Prev Desember 2014 Next
Ming Sen Sel Rab Kam Jum Sab
30 01 02 03 04 05 06
07 08 09 10 11 12 13
14 15 16 17 18 19 20
21 22 23 24 25 26 27
28 29 30 31 01 02 03
04 05 06 07 08 09 10
Berita Kurs Dollar pada hari Selasa, 09 Desember 2014
Rupiah Merosot, Cermati Delapan Saham Pilihan

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan melemah pada perdagangan saham Selasa (9/12/2014). Pergerakan nilai tukar rupiah masih mempengaruhi laju IHSG.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya menuturkan, saat ini IHSG sedang menguji level support 5.121 sedangkan target resistance di level 5.229. IHSG masih dalam berada di jalur uptren untuk jangka menengah.

"IHSG mengalami koreksi sehat di dalam perjalan uptren jangka pendeknya. Level support 5.121 sedang diuji kekuatannya. Aliran dana investor asing yang keluar masih dalam batasan normal di kala terjadinya tekanan terhadap nilai tukar rupiah," ujar William dalam ulasannya, Selasa (9/12/2014).

William memperkirakan, IHSG masih berpeluang kembali positif untuk melakukan technical rebound pada perdagangan saham Selasa pekan ini.
Dalam riset PT Sinarmas Sekuritas menyebutkan, IHSG akan melemah di kisaran 5.110-5.160. Sejumlah sentimen yang mempengaruhi IHSG antara lain dari pasar Eropa dipengaruhi oleh pertimbangan akan penambahan stimulus moneter oleh bank sentral Eropa.

Sedangkan dari dalam negeri, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah pada perdagangan saham Senin pekan ini. Rupiah melemah diperkirakan dapat mempengaruhi laju IHSG.

Analis PT HD Capital Tbk, Yuganur WIdjanarko mengingatkan keadaan IHSG yang jenuh beli dan penguatan dolar berdampak terhadap potensi rupiah yang melemah. Dua faktor tersebut patut diwaspadai karena memicu kelanjutan koreksi di IHSG. Yuganur merekomendasikan akumulasi beli saham bila terjadi koreksi IHSG.

"IHSG akan berada di level support 5.109-5.030 dan resistance 5.185-5.251," ujar Yuganur.

Rekomendasi Saham

Yuganur memilih akumulasi empat saham untuk dicermati pelaku pasar. Empat saham itu antara lain saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Panin Tbk (PNBN), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (PNBN), dan PT Holcim Tbk (SMCB).

Sedangkan William menuturkan, ada sejumlah saham yang dapat dicermati antara lain saham PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), dan PT Astra International Tbk (ASII).

Rekomendasi Teknikal

Yuganur memilih saham PT Bank Mandiri Tbk untuk dicermati pelaku pasar. Koreksi untuk meredakan efek jenuh beli harian pasca kenaikan tajam selama lebih dari seminggu di saham PT Bank Mandiri Tbk dapat digunakan sebagai kesempatan membangun posisi medium term uptren.

"Rekomendasi beli dengan trading target Rp 10.625," kata Yuganur.

Ia memilih masuk saham Bank Mandiri di level pertama Rp 10.425, level kedua Rp 10.375, dan cut loss point Rp 10.275. (Ahm/)


Source: liputan6.com
Laju IHSG Dibayangi Rupiah

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan belum menggembirakan pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Pelemahan nilai rupiah membuat indeks saham akan kembali jatuh.

Analis PT MNC Securities, Reza Nugraha mengatakan, dengan nilai tukar rupiah melemah bahkan sampai tembus pada level Rp 12.400 per dollar Amerika membuat pelaku pasar berpikir ulang untuk akumulasi saham.

"Jadi kami lihat, memang saat ini dengan dolar sampai Rp 12.400 membuat tekanan investor real sudah melihatnya kondisi ini berisiko ke emiten kita dan melakukan pelepasan," kata dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Selasa (9/12/2014).

Dia memaparkan, hal ini juga ditambah pelaku pasar telah jenuh untuk melakukan aksi beli karena beberapa sektor seperti konstruksi telah mengalami kenaikan cukup tinggi.

Peluang menguat pun semakin menipis lantaran dari dalam negeri pun tak ada berita yang positif. Untuk perdagangan saham kali ini, Reza memprediksi IHSG bergerak pada level support 5.090 dan resistance pada level 5.170.

Reza merekomendasikan beli ketika melemah (buy on weakness) untuk saham PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON), PT PP Tbk (PTPP), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Unilever Indonesia tbk (UNVR). (Amd/Ahm)


Source: liputan6.com
Cerita Bos Mandiri Soal Dua Wanita Dalam Hidupnya

Liputan6.com, Jakarta - Dalam acara Women C Leadership Summit, Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk, Budi Gunadi Sadikin buka-bukaan soal kedekatannya dengan dua perempuan. Jangan salah sangka, dua wanita itu adalah sang nenek dan putrinya.

Budi menceritakan kehidupan pribadinya yang sangat dekat dengan sang nenek. Diakuinya, beliau sering mengajarkan tentang semangat, kerja keras dan mandiri.

"Paling saya ingat dari masa kecil saya adalah nenek. Dia mengajarkan saya tentang banyak hal mulai dari semangat, kerja keras dan ketahanan," ucap dia, Jakarta, Selasa (8/12/2014).

Wanita kedua yang sangat dekat dengan Budi adalah anak perempuannya. Sang putri merupakan lulusan dari Sekolah Bisnis di Bandung.

"Dia mengajari saya bedanya antara LINE, BlackBerry Messenger (BBM) dan Whatsapp (WA)," tutur dia diikuti tawa dari seluruh peserta diskusi.

Budi berkisah, sang istri pernah memberikan putrinya sebuah ponsel BB supaya bisa terjangkau karena tinggal terpisah antara Jakarta dan Bandung. Sayangnya, si anak justru tidak pernah mempergunakan BB tersebut sehingga orangtua kesulitan memantaunya.

Sampai akhirnya si Ibu memberikan ponsel lain, berupa iPhone dilengkapi dengan alat pendeteksi keberadaan anaknya.

"Tapi si anak tidak tahu, sementara anak saya yang cowok tahu. Nah dari sini ketahuan, anak perempuan saya lebih sering pakai LINE daripada BBM. Ternyata dia mengajarkan saya, kalau pakai SMS tandanya sudah tua, BBM untuk usia 40-an tahun, WA 20-30 tahun dan LINE di bawah 30 tahun. Jadi ngajarin nebak orang dari alat chating-nya," terang Budi. (Fik/Gdn)


Source: liputan6.com
Pengakuan Bos Mandiri Soal Menteri BUMN Rini Soemarno

Liputan6.com, Jakarta - Kehadiran Rini Soemarno sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sangat diapresiasi Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk Budi Gunadi Sadikin.

Kini, Budi harus mengikuti ritme kerja sang atasan yang bergerak sangat cepat guna memajukan dan membenahi perusahaan pelat merah.

Budi mengakui pertama kali dipimpin seorang Menteri BUMN wanita. "Untuk pertama kalinya bos saya perempuan, Rini Soemarno. Sayang beliau nggak bisa hadir di acara ini," katanya saat acara Women C Leadership Summit di Hotel Four Season, Jakarta, Selasa (8/12/2014).

Budi menuturkan, kebiasaannya bekerja cepat ternyata seiring seirama dengan sang atasan. Dia pun menceritakan kali pertama bertemu dengan Rini Soemarno saat di Istana Presiden beberapa waktu lalu.

"Ada yang bilang sama saya, kalau mau kerja cepat, perhatikan cara bos mu bekerja. Dan ternyata saat saya pertama kali bertemu bu Rini di Istana Presiden, beliau sangat cepat, jalan saja cepat sekali," ucap dia diikuti tepuk tangan riuh dari peserta.

Sementara di industri perbankan, lanjutnya, peran laki-laki sangat mendominasi dibandingkan perempuan. Dan itu terjadi di sebagian besar bank seluruh dunia. Namun Budi berbangga hati karena menempatkan dua perempuan dalam jajaran direksi di Bank Mandiri.

"Di Board Management kami, ada Bu Siska seorang nenek dengan rambut warna warni serta Bu Riyani menggunakan hijab. Sangat berbeda sekali gaya mereka berdua," tambahnya.

Menurut dia, ada sekira enam sampai tujuh Senior Vice President wanita di Bank Mandiri. Para perempuan ini, sambung Budi, mengajarkan banyak hal tentang bersikap dengan bawahan.

"Laki-laki biasanya ingin cepat-cepat mengambil keputusan, menyuruh pun dengan nada keras. Mereka bilang, jangan terlalu kerjas, cepat dan tegas ngomongnya. Orang bisa menangis jika diperlakukan begitu," terangnya.

Kaum hawa, diakui Budi dapat menjadi penyeimbang dirinya dalam mengelola perusahaan besar sekelas Bank Mandiri.(Fik/Nrm)


Source: liputan6.com
Meskipun Mampu Menguat, Rupiah Masih di Bawah 12.300

Liputan6.com, Jakarta - Rupiah mampu menguat pada hari ini meskipun sangat terbatas. Penguatan tersebut terjadi karena Bank Indonesia terus melakukan intervensi agar volatilitas nilai tukar tidak terlalu besar.

Data valuta asing Bloomberg, Selasa (9/12/2014) mencatat rupiah mampu menguat namun masih berada di bawah level Rp 12.300 per dolar Amerika Serikat (AS).

Pada pembukaan, nilai tukar rupiah tercatat menguat ke level Rp 12.358 per dolar AS dibanding dengan penutupan sehari sebelumnya yang ada di level Rp 12.389 per dolar AS.

Hingga siang, nilai tukar rupiah terus berkutat di level Rp 12.340 per dolar AS hingga Rp 12369 per dolar AS.

Sementara kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI) menunjukkan nilai tukar rupiah menguat tipis sebesar 5 poin menjadi Rp 12.347 per dolar AS dari Rp 12.352 per dolar AS.

Ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta menjelaskan, kemarin, nilai tukar rupiah terpuruk cukup dalam bersama dengan mata uang asia lainnya.

Pelemahan mata uang di Asia tersebut karena dolar Indeks mampu menguat karena data tenaga kerja di Amerika mengalami perbaikan jauh dari perkiraan para analis.

Sedangkan untuk hari ini, rupiah mampu menguat karena Bank Indonesia sepertinya tak ingin pelemahan rupiah terlalu jauh.

"Bank Indonesia menyatakan terus akan melakukan intervensi di pasar valuta asing dan terlihat intensitasnya semakin besar," tuturnya.

Pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi oleh Bank Dunia kemungkinan besar akan semakin memberikan tekanan kepada rupiah.

"Namun dengan dolar indeks yang turun pada hari ini kemungkinan besar pelemahan rupiah berpeluang tertahan," pungkasnya. (Gdn)


Source: liputan6.com
Bos Mandiri Minta Dividen Dikurangi Jadi 25%

Liputan6.com, Jakarta - Rencana pengurangan dividen oleh pemerintah ditanggapi positif PT Bank Mandiri Tbk. Perbankan pelat merah tersebut berharap dividen setiap tahunnya bisa turun ke level yang lebih rendah sebesar 25 persen dari sebelumnya.

Direktur Utama Bank Mandiri, Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, pihaknya telah menggelar diskusi dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terkait pengurangan dividen.

"Kalau dividen Rp 1 triliun untuk pemerintah, kan masuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan pasti anggaran tersebut sebesar 60 persen dialokasikan untuk gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan subsidi," ujar dia usai acara Women C Leadership Summit di Jakarta, Selasa (9/12/2014).

Sementara jika dividen tertahan di perusahaan tersebut, kata Budi, uang ini akan membesar menjadi Rp 10 triliun kredit dengan asumsi CAR 10 persen. Sedangkan bila CAR 8 persen, maka dividen Rp 1 triliun itu bakal membengkak menjadi Rp 12 triliun.

"Dengan Rp 10 triliun atau Rp 12 triliun kredit itu bisa digunakan buat bangun pelabuhan, jalan, listrik, jembatan, dan sebagainya. Makanya Ibu Menteri (Rini Soemarno) mengarahkan ke lebih produktif daripada habis buat bayar gaji," terang dia.

Menurut Budi, dividen yang pas agar tidak menggerus kesehatan keuangan perseroan sebesar 25 persen. Selama ini, Bank Mandiri menyetor dividen sekira 30 persen setiap tahun dari total laba bersih.

"Diturunkan dividennya 25 persen. Sekarang kan 30 persen, jadi kalau turun 20 persen sampai 25 persen, akan sangat bagus. Paling tinggi 30 persen, pernah turun 20 persen, tapi naik lagi pas di DPR. Untuk itu mesti mendidik teman-teman di DPR ," tuturnya.

Lebih jauh kata Budi, perusahaan pelat merah tetap harus berkontribusi terhadap negara melalui dividen. Pasalnya pemerintah membutuhkan ruang fiskal lebih besar untuk menjalankan program-programnya. (Fik/Gdn)


Source: liputan6.com
Bank Mandiri Siap Biayai Proyek Jokowi

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Mandiri Tbk menyatakan kesiapan untuk membiayai proyek Joko Widodo (Jokowi) mulai dari pembangkit listrik, jalan tol hingga pelabuhan. Ini merupakan arahan dari Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Soemarno.

Direktur Utama Bank Mandiri, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pihaknya telah diminta langsung oleh Menteri BUMN untuk ikut berkontribusi dalam proyek pembangunan infrastruktur.

"Sudah diminta sama Ibu (Rini Soemarno) untuk mempersiapkan (pendanaan) bangun pembangkit listrik 35 ribu megawatt (Mw), 24 pelabuhan dalam rangka tol laut, membangun 500 kilometer jalan tol, transmision line untuk PLN di Sumatera," kata dia di Jakarta, Selasa (9/12/2014).

Dia menerangkan, perseroan tengah mengkaji rencana pembiayaan proyek-proyek pembangunan infrastruktur. Sayangnya dia masih belum menghitung pembiayaan infrastruktur untuk tahun depan.

"Perbankan saat ini dari sisi capital dan likuiditas sekarang ketat. Jadi kami sedang menyiapkan ada ide nggak untuk adress isu permodalan dan likuditas. Tapi permodalan yang sudah dibantu Ibu soal dividen (pengurangan) itu," terang dia.

Terkait pendirian Bank Pembangunan Asia oleh sejumlah negara, Bank Mandiri mampu berperan serta dalam menyediakan pembiayaan lokal (local funding).

"Pasti kan butuh partner yang bisa memberikan local funding karena pada umumnya funding mereka (negara lain) non rupiah. Padahal untuk bangun infrastrktur di sini, biayanya perlu banyak rupiah. Nggak mungkin kan bayar kontraktor dalam remimbi," tukas Budi.


Source: liputan6.com
Bos Mandiri Usul Transfer Uang di Bawah Rp 100 Juta Pakai Kliring

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) telah mengeluarkan aturan baru transfer uang di bawah Rp 100 juta tak lagi menggunakan sistem BI Real Time Gross Settlement (RTGS). Kebijakan ini mendapat tanggapan dari pelaku perbankan.

Bank lebih merekomendasikan transfer uang dengan nominal tersebut menggunakan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI).

"Sebenarnya pakai kliring nyampainya juga cepat. Kalau pakai sistem RTGS akan lebih berat, jadi bisa lebih lama sampainya. Ini yang mau diseimbangkan BI, antara RTGS dan SKNBI," ujar Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk, Budi Gunadi Sadikin, di Jakarta, Selasa (9/12/2014).

Secara teknologi, kata Budi, sistem kliring dapat mentransfer uang dalam waktu cepat. Transaksi bisa dilakukan dalam sehari saja. "Di luar transaksi lewat BI, via jaringan ATM juga bisa misalnya transfer antara bank satu dengan yang lain. Walaupun jumlahnya cuma Rp 100 juta, lumayan lho," pungkas Budi.

Sekadar informasi, transfer uang di bawah Rp 100 juta antar bank kini akan menggunakan SKNBI yang akan diproses setiap dua jam. BI beralasan, penggunaan SKNBI sangat murah.

Tujuan lainnya untuk menyeimbangkan penggunaan infrastruktur sistem pembayaran BI. Kebijakan nominal transaksi BI RTGS untuk nasabah bank bertujuan meningkatkan efisiensi biaya transaksi yang harus dibayarkan nasabah. Aturan tak lagi pakai RTGS tercantum dalam SE No 16/18/DPSP tanggal 28 November 2014. Kebijakan ini mulai berlaku 15 Desember 2014. (Fik/Ahm)


Source: liputan6.com
Sudah Cukup Tinggi, BI Rate Diharapkan Tak Naik Lagi

Liputan6.com, Jakarta - Ekonom memperkirakan Bank Indonesia tidak akan menaikkan suku bunga acuan (BI Rate) dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang akan dilaksanakan pada Kamis (11/12/2014) depan. Posisi BI Rate yang berada di level 7,75 persen dianggap sudah terlalu tinggi.

Ekonom PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) A Prasetyantoko menjelaskan, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, seharusnya Bank Indonesia tidak menaikkan suku bunga acuan. Namun setelah pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi pada pertengahan November lalu, mau tidak mau BI harus menaikkan BI Rate.

"Ini kan BI rate memitigasi banyak persoalan. BI mendahului ekspektasi investor sehingga menaikkan 25 basis poin. Kemarin udah naik menyusul kenaikan BBM, tidak perlu naikan naik lagi, karena terlalu gede," kata dia di Jakarta, Selasa (9/12/2014).

Prasetyantoko pun melanjutkan, dalam RDG pada kamis depan, BI juga tidak bisa menurunkan BI Rate karena terdapat risiko yang cukup besar. "Kalau diturunin belum mungkin, kalau diturunin portofolio investor pergi, ekspektasinya bereaksi negatif," ujarnya.

Untuk diketahui, pada RDG mingguan yang diadakan pada Selasa (18/12/2014), BI memutuskan untuk menaikkan BI Rate sebesar 25 basis poin dari 7,5 persen menjadi 7,75 persen.

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan kenaikan harga BBM subsidi diperkirakan membuat sasaran inflasi di kisaran 4,5 persen untuk tahun ini dan 4 persen di tahun depan akan meleset. Oleh karena itu BI menahan laju inflasi dengan menaikan BI rate.

"Kenaikan tersebut untuk menjaga ekspektasi inflasi agar tetap terkendali akibat kenaikan BBM subsidi," kata dia.

Selain menaikan BI rate, BI juga menaikan suku bunga Lending Facility sebesar 50 basis poin menjadi 8 persen. Sedangkan untuk suku bunga Deposit Fasility tetap di 5,75 persen. (Amd/Gdn)


Source: liputan6.com