Prev Desember 2014 Next
Ming Sen Sel Rab Kam Jum Sab
30 01 02 03 04 05 06
07 08 09 10 11 12 13
14 15 16 17 18 19 20
21 22 23 24 25 26 27
28 29 30 31 01 02 03
04 05 06 07 08 09 10
Berita Kurs Dollar pada hari Kamis, 11 Desember 2014
Rilis BI Rate Jadi Penentu Gerak IHSG

Liputan6.com, Jakarta - Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih positif untuk perdagangan saham Kamis pekan ini.

Analis PT Samuel Sekuritas, Muhammad Alfatih mengatakan, ada sejumlah sentimen positif menjadi pendorong indeks saham.

"Ada momentum (bursa) regional, kemudian penguatan rupiah, dan pelemahan harga minyak. Indonesia importir minyak," kata dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Kamis (11/12/2014).

Tak hanya itu, dia juga menuturkan pengumuman suku bunga acuan (BI rate) oleh Bank Indonesia juga akan menjadi sentimen positif. BI diperkirakan tidak akan menggeser suku bunga di level 7,75 persen.

"Yang jadi perhatian akan dinaikan suku bunga atau tidak. Kurang bagus buat indeks kalau naik 25 basis poin, kalau 50 basis poin sangat buruk.

Kalau tidak naik postif. Kemungkinan tetap, dengan ke depannya akan ada kenaikan tapi nunggu data berikutnya termasuk inflasi dan rupiah akan mempengaruhi suku bunga," ujar Alfatih.

Pada perdagangan saham kali ini, dia memproyeksi IHSG bergerak di level support 5.150 dan level resistance 5.220. Untuk rekomendasi saham, dia memilih PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) untuk dicermati pelaku pasar.

Pada perdagangan saham kemarin, IHSG ditutup naik 43,09 poin atau 0,84 persen ke level 5.165,40. (Amd/Ahm)


Source: liputan6.com
Menanti BI Rate, Awasi Delapan Saham Pilihan

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan terus menguat pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Rilis BI Rate/suku bunga acuan akan menjadi faktor pendorong penguatan IHSG.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya menuturkan, IHSG masih memiliki kemampuan untuk melanjutkan penguatan. IHSG akan bergerak di kisaran 5.121-5.229 pada perdagangan saham Kamis pekan ini.

"Penantian terhadap BI Rate yang disinyalir tetap juga menjadi faktor pendorong penguatan IHSG," ujar William dalam ulasannya, Kamis (11/12/2014).

Analis PT HD Capital Tbk, Yuganur Widjanarko menuturkan, kenaikan IHSG masih akan tertahan oleh aksi jual pelaku pasar yang mulai antisipasi sentimen negatif dari potensi inflasi Desember di atas 2,2 persen. Itu akibat kenaikan bahan bakar minyak (BBM) pada November, Yuganur merekomendasikan jual bila terjadi kenaikan dan beli di saat terjadi koreksi.

"IHSG akan bergerak di support 5.121-5.080-4.990 dan resistance 5.185-5.215," tutur Yuganur.

Dalam riset PT Sinarmas Sekuritas, IHSG akan bergerak menguat di kisaran level 5.151-5.199 dengan dipengaruhi sejumlah sentimen. Adapun sentimen yang mempengaruhinya antara lain rilis data machinery orders Jepang yang diperkirakan ke level 1,44 persen dari sebelumnya 2,9 persen.

Rekomendasi Saham

Yuganur merekomendasikan akumulasi empat saham untuk diperhatikan pelaku pasar. Saham-saham itu antara lain saham PT Astra International Tbk (ASII), PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF).

Sedangkan William menuturkan, ada sejumlah saham yang dapat dicermati. Saham-saham itu antara lain saham PT Adhi Karya Tbk (ADHI), PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS).

Rekomendasi Teknikal

Yuganur memilih saham PT Kalbe Farma Tbk untuk diperhatikan pelaku pasar. Rekomen akumulasi dalam proses koreksi minor untuk meredakan keadaan jenuh beli mingguan dan bulanan dalam jangka medium saham Kalbe Farma.

Selain itu, menurut Yuganur, pengalihan dana subsidi BBM ke program kesehatan pemerintah juga menguntungkan PT Kalbe Farma Tbk.
Ia merekomendasikan masuk saham KLBF di level pertama Rp 1.725, level kedua Rp 1.715, dan cut loss point Rp 1.695. "Rekomendasi beli dengan trading target Rp 1.780," ujar Yuganur. (Ahm/)


Source: liputan6.com
Bank Mandiri Targetkan Jaringan Mikro Capai 4.300 Unit

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Mandiri Tbk terus memperluas jaringan untuk memperkuat bisnis di segmen mikro. Salah satunya dengan meresmikan operasional kantor Mandiri Mitra Usaha ke-2.900 di Palembang.
 
Direktur Micro & Retail Banking Bank Mandiri, Hery Gunardi menjelaskan, kantor yang berlokasi di Palembang KM 5 itu akan melayani masyarakat di wilayah Palembang dan sekitarnya.

”kami ingin menjangkau pasar-pasar dan masyarakat di daerah yang lebih luas. Selain peningkatan bisnis, Pembukaan kantor ini tentu dapat mendukung upaya kami untuk membuka akses perbankan bagi masyarakat maupun pelaku usaha mikro di berbagai wilayah Tanah Air,” katanya dikutip dalam keterangan resmi, Kamis (11/12/2014).

Jaringan Mandiri Mitra Usaha melayani nasabah segmen mikro yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. jaringan tersebut terdiri dari 12 Micro Business District Center (MBDC), 155 Micro Business Cluster (MBC), 875 KCP MMU, 1.127 Unit MMU, 717 Kios MMU, 13 Sentra KSM dan jaringan terkini yang dimiliki oleh Bank Mandiri adalah layanan Mobil Mitra Usaha (MobilMU).

Bank Mandiri, lanjut Hery, diharapkan sampai dengan akhir tahun 2014 akan menyalurkan pembiayaan ke sektor usaha mikro sebesar Rp 37 triliun. Jumlah tersebut tumbuh 37 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Sementara jumlah nasabah tabungan mikro Bank Mandiri hingga Oktober tahun 2014 sudah mencapai 1,9 juta nasabah tabungan.

Di wilayah Sumatera bagian Selatan, Bank Mandiri telah menyalurkan kredit mikro sebesar Rp 1,44 Triliun sampai Oktober 2014. Jumlah itu naik sekitar 34 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2013 yang sebesar Rp 1,07 Triliun.

Bank pelat merah tersebut menargetkan sampai dengan 2020, jaringan Mandiri Mitra Usaha bisa mencapai 4.300 jaringan. (Gdn)


Source: liputan6.com
BI Rate Diprediksi Tetap 7,75%

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) hari ini kembali mengadakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulanan. Ini merupakan RDG pertama paska BI mengadakan RDG tambahan pasca kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi lalu.

Pengamat Ekonomi, Toni Prasetyantono memperkirakan dalam RDG kali ini tidak akan menghasilkan keputusan yang signifikan dengan suku bunga acuan (BI rate) diperkirakan akan tetap di level 7,75 persen.

"‎Alasannya itu pertama, inflasi terkendali. Meski ada kenaikan harga BBM, inflasi November hanya 1,5 persen," kata Toni saat berbincang dengan Liputan6.com, Kamis (11/12/2014).

Dia memperkirakan untuk inflasi bulan Desember juga akan berkisar di angka 1,5 persen. Dengan demikian inflasi tahunan akan berada di 7,2 persen, lebih rendah dari prediksi BI di 7,7 persen.

Sementara itu, alasan keduanya yaitu terkait pelemahan rupiah. Dia menilai pelemahan rupiah yang lebih disebabkan pengaruh menguatnya ekonomi AS, tidak akan bisa diatasi dengan menaikkan BI rate kembali.

‎"Ini masih cukup dihadapi dgn level BI rate saat ini 7,75 persen," jelas dia.

Sementara itu, ekonom lainnya, Aviliani mengungkapkan keputusan BI untuk menaikkan BI rate pasca pengumuman kenaikan harga BBM bersubsidi dinilai sangat tepat. Hal itu menjadi salah satu alasan dalam RDG kali ini BI rate diperkirakannya juga tidak akan bergeming.

"BI Rate tetap, karena inflasi sudah cukup terkendali," katanya. (Yas/Ndw)


Source: liputan6.com
BI Tahan Bunga Acuan di Level 7,75%

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate) di level 7,75 persen setelah pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang dilaksanakan pada 18 November kemarin, Bank Sentral telah menaikkan BI Rate sebesar 25 basis poin.

Selain itu, bank sentral juga menahan dengan suku bunga Lending Facility di level 8 persen  dan suku bunga Deposit Facility di level 5,75 persen.

Direktur Departemen Komunikasi BI, Peter Jacob menjelaskan, langkah Bank Indonesia menahan suku bunga acuan karena sebelumnya mereka telah memperkuat bauran kebijakan dalam merespon reformasi subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang ditempuh oleh pemerintah.

"Tingkat suku bunga tersebut masih konsisten dengan upaya untuk mengendalikan inflasi jangka pendek paska kebijakan realokasi subsidi BBM untuk kembali menuju ke kisaran inflasi 4 persen di 2015," jelasnya, di Jakarta, Kamis (11/12/2014).

Bank Indonesia menilai bahwa kebijakan stabilisasi ekonomi yang ditempuh selama ini mampu menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan serta mendukung proses penyesuaian ekonomi ke arah yang lebih seimbang.

Sebelumnya, Pengamat Ekonomi, Toni Prasetyantono memperkirakan dalam RDG kali ini tidak akan menghasilkan keputusan yang signifikan dengan suku bunga acuan (BI rate) diperkirakan akan tetap di level 7,75 persen.

"‎Alasannya itu pertama, inflasi terkendali. Meski ada kenaikan harga BBM, inflasi November hanya 1,5 persen," kata Toni.

Dia memperkirakan untuk inflasi bulan Desember juga akan berkisar di angka 1,5 persen. Dengan demikian inflasi tahunan akan berada di 7,2 persen, lebih rendah dari prediksi BI di 7,7 persen.

Sementara itu, alasan keduanya yaitu terkait pelemahan rupiah. Dia menilai pelemahan rupiah yang lebih disebabkan pengaruh menguatnya ekonomi AS, tidak akan bisa diatasi dengan menaikkan BI rate kembali.

‎"Ini masih cukup dihadapi dgn level BI rate saat ini 7,75 persen," jelas dia. (Yas/Ndw)


Source: liputan6.com
Dividen Susut, Bank Mandiri Baru Butuh Suntikan Modal di 2020

Liputan6.com, Jakarta Rencana penurunan setoran dividen yang ditetapkan pemerintah dari 30 persen menjadi 20 persen diprediksi akan memberikan manfaat bagi PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).

Sebab diprediksi penurunan setoran dividen  membuat bank ini baru membutuhkan suntikan modal pada 2020. Pasalnya penurunan setoran dividen ini akan menjaga likuiditas perseroan.

Ini diungkapkan Pahala N Mansyuri, Direktur Keuangan dan Perencanaan Strategi Bank Mandiri saat Training Wartawan di Bukit Tinggi Sumatera Barat, Kamis (11/12/2014).

 "Tapi, kalau dividen diminta 30% kami estimasi kebutuhan suntikan modal akan lebih cepat, sekitar 2018-2019," ungkap dia.

Menurut dia penurunan dividen akan membuat CAR perusahaan tetap terjaga. Hingga akhir tahun ini CAR Bank Mandiri dikatakan akan berada pada kisaran 16 persen.

Adapun seiring penerapan Basel III Bank Mandiri tetap akan menjaga CAR-nya pada kisaran 16 persen-16,5 persen hingga akhir tahun depan dengan berbagai cara.

Selain itu Pahala juga mengungkapkan jika Bank Mandiri berniat mencari pendanaan bilateral dari sejumlah bank asing sebesar Rp 1,7 triliun. Tahun ini, Bank Mandiri telah mendapatkan pinjaman dari bank asing Rp 2,3 triliun.

Tanpa menyebutkan detail dia mengaku sudah ada beberapa bank asing yang berminat. Saya tidak bisa sebut identitasnya, pokoknya ada beberapa bank," ungkap dia. Rencananya Bank Mandiri menargetkan pendanaan bilateral dari bank asing Rp 4 triliun.(Nrm)


Source: liputan6.com