Prev Desember 2014 Next
Ming Sen Sel Rab Kam Jum Sab
30 01 02 03 04 05 06
07 08 09 10 11 12 13
14 15 16 17 18 19 20
21 22 23 24 25 26 27
28 29 30 31 01 02 03
04 05 06 07 08 09 10
Berita Kurs Dollar pada hari Kamis, 04 Desember 2014
Rupiah Masih Betah di 12.300 per Dolar AS

Liputan6.com, Jakarta - Tak henti-henti, penguatan dolar Amerika Serikat (AS) terus menekan mata uang negara lain termasuk juga rupiah. Hari ini, nilai tukar rupiah terus berada di bawah Rp 12.300 per dolar AS.

Data valuta asing Bloomberg, Kamis (4/12/2014), menunjukkan nilai tukar rupiah dibuka melemah ke level 12.310 per dolar AS. Nilai tukar rupiah sempat menyentuh level 12.337 per dolar AS pada perdagangan pukul 10:29 waktu Jakarta.

Hingga menjelang siang, nilai tukar rupiah terus berfluktuasi dan berada di kisaran Rp 12.309 per dolar AS hingga Rp 12.337 per dolar AS.

Sementara kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia menunjukkan nilai tukar rupiah hari ini terkoreksi 23 poin ke level Rp 12.318 per dolar AS.

Ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia, Rangga Cipta mengungkapkan, dolar Amerika Serikat terus mengalami penguatan beberapa minggu terakhir karena adanya ekspektasi bahwa perekonomian di Amerika terus mengalami perbaikan.

Semula, banyak pihak memperkirakan bahwa Amerika akan mengalami kemunduran pertumbuhan ekonomi. Tetapi pada kenyataannya, beberapa data ekonomi yang keluar menunjukkan bahwa perekonomian negara tersebut masih tumbuh lebih baik jika dibanding dengan negara maju lainnya.

Rangga pun mengungkapkan, sebenarnya pelemahan rupiah cukup dalam, tetapi karena Bank Indonesia melakukan intervensi maka kejatuhan rupiah tak terlalu dalam.

"Nilai tukar rupiah masih akan mengalami tekanan ke depannya, meskipun memang ruangnya semakin terbatas," tutur Rangga.(Gdn)


Source: liputan6.com
Pengamat : Rupiah Tembus Rp 12.300 Sudah Lampu Merah
Nilai tukar rupiah terus merosot terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pelemahannya bahkan sudah menembus level Rp 12.318 per dolar AS.
Source: liputan6.com
Negara Lain Bergembira Harga Minyak Turun, RI Malah Amburadul

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah harga minyak mentah di pasar internasional yang anjlok, Indonesia justru mengambil kebijakan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Alasannya satu, karena nilai tukar rupiah saat ini menjadi sumber penyakit dari permasalahan tersebut.

Pernyataan ini ditegaskan Pengamat Valas, Farial Anwar. Menurut dia, pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi karena kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus merosot. Sementara harga minyak dunia sedang turun drastis ke level US$ 67 per barel.

"Rupiah penyakitnya. Coba kurs tetap Rp 9.600 per dolar AS, tidak perlu kita naikkan harga subsidi BBM. Harusnya kita menikmati, seperti negara lain yang bergembira karena harga minyak turun. Tapi kita malah bermasalah," ujar dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Kamis (4/12/2014).

Nilai tukar Rupiah melemah, kata Farial, sangat drastis karena sudah bergerak level Rp 12.318 per dolar AS. Kondisi ini, keluh Farial, hanya membuat masyarakat menderita.

"Apa benar mata uang seperti ini, karena manfaatnya nggak ada. Bikin menderita, mau berganti siapa saja pemerintahnya tetap saja seperti ini. Amburadul karena nggak pernah bisa diperbaiki pemerintah dan Bank Indonesia (BI)," terangnya.

Dirinya menilai, BI telah mengeluarkan kebijakan atau intervensi untuk menstabilkan nilai tukar rupiah. Namun pada pelaksanaannya tak berjalan dengan baik. "Karena pelemahan ini dianggap normal, padahal nggak benar itu. Ini sangat penting, sebab bisa mengganggu perekonomian kita," tegas Farial. (Fik/Ahm)


Source: liputan6.com