Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menilai nilai tukar rupiah melemah yang terjadi dalam beberapa hari ini masih sesuai kondisi fundamental baik yang ada di dalam negeri maupun luar negeri.
Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo mengklaim meski melemah, rupiah masih yang terbaik jika dibandingkan dengan negara-negara di tetangga.
Menurut Agus, secara umum, jika dilihat pada kondisi global hingga kemarin, bahwa year to date (ytd) mata uang Jepang (yen) masih terdepresiasi hingga 15%.
"Sedangkan Malaysian ringgit 6%. Nah mata uang kita di Indonesia cuma 1,5%. Jadi secara umum kita itu masih sejalan dengan kondisi regional dan bahkan tidak sedalam kondisi negara-negara lain," kata Agus di Gedung Bank Indonesia, Rabu (10/12/2014).
Hingga saat ini, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap Dolar AS masih berkutat di kisaran 12.300. Namun begitu, angka tersebut dianggap Agus masih nyaman bagi kondisi Indonesia saat ini.
"BI nyaman dengan kondisi ini dan BI mengantisipasi kondisi yang mungkin akan juga lebih perlu kita waspadai karena memang ada satu tren menguatnya nilai tukar dolar dan ada trend tingkat bunga dolar akan meningkat," tegas dia.
Data valuta asing Bloomberg, pada pembukaan Rabu pekan ini, rupiah berada di level Rp 12.344 per dolar Amerika Serikat (AS), menguat dibanding pembukaan sehari sebelumnya yang ada di level Rp 12.358 per dolar AS. Namun jika dibanding dengan penutupan kemarin, rupiah melemah.
Hingga siang, nilai tukar rupiah terus berkutat di level Rp 12.327 per dolar AS hingga Rp 12.357 per dolar AS.
Sementara kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI) menunjukkan nilai tukar rupiah menguat tipis sebesar 11 poin menjadi Rp 12.333 per dolar AS dari Rp 12.347 per dolar AS. (Yas/Ahm)
Source: liputan6.com