Berita Kurs Dollar pada hari Kamis, 18 Desember 2014 | |
Ekonom: Rupiah Dimainkan Bandar | |
Liputan6.com, Jakarta - Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang terjadi sejak awal minggu ini tidak bisa dielakkan. Hal tersebut terjadi karena selama ini perekonomian di Indonesia lebih dikendalikan oleh asing. Source: liputan6.com |
|
Rupiah Terpuruk, RI Stop Sementara Impor Ponsel | |
Liputan6.com, Jakarta - Anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam beberapa hari terakhir ikut mempengaruhi impor barang-barang elektronik yang masuk ke Indonesia seperti ponsel. Ketua Asosiasi Pedagang dan Importir Telepon Genggam (ASPITEG) Alie Cendrawan mengatakan, anjloknya nilai tukar rupiah ini membuat para importir ponsel menahan impornya sambil menunggu rupiah kembali menguat. "Pada umumnya saat dolar naik impornya di-stop. Jadi untuk impor baru, orang akan menahan karena terlalu beresiko. Tetapi bagi sebagian yang impornya masih utang maka tetap harus bayar," ujarnya saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, Kamis (18/12/2014). Namun, penghentian sementara impor ini tidak berlaku bagi importir yang sudah terlanjur melakukan kerjasama dengan provider layanan seluler dalam pengadaan ponsel untuk program-program promosi Natal dan tahun baru. Ini dinilai memang akan memberatkan bagi importir yang bersangkutan. "Kecuali paket yang bekerjasama dengan operator untuk program Natal dan akhir tahun, tetapi itu pun sudah disiapkan sejak jauh hari. Biasanya 1-2 bulan lalu sudah mulai memesan. Tetapi kalau pembayarannya dilakukan sekarang ya babak belur juga," lanjutnya. Menurut Alie, selain berdampak pada importir, pelemahan rupiah ini juga memberikan efek kepada para produsen handphone di dalam negeri. Pasalnya banyak komponen ponsel yang masih harus diimpor. Untuk itu dia berharap pelemahan ini tidak berlangsung lama. "Untuk pabrik-pabrik, mereka juga harus membayar utang impor-nya. Ini memang sulit. Makanya mudah-mudahan tidak berlangsung lama," tandas dia. (Dny/Ndw) Source: liputan6.com |
|
Rupiah Ambruk, SBY Tak Mau Jadi Kambing Hitam | |
Liputan6.com, Jakarta - Lewat akun Twitter-nya, mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono angkat bicara soal ambruknya mata uang rupiah akhir-akhir ini. Pria yang diakrab disapa SBY ini merasa dirinya dikambinghitamkan oleh pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) atas melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Dalam rangkaian kicauan SBY di laman twitter-nya yang diposting pada tengah malam tadi, SBY mengaku terus mengikuti perkembangan situasi di Tanah Air, termasuk terjadinya gejolak ekonomi akibat jatuhnya nilai rupiah akhir-akhir ini. Ayah dua anak ini juga mencermati perbincangan masyarakat terhadap persoalan ekonomi terkini, termasuk sejumlah pernyataan pemerintah yang dipimpin Joko Widodo (Jokowi) yang cenderung menuding pemerintahan SBY sebagai biang kerok atas jatuhnya rupiah.
Jika ada yg salah dgn kebijakan pemerintahan SBY, semua itu tanggung jawab saya. Saya tak akan pernah menyalahkan yg lain. *SBY* — S. B. Yudhoyono (@SBYudhoyono) December 17, 2014
" target="_blank">
SBY juga berpesan pemerintah dan rakyat tidak boleh saling menyalahkan apalagi cari kambing hitam. Selain tak etis, yang terpenting adalah mencari solusi agar rupiah kembali menguat.
(Ndw)
Source: liputan6.com |
|
SBY Sudah Perkirakan Rupiah Bakal Tembus 12.000 | |
Liputan6.com, Jakarta - Presiden ke-6 Repubik Indonesia (2004-2014) Susilo Bambang Yudhoyono mengaku sudah memperkirakan bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bakal tembus Rp 12.000 per dolar AS.
Oleh sebab itu, selama kepemimpinannya, SBY tidak pernah menjanjikan rupiah bakal menguat di bawah Rp 10.000 per dolar.
Selain itu, sulitnya rupiah menguat karena ada spekulasi di pasar keuangan yang dilakukan oleh beberapa pihak. (Gdn) Source: liputan6.com |
|
The Fed Tunda Kenaikan Suku Bunga, Rupiah Menguat | |
Liputan6.com, Jakarta - Hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) menunjukkan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) tidak akan segera menaikkan suku bunganya dalam waktu dekat. Keputusan tersebut berhasil meredakan tekanan terhadap rupiah. Data valuta asing Bloomberg, Kamis (18/12/2014) menunjukkan nilai tukar rupiah menguat 0,68 persen ke level 12.581 per dolar AS pada perdagangan pukul 10:16 waktu Jakarta. Rupiah memang dibuka menguat sebanyak 40 poin di level 12.627 per dolar AS dari perdagangan sebelumnya. Hingga menjelang siang, nilai tukar rupiah masih berfluktuasi dan berkutat di kisaran 12.539-12.680 per dolar AS. Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI) mencatat nilai tukar rupiah menguat ke level 12.565 per dolar AS. Angka tersebut melanjutkan penguatan dari level 12.720 pada perdagangan sebelumnya. Ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia Rangga Cipta mengatakan, tekanan rupiah yang sempat memuncak pada perdagangan Selasa akhirnya mereda setelah BI tampak secara intensif melakukan intervensi. Keputusan The Fed untuk menunda menaikkan suku bunganya dalam waktu dekat. "Dolar AS juga tampak tertekan saat menghadapi hasil pertemuan FOMC," ungkap Rangga. Pernyataan Gubernur The Fed Janet Yellen yang tampak pesimistis penguatan ekonomi AS akan bertahan lama juga telah membuat rupiah menguat lebih baik. Sementara itu, hingga akhir tahun Ekonom Standard Chartered Eric Alexander Sugandi awalnya memprediksi rupiah dapat bergerak di kisaran 12.200 per dolar AS. Namun dengan kondisi perekonomian saat ini, target tersebut rasanya tidak mungkin tercapai. Eric menilai, rupiah masih berpotensi melanjutkan pelemahannya pekan ini. "Pekan ini rupiah sepertinya masih akan berada di kisaran 12.500-12.2700 per dolar AS," tandasnya. (Sis/Ahm) Source: liputan6.com |
|
Rupiah Sumringah, Menkeu Sebut Ada Permainan Sentimen | |
Liputan6.com, Jakarta - Rapat Federal Open Market Committee (FOMC) memberi angin segar bagi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Kurs rupiah terangkat 0,68 persen ke level Rp 12.581 per dolar AS. Source: liputan6.com |