sehari sebelumnya yang tercatat di level Rp 11.573 per dolar AS. Rupiah terus menunjukkan pelemahan. Pada pukul 10.45 WIB, mata uang Garuda tersebut berada di posisi Rp 11.623 per dolar AS.

Sementara data kurs Jakarta Internasional Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI) pada hari ini menunjukkan rupiah berada di level 11.549 per dolar AS, melemah jika dibanding dengan posisi sebelumnya yang tercatat Rp 11.549 per dolar AS.

Ekonom Bank Standard Chartered Indonesia, Fauzi Ichsan mengatakan, pergerakan nilai tukar rupiah saat ini masih akan terimbas sentimen politik.

Menurutnya, pasca pencoblosan, euforia kemenangan calon nomor urut 2 yaitu Joko Widodo dan Jusuf Kalla, calon yang memang cukup didukung oleh pelaku pasar cukup besar sehingga menguatkan nilai tukar rupiah.

Namun euforia tersebut tak bisa bertahan lama karena ada sentimen dari luar negeri yang mempengaruhi pergerakan rupiah. ketakutan akan ekonomi Portugal membuat nilai tukar dolar mengalami penguatan terhadap mata uang lainnya termasuk Indonesia.

Menurut Fauzi, keyakinan akan kondisi politik membuat pelemahan rupiah tidak terlalu jauh. "Pasar sudah mengetahui hasilnya, jadi semakin mendekati tanggal 22 Juli nanti atau saat pengumuman dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) maka penguatan masih akan terus terjadi," jelasnya kepada Liputan6.com, Jumat (11/7/2014).

Setelah itu, rupiah akan menyesuaikan dengan faktor fundamental. Jika memang angka inflasi, neraca perdagangan dan juga pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami perbaikan maka rupiah bisa terus menguat.

"Tekanan fundamental untuk rupiah saat ini tidak terlalu besar," tambahnya. Keperluan perusahaan-perusahaan Indonesia untuk dolar sudah tidak terlalu besar. (Gdn)

(Arthur Gideon)


Source: liputan6.com
Rupiah Melemah Pasca Pilpres, BI Anggap Wajar

Liputan6.com, Jakarta - Dua hari setelah pemilihan presiden (pilpres), nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah. Padahal beberapa hari sebelumnya, rupiah terus-menerus menunjukkan penguatan.

Menanggapinya, Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo menilai, pelemahan rupiah tersebut merupakan hal yang wajar terkait respon masyarakat terhadap hasil pilpres.

Agus juga menjelaskan meskipun terjadi perbedaan hasil hitung cepat yang dilakukan beberapa lembaga survei dan masing-masing capres mengklaim kemenangan, namun hal tersebut masih dalam tahapan terkendali.

"Secara umum tidak melihat ketegangan bahwa ada pelaku pasar yang profit taking itu sesuatu yang wajar, akan kembali normal dan upaya stabilitasi atau menjaga harus tetap dilakukan," kata Agus saat ditemui di Kompleks Bank Indonesia, Jumat (11/7/2014).

Apa yang terjadi dalam pilpres hingga saat ini dinilai Agus merupakan bagian dari bentuk demokrasi yang dilaksanakan di Indonesia. Pro dan kontra menjadi hal yang biasa terjadi, yang pasti secara keseluruhan Agus berpendapat semua berjalan damai dan aman.

"Pokoknya secara umum saya tidak melihat ketegangan itu, jadi jangan dipaksakan tegang lah," katanya.

Data valuta asing Bloomberg, Jumat (11/7/2014), rupiah dibuka melemah ke level Rp 11.605 per dolar AS dari penutupan sehari sebelumnya yang tercatat di level Rp 11.573 per dolar AS.

Sementara data kurs Jakarta Internasional Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI) pada hari ini menunjukkan rupiah berada di level 11.549 per dolar AS, melemah jika dibanding dengan posisi sebelumnya yang tercatat Rp 11.549 per dolar AS. (Yas/Gdn)

(Arthur Gideon)


Source: liputan6.com
Apa Permintaan Prabowo ke SBY Soal Jokowi?

Liputan6.com, Bogor - Pasangan capres dan cawapres Prabowo Subianto-Hatta Rajasa menyatakan, deklarasi yang dilakukan pasangan capres nomor 2 Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) bisa menimbulkan persepsi di masyarakat, bahwa mereka benar-benar telah menang. Padahal, keputusan resmi hasil Pilpres 2014 masih menunggu Komisi Pemilihan Umum (KPU) 22 Juli mendatang.

"Kami tidak mau persepsi (itu) terbentuk, bahwa pihak A sudah menang. Padahal belum apa-apa, baru quick count tertentu yang macam-macam. Dan real count yang kami terima menang besar. Di mana yang dibilang calon nomor 2 yang bilang kami kalah," kata Prabowo usai bertamu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Cikeas, Bogor, Kamis (10/7/2014) dini hari.

Prabowo pun mencontohkan pengalaman SBY pada hasil Pilpres 2004-2009, meski berdasarkan quick count dinyatakan menang dengan perbedaan cukup signifikan, namun tidak mendeklarasikan kemenangan.

"Dan kalau kita ingat, flashback, Pak SBY pada 2004-2009 tidak pernah lakukan deklarasi sebelum KPU menetapkan. Padahal bedanya 21%, tapi beliau tidak declare," tandas Prabowo.

Menurut Prabowo, keputusan pemenang dalam Pilpres 2014 ada dalam kewenangan Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai penyelenggara Pilpres. "Kita mempersilakan pihak berwenang untuk lakukan verfikasi dengan baik, tanpa intimidasi dan hal negatif. Kita usung proses ini dengan baik," ucapnya.

Menurut Prabowo, bila ada pihak yang melakukan deklarasi kemenangan, padahal belum ada keputusan resmi, khawatir akan membuat kegaduhan. "Itu kurang tepat dan kami sampaikan ke presiden," kata Prabowo.

Maka itu, Prabowo-Hatta meminta SBY agar menertibkan adanya perbedaan paham hasil quick count atau hitung cepat Pilpres 2014. Sebab hal tersebut dikhawatirkan membuat suasana kegaduhan di mayarakat. "Kami taat azas, hukum, aturan main, kami sangat menjunjung tinggi demokrasi."

"Kami punya keyakinan, bahwa kami yang dapat mandat, tapi kami menyerahkan ke institusi yang berwenang yaitu KPU, yang akan menetapkan siapa yang akan jadi pemenang Pilpres, berdasarkan real count yang sudah diverifikasi dan ditetapkan," sambung Prabowo.

Sementara SBY, kata Prabowo, meminta pihaknya supaya bisa menjaga ketenangan dan menghindari konflik horizontal atas kondisi pasca-Pilpres 2014.

"Kami katakan itu komitmen kami. Dan itu yang kami instruksikan ke jajaran kami untuk selalu tenang, sejuk, menahan diri, tidak euforia dan terpancing. Kita harus jaga, dan itu tekad saya dan Koalisi Merah Putih," pungkas Prabowo.

Hingga kini kedua kubu capres mengkalim kemenangannya dalam Pilpres 2014. Kubu Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK sama-sama mengkalim kemenangannya berdasarkan cuick count atau hitung cepat yang dilakukan lembaga survei masing-masing.

Sementara hasil penghitungan suara resmi Pilpres 2014, akan dikeluarkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 22 Juli 2014.

(Rochmanuddin)


Source: liputan6.com
Ahok: Jokowi Beda Sekarang

Liputan6.com, Jakarta - Pelaksana tugas (Plt) Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama menilai ada perbedaan sikap , dari ketika Pilkada DKI dengan saat ia mencalonkan diri sebagai presiden. Sebagai rekan politiknya menuju kursi pimpinan ibukota kala itu, pria yang karib disapa Ahok merasa Jokowi saat ini lebih tegas dan berani.

"Banyak orang bilang Pak Jokowi agak beda sekarang dengan Pak Jokowi yang kita pikir dulu," ujar Ahok di kediamannya di Komplek Pantai Mutiara blok 39 J, Kelurahan Pluit, Jakarta Utara, Rabu 9 Juli 2014 malam.

Hal itu disampaikannya, ketika melihat tayangan televisi yang menampilkan Jokowi tengah berorasi soal hasil survei Pilpres di hadapan para simpatisannya.

Ahok juga mengungkapkan, bahwa saat mendapatkan hasil hitung cepat yang menunjukkan dirinya menang Pilkada DKI 2 tahun silam, Jokowi meminta agar masyarakat menunggu hasil KPU. Berbeda dengan Pilpres tahun ini, di mana pernyataan-pernyataan Jokowi perihal hitung cepat terkesan mengklaim kemenangannya.

"Jarang sekali Pak Jokowi itu gitu. Biasanya kan dia bilang `kita tunggu KPU`. Ini statementnya beda. Kita menunggu hasil KPU, kita syukuri quick count tetapi tunggu hasil di KPU. Waktu di Pilgub kan sama. Sekarang beda," jelasnya.

Menurutnya, perubahan Jokowi itu karena beda situasi antara Pilkada dengan Pilpres. Kemungkinan karena Pilpres persaingannya lebih ketat, maka Jokowi bersikap lebih tegas. Bahkan, makin mirip dirinya.

"Dulu nggak banyak ngomong. Mungkin situasi ya. Makin teges. Lebih mirip Ahok sekarang. Aku liat galak juga Pak Jokowi beberapa kali interview," ucap mantan Bupati Belitung Timur itu.

(Tanti Yulianingsih )


Source: liputan6.com