Prev Agustus 2014 Next
Ming Sen Sel Rab Kam Jum Sab
27 28 29 30 31 01 02
03 04 05 06 07 08 09
10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23
24 25 26 27 28 29 30
31 01 02 03 04 05 06
Berita Kurs Dollar pada hari Selasa, 26 Agustus 2014
Minim Sentimen, Rupiah Tak Banyak Bergerak

Liputan6.com, Jakarta - Melanjutkan pelemahan pada perdagangan sebelumnya, rupiah tercatat tak banyak menunjukkan pergerakan berarti. Usai Jokowi Efek luntur, kini pergerakan rupiah kembali mengacu pada sejumlah faktor fundamental ekonomi dan faktor psikologis secara regional.

Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI), Selasa (26/8/2014), bahkan menunjukkan rupiah hanya terkoreksi satu poin ke level 11.715 pada perdagangan hari ini.

Sementara data valuta asing (valas) Bloomberg menunjukkan nilai tukar rupiah masih berkutat di kisaran 11.707 - 11.730 per dolar AS hingga perdagangan pukul 10:50 waktu Jakarta. Sebelumnya, rupiah dibuka melemah sebanyak delapan poin di level 11.722 per dolar AS.

Ekonom Standard Chartered Eric Alexander Sugandi menilai, saat ini nilai tukar rupiah banyak dipengaruhi sentimen regional seperti kebijakan harga properti di China maupun adanya konflik geopolitik.

Sementara itu, faktor lain datang juga dari sejumlah petunjuk bahwa Gubernur Bank Sentral AS (The Fed) Janet Yellen akan menaikkan suku bunganya dalam waktu dekat.

"Tanda-tanda yang disebutkan Yellen memang sedikit mempengaruhi rupiah tapi kan di sana kurs dolar pun belum begitu baik. Ini hanya faktor-faktor psikologis yang akan berlangsung harian, tak akan lama," ungkap Eric saat dihubungi Liputan6.com.

Dia juga menerangkan, para pelaku pasar akan beralih dan fokus pada faktor-faktor fundamental ekonomi seperti defisit transaksi berjalan yang kini masih bengkak.

Sementara berbicara mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia, para pelaku pasar dinilai sudah memiliki prediksi langkah antisipasi masing-masing.

Hingga akhir September, Eric menilai rupiah tidak akan bergerak signifikan. "Yang jelas penguatan rupiah tak akan terlalu tajam, pelemahan ada tapi hanya sebentar. Rupiah masih akan berada di kisaran Rp 11.700 hingga akhir bulan depan," tandasnya. (Sis/Nrm)

 

(Nurmayanti)


Source: liputan6.com
Dana Asing Tunjang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Liputan6.com, Jakarta - Ekonom Global Market PT Bank Permata Tbk , Joshua Pardede mengaku optimis pasca pemilihan umum presiden, perekonomian nasional akan membaik. Hal ini ditunjang oleh dana asing yang bakal masuk ke Tanah Air.

Menurut Joshua, yang menjadi daya tarik para invetor adalah harapan pertumbuhan ekonomi yang bakal membaik mulai kuartal III dan kuartal IV di tahun ini dengan adanya pemerintahan baru.

"Gross Domestic Bruto (GDP) kuartal I dan II melambat, optimis di kuartal III akan meningkat di atas 5 persen," kata dia di Jakarta, Selasa (26/8/2014).

Dia mengatakan, sinyal pertumbuhan ekonomi yang tinggi tersebut melihat perkembangan dari rupiah dan gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Dia menerangkan, semester II tahun 2013 rupiah terkoreksi bahkan sampai mencapai level Rp 12 ribu terhadap dollar Amerika. Lalu, IHSG pada Juni 2013 sempat menyentuh 5.200 namun akibat pengurangan stimulus The Fed  IHSG anjlok ke level 4.200 pada Desember 2013.

"Saat ini IHSG dan rupiah baik, IHSG 5.000 tidak jauh dari fundamental dan nilai tukar Rp 11.400 sampai Rp 11.800," lanjutnya.

Namun demikian, terangnya saat ini para investor asing belum menunjukan performanya. Pasalnya, mereka sedang menunggu susunan kabinet pemerintah baru.

"Saat ini investor masih wait and see karena melihat siapa menduduki jabatan apa," tutur dia. (Amd/Gdn)


*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!

(Arthur Gideon)


Source: liputan6.com