Prev Desember 2014 Next
Ming Sen Sel Rab Kam Jum Sab
30 01 02 03 04 05 06
07 08 09 10 11 12 13
14 15 16 17 18 19 20
21 22 23 24 25 26 27
28 29 30 31 01 02 03
04 05 06 07 08 09 10
Berita Kurs Dollar pada hari Rabu, 31 Desember 2014
Tutup 2014, Rupiah Melemah Tipis

Liputan6.com, Jakarta - Pada perdagangan terakhir di penghujung tahun 2014, rupiah tercatat melemah tipis. Aksi para investor mengurangi transaksinya dalam menyambut libur tahun baru menjadi salah satu sentimen yang membuat rupiah bergerak melemah.

Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia, Rabu (31/12/2014), menunjukkan nilai tukar rupiah melemah sangat tipis ke level 12.440 per dolar AS. Rupiah melemah empat poin dari level sebelumnya di angka Rp 12.436 per dolar AS.

Sementara data valuta asing (valas) Bloomberg, menunjukkan nilai tukar rupiah sempat melemah dan menyentuh level 12.455 pada perdagangan pukul 8:39 hari ini. Padahal rupiah sempat dibuka menguat di level 12.432 per dolar AS.

Pada perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah tampak berfluktuasi cukup aktif dan berkutat di kisaran 12.406-12.455 per dolar AS.

Pengamat valuta asing PT Bank Mandiri Tbk, Renny Eka Putri mengatakan, hingga perdagangan hari ini rupiah masih berkutat di kisaran 12.400 per dolar AS. Dia menjelaskan, para investor memang mengurangi transaksinya di pasar keuangan menyusul libur tahun baru.

Dia juga menjelaskan, kondisi seperti ini merupakan situasi musiman yang terjadi hampir setiap tahun.

"Volume transaksi menjadi semakin mengecil di akhir tahun lantaran para investor sudah mulai meninggalkan pasar untuk berlibur. Seperti tahun-tahun sebelumnya, menjelang liburan transaksi cenderung sepi," ungkap Reny saat berbincang dengan Liputan6.com, Rabu (31/12/2014).

Renny menerangkan, sentimen pelemahan rupiah dari luar masih berasal dari tekanan dolar AS. Para investor masih merasa optimis bahwa kondisi ekonomi AS akan terus meningkat tahun depan dan membuat dolar masih menjadi save heaven.

"Didorong dengan pelemahan euro, yen dan yuan, nilai tukar dolar semakin perkasa. Para investor tentu beralih pada dolar yang nilai risikonya rendah," ungkapnya.

Selain itu, sentimen terbaru datang dari dalam negeri yaitu penurunan harga bahan bakar minyak (BBM). Meski begitu, mengingat pasar keuangan yang mulai sepi, harga BBM yang baru tidak terlalu direspons para investor.

"Alhasil ya rupiah masih flat saja," tandasnya.(Sis/Nrm)


Source: liputan6.com