Prev Agustus 2014 Next
Ming Sen Sel Rab Kam Jum Sab
27 28 29 30 31 01 02
03 04 05 06 07 08 09
10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23
24 25 26 27 28 29 30
31 01 02 03 04 05 06
Berita Kurs Dollar pada hari Kamis, 21 Agustus 2014
Pasar Galau Menanti Putusan MK, Rupiah Bakal Terkapar

Liputan6.com, Jakarta - Ekonom memperkirakan nilai tukar rupiah akan melanjutkan pelemahan terimbas kekhawatiran pelaku pasar akan hasil putusan Mahkamah Konstitusi akan hasil sengketa pemilihan presiden.

Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), Ryan Kiryanto memperkirakan, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bakal melanjutkan pelemahannya hari ini (21/8/2014).

"Saya kira kurs rupiah terhadap dolar AS masih akan melemah hari ini," ungkap dia kepada Liputan6.com di Jakarta. Ryan memproyeksikan, nilai tukar rupiah akan terdepresiasi dan berada pada rentang Rp 11.800 per dolas AS hingga Rp 11.900 per dolar AS.

Lebih jauh dia mengatakan, penyebab pelemahan kurs rupiah karena pelaku pasar masih menanti keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait hasil sidang gugatan pelaksanaan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014. Rencananya MK bakal mengumumkannya pada hari ini.

"Pelaku pasar khawatir, lalu main aman dengan melepas rupiah dan mengoleksi dolar AS. Pelemahan rupiah terjadi sampai keputusan MK bisa diterima semua pihak sehingga kestabilan politik tercipta," cetusnya.

Menurut dia, perkiraan melemahnya kurs rupiah lebih banyak didominasi karena ketidakpastian menjelang keputusan MK atas sengketa Pilpres. "Sedangkan sentimen globalnya belum ada," imbuh Ryan.

Pada penutupan perdagangan kemarin (20/8/2014), kurs rupiah merosot 26 poin ke level Rp 11.705 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp 11.679 per dolar AS menurut data Bloomberg.

Sedangkan berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar (Jisdor) Bank Indonesia, posisi rupiah melemah 25 poin menjadi Rp 11.707 per dolar AS di hari kemarin. Sementara sehari sebelumnya, kurs rupiah ditutup di level Rp 11.682 per dolar AS. (Fik/Gdn)

(Arthur Gideon)


Source: liputan6.com
Jelang Putusan Sidang MK, Rupiah Melemah

Liputan6.com, Jakarta Mahkamah Konstitusi (MK) dijadwalkan mengumumkan hasil putusan sidang sengketa pemilihan presiden hari ini pukul 14.00 WIB. Menjelang pengumuman putusan MK tersebut, nilai tukar rupiah tercatat semakin lesu.

Data valuta asing Bloomberg, Kamis (21/8/2014) menunjukkan nilai tukar rupiah dibuka melemah di level Rp 11.725 per dolar AS. Rupiah juga sempat menyentuh level Rp 11.731 per dolar AS di awal sesi perdagangan.

Sementara kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menunjukkan nilai tukar rupiah mengalami koreksi sebanyak 10 poin ke level Rp 11.717 per dolar AS.

Demi mengamankan hasil putusan MK, pihak kepolisian telah menurunkan sekitar 29 ribu personel yang tersebar di seluruh penjuru Ibu Kota. Memastikan proses transisi pemerintahan yang aman sangat penting bagi Indonesia guna meyakinkan para investor bahwa proses pemilihan ini tak akan menganggu pertumbuhan ekonomi di Tanah Air.

"Sejauh ini kami melihat adanya reaksi positif di pasar untuk berbagai kabar baik mengenai pemilihan presiden dan Jokowi. Jika ada pemilihan ulang, ketidakpastian akan menyebabkan sedikit koreksi di pasar," ungkap ekonom DBS Group Holdings Ltd Gundy Cahyadi di Singapura.

Sejak awal tahun, rupiah tercatat telah menguat sebesar 3,9 persen, yang terkuat di antara mata uang negara-negara Asia lain. Tapi terjadi perubahan nilai tukar sejak 9 Juli menyusul kekhawatiran para investor menghadapi tantangan politik di Indonesia.

Kepala Ekonom PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI), Ryan Kiryanto menambahkan, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bakal melanjutkan pelemahannya.

"Saya kira kurs rupiah terhadap dolar AS masih akan melemah hari ini," ungkap dia kepada Liputan6.com di Jakarta. Ryan memproyeksikan, nilai tukar rupiah akan terdepresiasi dan berada pada rentang Rp 11.800-Rp 11.900 per dolar AS.

"Pelaku pasar khawatir, lalu main aman dengan melepas rupiah dan mengoleksi dolar AS. Pelemahan rupiah terjadi sampai keputusan MK bisa diterima semua pihak sehingga kestabilan politik tercipta," lanjutnya.

Menurut dia, perkiraan melemahnya kurs rupiah lebih banyak didominasi karena ketidakpastian menjelang keputusan MK atas sengketa Pilpres. "Sedangkan sentimen globalnya belum ada," imbuh Ryan. (Sis/Gdn)


*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!

(Arthur Gideon)


Source: liputan6.com
Kurs Rupiah Lesu Jelang Putusan MK, Ini Pembelaan Menkeu

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terkoreksi ke level Rp 11.717 menjelang pengumuman putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terkait sengketa pemilihan presiden (pilpres) pada Kamis (21/8/2014) ini. Namun Menteri Keuangan (Menkeu) Chatib Basri menepis pelemahan rupiah karena menunggu hasil sidang MK.

"Nggak lah. Mudah-mudahan sih nggak. Saya lihat market-nya stabil di Rp 11.600 per dolar AS, tapi kadang melemah jadi Rp 11.700, lalu balik lagi ke Rp 11.600," ucap Chatib kepada wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (21/8/2014).

Dia mengaku, kondisi rupiah saat ini tergolong stabil meskipun volatilitas masih terjadi. Hal tersebut, tak terlepas dari penyempitan defisit transaksi berjalan yang mencapai US$ 9,1 miliar.

"Jadi kalau dilihat sebetulnya sudah di-price in oleh pelaku pasar. Saya harap mestinya nggak ada apa-apa," cetus Chatib.

Data valuta asing Bloomberg hari ini menunjukkan nilai tukar rupiah dibuka melemah di level Rp 11.725 per dolar AS. Rupiah juga sempat menyentuh level Rp 11.731 per dolar AS di awal sesi perdagangan.

Sementara kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menunjukkan nilai tukar rupiah mengalami koreksi sebanyak 10 poin ke level Rp 11.717 per dolar AS. (Fik/Nrm)

 


* Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!

 

(Nurmayanti)


Source: liputan6.com
Rupiah Jeblok Karena Pelaku Pasar Tunggu Hasil Sidang MK

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo menyatakan pasar keuangan masih menunggu hasil sidang sengketa pemilihan presiden (pilpres) dari Mahkamah Konstitusi (MK). Hal ini menyebabkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terkoreksi hari ini.

"Terkait balance of payment, defisit transaksi berjalan, BI Rate sudah disampaikan, sekarang yang jadi perhatian pasar adalah keputusan MK. Apakah akan ada dampaknya ke market," ujarnya saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (21/8/2014).

Sementara pelaku pasar dunia, termasuk Indonesia, sambung Agus, sangat mewaspadai hasil rapat The Fed mengenai kepastian kenaikan tingkat suku bunga AS di tengah optimisme perbaikan ekonomi dunia pada tahun depan sebesar 3,8 persen.


Namun demikian, dia mengimbau agar pemerintah dan BI dapat merespon tekanan defisit transaksi berjalan akibat subsidi bahan bakar minyak (BBM). Beruntung, kondisi tersebut masih disokong dengan aliran investasi asing yang masuk ke Indonesia sehingga dapat menutup defisit tersebut.

"Isu defisit transaksi berjalan dan besarnya anggaran subsidi BBM perlu disikapi. Isu kedua yang perlu diperhatikan lagi adalah inflasi karena target inflasi 4,5 plus minus satu persen belum memperhitungkan kalau ada kenaikan harga BBM subsidi, penyesuaian tarif dasar listrik dan harga elpiji 12 kg," jelas Agus.

Isu ketiga, dia bilang, terkait fiskal karena anggaran subsidi BBM sudah membengkak, produksi minyak cenderung rendah, namun penerimaan negara mengalami penurunan.

"Dan isu keempat, mewaspadai perkembangan dari The Fed kalau kebijakan menaikkan suku bunga direspon negatif oleh pasar khususnya portfolio investment," pungkas Agus. (Fik/Ndw)

*Bagi Anda yang ingin mengikuti simulasi tes CPNS dengan sistem CAT online, Anda bisa mengaksesnya di Liputan6.com melalui simulasicat.liputan6.com. Selamat mencoba!

(Nurseffi Dwi Wahyuni)


Source: liputan6.com