Berita Kurs Dollar pada hari Kamis, 11 Desember 2014 | |
Rilis BI Rate Jadi Penentu Gerak IHSG | |
Liputan6.com, Jakarta - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih positif untuk perdagangan saham Kamis pekan ini. Tak hanya itu, dia juga menuturkan pengumuman suku bunga acuan (BI rate) oleh Bank Indonesia juga akan menjadi sentimen positif. BI diperkirakan tidak akan menggeser suku bunga di level 7,75 persen. "Yang jadi perhatian akan dinaikan suku bunga atau tidak. Kurang bagus buat indeks kalau naik 25 basis poin, kalau 50 basis poin sangat buruk. Kalau tidak naik postif. Kemungkinan tetap, dengan ke depannya akan ada kenaikan tapi nunggu data berikutnya termasuk inflasi dan rupiah akan mempengaruhi suku bunga," ujar Alfatih. Pada perdagangan saham kali ini, dia memproyeksi IHSG bergerak di level support 5.150 dan level resistance 5.220. Untuk rekomendasi saham, dia memilih PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) untuk dicermati pelaku pasar. Pada perdagangan saham kemarin, IHSG ditutup naik 43,09 poin atau 0,84 persen ke level 5.165,40. (Amd/Ahm) Source: liputan6.com |
|
Menanti BI Rate, Awasi Delapan Saham Pilihan | |
Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan terus menguat pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Rilis BI Rate/suku bunga acuan akan menjadi faktor pendorong penguatan IHSG. Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya menuturkan, IHSG masih memiliki kemampuan untuk melanjutkan penguatan. IHSG akan bergerak di kisaran 5.121-5.229 pada perdagangan saham Kamis pekan ini. "Penantian terhadap BI Rate yang disinyalir tetap juga menjadi faktor pendorong penguatan IHSG," ujar William dalam ulasannya, Kamis (11/12/2014). Analis PT HD Capital Tbk, Yuganur Widjanarko menuturkan, kenaikan IHSG masih akan tertahan oleh aksi jual pelaku pasar yang mulai antisipasi sentimen negatif dari potensi inflasi Desember di atas 2,2 persen. Itu akibat kenaikan bahan bakar minyak (BBM) pada November, Yuganur merekomendasikan jual bila terjadi kenaikan dan beli di saat terjadi koreksi. "IHSG akan bergerak di support 5.121-5.080-4.990 dan resistance 5.185-5.215," tutur Yuganur. Dalam riset PT Sinarmas Sekuritas, IHSG akan bergerak menguat di kisaran level 5.151-5.199 dengan dipengaruhi sejumlah sentimen. Adapun sentimen yang mempengaruhinya antara lain rilis data machinery orders Jepang yang diperkirakan ke level 1,44 persen dari sebelumnya 2,9 persen. Rekomendasi Saham Yuganur merekomendasikan akumulasi empat saham untuk diperhatikan pelaku pasar. Saham-saham itu antara lain saham PT Astra International Tbk (ASII), PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF). Sedangkan William menuturkan, ada sejumlah saham yang dapat dicermati. Saham-saham itu antara lain saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS). Rekomendasi Teknikal Yuganur memilih saham PT Kalbe Farma Tbk untuk diperhatikan pelaku pasar. Rekomen akumulasi dalam proses koreksi minor untuk meredakan keadaan jenuh beli mingguan dan bulanan dalam jangka medium saham Kalbe Farma. Selain itu, menurut Yuganur, pengalihan dana subsidi BBM ke program kesehatan pemerintah juga menguntungkan PT Kalbe Farma Tbk. Source: liputan6.com |
|
Bank Mandiri Targetkan Jaringan Mikro Capai 4.300 Unit | |
Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Mandiri Tbk terus memperluas jaringan untuk memperkuat bisnis di segmen mikro. Salah satunya dengan meresmikan operasional kantor Mandiri Mitra Usaha ke-2.900 di Palembang. Source: liputan6.com |
|
BI Rate Diprediksi Tetap 7,75% | |
Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) hari ini kembali mengadakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan. Ini merupakan RDG pertama paska BI mengadakan RDG tambahan pasca kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi lalu. Source: liputan6.com |
|
BI Tahan Bunga Acuan di Level 7,75% | |
Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate) di level 7,75 persen setelah pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang dilaksanakan pada 18 November kemarin, Bank Sentral telah menaikkan BI Rate sebesar 25 basis poin. Selain itu, bank sentral juga menahan dengan suku bunga Lending Facility di level 8 persen dan suku bunga Deposit Facility di level 5,75 persen. Direktur Departemen Komunikasi BI, Peter Jacob menjelaskan, langkah Bank Indonesia menahan suku bunga acuan karena sebelumnya mereka telah memperkuat bauran kebijakan dalam merespon reformasi subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang ditempuh oleh pemerintah. "Tingkat suku bunga tersebut masih konsisten dengan upaya untuk mengendalikan inflasi jangka pendek paska kebijakan realokasi subsidi BBM untuk kembali menuju ke kisaran inflasi 4 persen di 2015," jelasnya, di Jakarta, Kamis (11/12/2014). Source: liputan6.com |
|
Dividen Susut, Bank Mandiri Baru Butuh Suntikan Modal di 2020 | |
Liputan6.com, Jakarta Rencana penurunan setoran dividen yang ditetapkan pemerintah dari 30 persen menjadi 20 persen diprediksi akan memberikan manfaat bagi PT Bank Mandiri Tbk (BMRI). Sebab diprediksi penurunan setoran dividen membuat bank ini baru membutuhkan suntikan modal pada 2020. Pasalnya penurunan setoran dividen ini akan menjaga likuiditas perseroan. "Tapi, kalau dividen diminta 30% kami estimasi kebutuhan suntikan modal akan lebih cepat, sekitar 2018-2019," ungkap dia. Adapun seiring penerapan Basel III Bank Mandiri tetap akan menjaga CAR-nya pada kisaran 16 persen-16,5 persen hingga akhir tahun depan dengan berbagai cara. Tanpa menyebutkan detail dia mengaku sudah ada beberapa bank asing yang berminat. Saya tidak bisa sebut identitasnya, pokoknya ada beberapa bank," ungkap dia. Rencananya Bank Mandiri menargetkan pendanaan bilateral dari bank asing Rp 4 triliun.(Nrm) Source: liputan6.com |