Prev Desember 2014 Next
Ming Sen Sel Rab Kam Jum Sab
30 01 02 03 04 05 06
07 08 09 10 11 12 13
14 15 16 17 18 19 20
21 22 23 24 25 26 27
28 29 30 31 01 02 03
04 05 06 07 08 09 10
Berita Kurs Dollar pada hari Jumat, 19 Desember 2014
Pelemahan Rupiah Belum Pengaruhi Harga Ponsel

Liputan6.com, Jakarta - Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam beberapa hari terakhir dinilai belum mempengaruhi harga produk-produk elektronik impor seperti ponsel.

Ketua Asosiasi Pedagang dan Importir Telepon Genggam (ASPITEG), Alie Cendrawan mengatakan, para pedagang atau barang elektronik seperti ponsel melihat bahwa pelemahan rupiah yang terjadi selama ini masih bersifat fluktuatif sehingga pedagang lebih memilih untuk menggunakan harga yang lama.

"Kalau sudah melampaui batas tertentu akan dinaikan kecuali naiknya sedikit," ujarnya saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Jumat (19/12/2014).

Meski demikian, dia mengakui bahwa saat ini ada sebagian pedagang ponsel telah menaikan harga. Namun banyak juga yang masih bertahan pada harga lama.

"Sekarang mungkin ada yang sudah menaikan, ada yang tidak. Tapi kalau dolarnya naik sedikit lagi, semua akan naik harganya," lanjutnya.

Menurut Alie, pedagang yang belum menaikan harga jual ponsel memiliki pertimbangan sendiri seperti barang yang masih dijual tersebut merupakan produk lama atau ingin tetap menarik pembeli hingga akhir tahun ini. Karena biasanya jelang akhir tahun seperti ini penjualan ponsel menurun akibat masyarakat lebih fokus menyiapkan liburan.

"Pada akhir tahun orang jarang membeli ponsel karena fokus pada liburan," tandasnya. (Dny/Gdn)


Source: liputan6.com
Rupiah Menguat di Akhir Pekan

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah tercatat masih bergerak menguat setelah Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) mengumumkan akan bersabar dalam mengeluarkan kebijakan guna menaikkan suku bunganya. Sementara Bank Indonesia tampak secara intensif melakukan intervensi terhadap pergerakan rupiah.

Melansir data valuta asing Bloomberg, Jumat (19/12/2014), menunjukkan nilai tukar rupiah menguat 0,56 persen ke level Rp 12.492 per dolar AS pada perdagangan pukul 10:38 waktu Jakarta. Sebelumnya nilai tukar rupiah juga dibuka menguat di level Rp 12.527 per dolar AS.

Hingga menjelang siang, nilai tukar rupiah masih berkutat di level Rp 12.480 per dolar AS hingga Rp 12.544 per dolar AS.

Sementara kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI) menunjukkan rupiah menguat 65 poin ke level Rp 12.500 per dolar AS dari level sebelumnya yang berada di Rp 12.565 per dolar AS.

Gubernur The Fed Janet Yellen mengatakan adanya kemungkinan untuk menahan suku bunga AS tetap di dekat level nol setidaknya selama kuartal pertama 2014.

Sementara BI memasuki pasar guna mempertahankan nilai tukar rupiah dan akan berhenti melakukan intervensi saat rupiah menguat hingga ke kisaran Rp 12.300 per dolar AS.

"Pernyataan FOMC merupakan sentimen positif dan akan aktif mengurangi volatilitas. Mereka akan mematuhi rencana permainannya," ungkap Ekonom DBS Group Holdings Ltd di Singapura, Gundy Cahyadi.

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan BI akan nyaman dengan nilai tukar rupiah di kisaran Rp 11.900 per dolar AS hingga Rp 12.300 per dolar AS. (Sis/Gdn)


Source: liputan6.com
Rugi Gara-gara Dolar Perkasa, Pengusaha Cuma Bisa Sabar

Liputan6.com, Jakarta - Penguatan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah mengakibatkan pengusaha CNG dalam negeri merugi. Pasalnya pengusaha tersebut harus membeli gas dalam bentuk dolar Amerika Serikat (AS), namun menjualnya dengan denominasi rupiah.   

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan CNG Indonesia (APCNGI), Roby R Sukardi mengatakan penguatan dolar AS terasa mencekik pengusaha gas alam terkompresi. Pasalnya pembelian gas di dalam negeri masih menggunakan mata uang dolar AS.

"Belinya pakai dolar, jualnya pakai rupiah. Menjual gasnya murah lagi, karena marjin kita kurang. Jadi harga dolar sekarang ini mencekik," ujar dia di kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (19/12/2014).

Lebih jauh menurut Roby, dengan biaya operasional mulai dari pembelian gas hingga pendistribusian bahan bakar ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) sekira US$ 13, seharusnya harga jual BBG Rp 5.500 per liter setara premium (LSP).

"Tapi sekarang cuma Rp 3.100 per LSP. Itu itungan saat kurs Rp 9.100-Rp 10.500 per dolar AS. Tapi sekarang kan sudah lebih dari Rp 12.000, jadi kerugian ditanggung pengusaha 30 persen lebih rendah. Apalagi konsumen belum banyak," papar dia.

Sementara itu, Kepala Bidang Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) APCNGI, Edhit Alhidayat mengaku pengusaha sudah menderita kerugian akibat penguatan dolar AS sejak tahun lalu.

"Tahun sebelumnya kita rugi, cuma kita sabar. Karena ada harapan bisa naik (harga BBG). Kita berharap terus, tapi kan yang nentuin pemerintah," jelas dia. (Fik/Ndw)


Source: liputan6.com
Pelemahan Rupiah Harus Dimanfaatkan Buat Tambah Daya Saing

Liputan6.com, Jakarta - Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dinilai menjadi momentum yang tepat bagi Indonesia untuk memperbaiki neraca perdagangan dengan mengenjot ekspor.

Pengusaha Sandiaga Uno mengakui pelemahan rupiah ini memang bisa dimanfaatkan untuk memperbaiki kinerja ekspor, namun seharusnya kondisi ini bisa dilihat secara luas, tidak dari sisi ekspor semata.

"Untuk ekspor bagus. Tetapi kita harus lihat ini secara lebar tidak hanya bisa lihat ekspor saja," ujarnya di Sekretariat Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), Jakarta Selatan, Jumat (19/12/2014).

Menurut dia, kondisi ini harusnya disikapi untuk meningkatkan daya saing Indonesia, dan bukan hanya merasa diuntungkan saat rupiah tinggi sehingga produk dalam negeri menjadi jadi murah.

"Mestinya ini diubah bagaimana ini jadi keunggulan komparatif kita. Saya yakin peningkatan produktifditas tenaga kerja penting terlebih di industri manufaktur belum terbangun sehingga nilai dari hiliriasai tidak berdampak dengan bagus dengan kondisi dari eksternal ini," lanjutnya.

Sandiaga juga menilai, pengusaha sebenarnya tidak terlalu khawatir apakah rupiah melemah atau menguat. Yang diinginkan oleh pengusaha yaitu kestabilan rupiah sehingga memberi kepastian dalam berinvestasi.

"Paling penting jaga volatilitas supaya tidak perlu menyusahkan dunia usaha. Karena kalau volatilitas tinggi, kita nggak bisa planning, nggak bisa invest," tandasnya. (Dny/Nrm)


Source: liputan6.com
Rupiah Melemah, Garuda Indonesia Andalkan Rute Internasional

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terus merosot terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Bahkan rupiah sempat menyentuh level 12.900 pada Selasa 16 Desember 2014.

Direktur Utama PT Garuda Indonesia Airlines Tbk (Persero), Arif Wibowo mengakui, kondisi tersebut sangat memberatkan biaya operasional pesawat yang mayoritas dalam bentuk dolar AS. Mengantisipasi hal itu, perseroan akan memaksimalkan rute-rute internasional karena di rute tersebut memiliki pendapatan dalam bentuk dolar.

"‎Dengan kondisi yang kayak gini, kami memang lagi adjust frekuensi yang ada di internasional," kata Arif saat ditemui di Kantor Kementerian Perhubungan, Jumat (19/12/2014).

Garuda Indonesia akan terus menambah rute-rute perjalanan ke luar negeri ke depan. Di antaranya ke beberapa kota di kawasan Asia yang hingga saat ini selalu banyak permintaan.

Mengenai persaingan dengan maskapai lain, Arif mengaku percaya dengan brand Garuda Indonesia yang telah mendapatkan beberapa predikat maskapai terbaik dari Skytrack.

"Persaingan itu biasa, justru itu yang menjadi tantangan kami, tapi kami yakin asal penambahan rute sesuai dengan kajian itu, pasti laris," tegas dia.

Apa yang direncanakan Arif tersebut sesuai dengan rencana Kementerian Perhubungan yang ke depan akan mendorong maskapai untuk menerbangi beberapa kota di negara lain.

"Kapasitasnya nambah, kalau kapasitasnya naik nggak masalah (nambah rute), yang penting kapasitasnya jangan terbatas," pungkas Arif.


Source: liputan6.com
Ekspansi ke Malaysia, Bank Mandiri Siapkan Rp 300 Juta Ringgit

Liputan6.com, Jakarta - Bank Mandiri menyatakan siap untuk mengembangkan dan menarik pasar kawasan ASEAN dengan membuka cabang di beberapa negara.

Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin menyatakan untuk mengembangkan cabang di Malaysia, pihaknya bahkan telah menyiapkan modal.

"Di Malaysia, siapkan modal itu sekitar 300 juta ringgit," ujarnya di Sekretariat Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), Jakarta, Jumat (19/12/2014).

Namun, untuk pengembangan di Singapura, Budi mengaku belum memiliki perencanaan yang pasti. Pasalnya untuk membuka cabang di negara tersebut membutuhkan modal yang besar.

"Kalau di Singapura tinggi banget, kalau modalnya tinggi nggak mau deh," katanya.

Selain itu, dia mengaku untuk melakukan ekspansi ke Singapura lebih dipersulit ketimbang masuk ke Malaysia yaitu dengan syarat modal yang besar tersebut.

"Kalau Malaysia sudah dari dulu masuk tapi nggak dapat izin. Tapi yang Singapura belum karena tinggi sekali. Mending duitnya dipakai buat bangun jembatan, bangun power plan dan lain-lain," tandasnya. (Dny/Nrm)


Source: liputan6.com
Rupiah `Keok`, Jokowi-JK Gelar Rapat Terbatas

Liputan6.com, Jakarta - Mata uang rupiah terus melemah terhadap dolar Amerika Serikat. Meski pemerintah melihatnya sebagai kesempatan untuk ekspor, namun ada kekhawatiran dampak lain yang ditimbulkan dari pelemahan rupiah.

Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla beserta beberapa menteri Kabinet Kerja pun menggelar rapat sidang terbatas.‎ "Ya, semua masalah ekonomi harus kita bahas, termasuk itu‎ (pelemahan Rupiah terhadap Dollar Amerika)," kata JK, Rabu (17/12/2014).

Rapat akan digelar di Kantor Presiden, pukul 10.00 WIB, membahas masalah ekonomi. Selanjutnya, pukul 13.00 WIB dilanjutkan dengan sidang kabinet terbatas pembangunan manusia dan kebudayaan.

Sementara itu, mengikuti perkembangan rupiah, Presiden Joko Widodo sebelumnya mengatakan apa yang terjadi tidak diakibatkan oleh kondisi fundamental dalam negeri, melainkan lebih dipengaruhi oleh faktor global.

"Ini memang seluruh negara, pelemahan mata uang kita sama mata uang negara lain, karena memang mulai ada penarikan dolar kembali ke Amerika,"kata Jokowi di Gedung BPK, Selasa 16 Desember 2014.

Namun begitu, Jokowi yakin dengan kondisi fundamental saat ini, Indonesia akan mejadi salah satu negara yang tidak akan mengalami pelemahan terlalu dalam.

Kekuatan Indonesia diceritakannya akan berada pada implementasi pengalihan subsidi BBM yang dilakukan pada bulan November 2014 dan akan mulai dikerjakan di 2015.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus mengalami pelemahan. Bahkan pada pagi hari ini rupiah sempat menyentuh level Rp 12.900 per dolar AS. (Riz/Mvi)


Source: liputan6.com