Prev Desember 2014 Next
Ming Sen Sel Rab Kam Jum Sab
30 01 02 03 04 05 06
07 08 09 10 11 12 13
14 15 16 17 18 19 20
21 22 23 24 25 26 27
28 29 30 31 01 02 03
04 05 06 07 08 09 10
Berita Kurs Dollar pada hari Minggu, 14 Desember 2014
Rupiah Tembus Level 12.400 Dinilai Masih Wajar

Liputan6.com, Jakarta - Dolar Amerika Serikat (AS) makin perkasa di antara mata uang lainnya termasuk rupiah. Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia (BI), nilai tukar rupiah terhadap dolar pun menembus level 12.432 pada Jumat pekan ini. Meski demikian, pelemahan rupiah dinilai masih wajar.

Ekonom Dody Afrianto menuturkan, penguatan dolar membuat sejumlah mata uang tertekan termasuk rupiah. Meski demikian, pelemahan rupiah masih wajar dibandingkan mata uang lainnya.

"Rupiah melemah masih wajar. Dolar menguat terhadap semua mata uang. 30 persen terhadap euro dan yen. Kalau rupiah baru sekitar 2,5 persen," tutur Dody, saat dihubungi Liputan6.com, yang ditulis Minggu (14/12/2014).

Ia menuturkan, pelaku pasar mengantisipasi kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS)/The Federal Reserve mengenai kenaikan suku bunganya. Hal itu membuat pelaku pasar memburu dolar AS sehingga dolar menguat.

"Ada spekulasi di pasar. Padahal baru 3-6 bulan lagi suku bunga naik, pelaku pasar pun adjust," tutur Dody.

Selain itu, nenurut Dody, defisit transaksi berjalan masih beri tekanan ke rupiah. Namun ia mengakui, faktor global mendominasi pengaruh pergerakan rupiah."Dolar sedang menuju titik keseimbangan baru karena masih menunggu sinyal The Fed," kata Dody.

Melihat kondisi itu, Dody mengharapkan agar masyarakat tidak terlalu panik. Lantaran rupiah melemah tidak sendirian, tetapi juga dialami mata uang lainnya. "Kalau hanya Indonesia saja yang rupiah melemah baru itu bahaya," tambah Dody.

Di sisi lain, nilai tukar rupiah melemah ini membuat biaya impor makin besar. "Impor jadi mahal maka bisa dorong over inflasi, pertumbuhan ekonomi melambat, tetapi ini memang mayoritas mata uang cenderung melemah," ujar Dody.

Prediksi 2015

Dody memprediksi, nilai tukar rupiah masih berada di kisaran 12.000-12.500 pada 2015. Sentimen kebijakan moneter The Fed masih mempengaruhi gerak rupiah hingga kuartal II 2015. (Ahm/)


Source: liputan6.com
Rupiah Melemah Tak Ganggu Industri Sepeda Motor RI

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus tertekan. Pada Jumat 12 Desember 2014, nilai tukar rupiah menembus level 12.432 per dolar.

Meski demikian, Ketua Asosiasi Sepeda Motor Indonesia (AISI) Gunadi Sindhuwinata mengatakan, pelemahan rupiah tersebut tidak membawa dampak signifikan terhadap industri sepeda motor dalam negeri.

Menurut Gunadi, produk sepeda motor yang berasal dari impor terbilang kecil, yaitu hanya sekitar 15 persen dari total produksi sepeda motor di dalam negeri, sehingga tidak memberikan pengaruh besar terhadap penjualan dari masing-masing agen pemegang merk (APM).

"Kalau dalam negeri kita masih 15 persen impor jadi ya masih nggak apa-apa. Kecuali yang ekspor harganya jadi murah, ini yang jadi masalah. Artinya biaya produksinya berapa karena kita masih harus jual murah. Jadi hitung-hitungannya agak terbalik. Antara ekspor dan dalam negeri," ujar Gunadi di Jakarta, seperti ditulis Minggu (14/12/2014).

Pelemahan rupiah ini memberikan pengaruh terhadap biaya produksi untuk jenis sepeda motor yang komponennya masih berasal dari luar negeri.

"Ada ketergantungan impor bahan baku, penolong dan barang modal. Beban kita masih disana. Kalau untuk ekspor itu diluar masalah dolar tetapi pasar, bisa nembus apa tidak. Lalu produk apa saja, tentunya yang ada nilai tambah," katanya.

Industri otomotif hanya berharap jika rupiah masih kesulitan untuk menguat paling tidak ada kestabilan nilai tukarnya terhadap dolar. Dengan demikian, produsen sepeda motor bisa merencanakan produksi dan penjualan dalam jangka panjang.

"Jadi kalau dia stabil dan secara jangka panjang terukur bisa menguntungkan karena kita bisa melakukan pengukuran antara plus dan minusnya," tandasnya. (Dny/Ahm)


Source: liputan6.com