Prev Agustus 2014 Next
Ming Sen Sel Rab Kam Jum Sab
27 28 29 30 31 01 02
03 04 05 06 07 08 09
10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23
24 25 26 27 28 29 30
31 01 02 03 04 05 06
Berita Kurs Dollar pada hari Senin, 18 Agustus 2014
Sentimen Global Mereda, Gerak Rupiah Mendatar

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah cenderung bergerak flat. Sentimen internal mendominasi laju nilai tukar rupiah terhadap dolar pada awal pekan ini.

Data valuta asing Bloomberg, Senin (18/8/2014), menunjukkan rupiah dibuka di kisaran Rp 11.677,50. Angka ini sama dengan penutupan pada akhir pekan lalu. Lalu gerak rupiah pun cenderung fluktuaktif.

Setelah bergerak flat, rupiah melemah ke level 11.689 per dolar Amerika Serikat (AS). Menjelang siang, nilai tukar rupiah pun kembali menguat ke level 11.675 per dolar AS lalu bergerak fluktuaktif.

Sementara itu, kurs rerefensi Jakarta Interbank Dollar Spot Rate menunjukkan nilai tukar rupiah menguat terbatas. Nilai tukar rupiah melemah 12 poin menjadi Rp 11.681 per dolar AS dari Jumat 15 Agustus 2014 di kisaran Rp 11.693 per dolar AS.

Ekonom PT Bank Central Asia Tbk, David Sumual menuturkan, ada sejumlah sentimen yang mempengaruhi laju rupiah pada awal pekan ini. Risiko geopolitik antara Ukraina dan Rusia mereda memberikan sentimen positif. Sisi lain, data konsumen Amerika Serikat belum membaik sehingga ada kemungkinan penarikan stimulus ditunda.

Adapun sentimen positif dari domestik yang mempengaruhi rupiah yaitu adanya harapan pelaku pasar terhadap pemerintahan baru untuk merevisi kebijakan subsidi bahan bakar minyak (BBM).

Meski demikian, rupiah cenderung menguat terbatas karena pelaku pasar sedang menunggu hasil keputusan mahkamah konstitusi pada 21 Agustus 2014.

"Ada kekhawatiran terutama menunggu pengumuman MK pada 21 Agustus 2014. Jadi pelaku pasar wait and see," kaat David, saat dihubungi Liputan6.com.

Sementara itu, Analis valas PT Bank Himpunan Saudara Tbk Rully Nova menilai, penguatan rupiah terbatas karena masih terjadi defisit neraca perdagangan sebesar US$ 305,1 juta pada Juni 2014. "Defisit neraca perdagangan ini yang membatasi penguatan rupiah ke depan," kata Rully.

Rully memperkirakan, rupiah akan bergerak di kisaran Rp 11.700 per dolar AS. Sedangkan David memproyeksikan, nilai tukar rupiah berada di kisaran Rp 11.600-Rp 11.700 per dolar AS dalam jangka pendek. (Ahm/)


Source: liputan6.com
Sentimen Global Mereda, Gerak Rupiah Naik Terbatas

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah cenderung bergerak flat. Sentimen internal mendominasi laju nilai tukar rupiah terhadap dolar pada awal pekan ini.

Data valuta asing Bloomberg, Senin (18/8/2014), menunjukkan rupiah dibuka di kisaran Rp 11.677,50. Angka ini sama dengan penutupan pada akhir pekan lalu. Lalu gerak rupiah pun cenderung fluktuaktif.

Setelah bergerak flat, rupiah melemah ke level 11.689 per dolar Amerika Serikat (AS). Menjelang siang, nilai tukar rupiah pun kembali menguat ke level 11.675 per dolar AS lalu bergerak fluktuaktif.

Sementara itu, kurs rerefensi Jakarta Interbank Dollar Spot Rate menunjukkan nilai tukar rupiah menguat terbatas. Nilai tukar rupiah melemah 12 poin menjadi Rp 11.681 per dolar AS dari Jumat 15 Agustus 2014 di kisaran Rp 11.693 per dolar AS.

Ekonom PT Bank Central Asia Tbk, David Sumual menuturkan, ada sejumlah sentimen yang mempengaruhi laju rupiah pada awal pekan ini. Risiko geopolitik antara Ukraina dan Rusia mereda memberikan sentimen positif. Sisi lain, data konsumen Amerika Serikat belum membaik sehingga ada kemungkinan penarikan stimulus ditunda.

Adapun sentimen positif dari domestik yang mempengaruhi rupiah yaitu adanya harapan pelaku pasar terhadap pemerintahan baru untuk merevisi kebijakan subsidi bahan bakar minyak (BBM).

Meski demikian, rupiah cenderung menguat terbatas karena pelaku pasar sedang menunggu hasil keputusan mahkamah konstitusi pada 21 Agustus 2014.

"Ada kekhawatiran terutama menunggu pengumuman MK pada 21 Agustus 2014. Jadi pelaku pasar wait and see," kata David, saat dihubungi Liputan6.com.

Sementara itu, Analis valas PT Bank Himpunan Saudara Tbk Rully Nova menilai, penguatan rupiah terbatas karena masih terjadi defisit neraca perdagangan sebesar US$ 305,1 juta pada Juni 2014. "Defisit neraca perdagangan ini yang membatasi penguatan rupiah ke depan," kata Rully.

Rully memperkirakan, rupiah akan bergerak di kisaran Rp 11.700 per dolar AS. Sedangkan David memproyeksikan, nilai tukar rupiah berada di kisaran Rp 11.600-Rp 11.700 per dolar AS dalam jangka pendek. (Ahm/)


Source: liputan6.com